- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
CEO Xiaomi: Saya bukan Steve Jobs-nya China
TS
gurpegui
CEO Xiaomi: Saya bukan Steve Jobs-nya China
agan-agan disini yang user smartphone Xiaomi asal negeri tirai bambu alias China, di negaranya sana Xiaomi begitu laris bahkan mengalahkan penjualan apple di China..dan tidak di China saja..produk terbaru Xiaomi, HongMi yang populer dengan sebutan "Red Rice" laku sebanyak 100.000 unit dalam waktu hanya 90 detik yang dijual secara online..nah udah pada tau smartphone Xiaomi siapa pendiri sekaligus CEO nya yang banyak majalah online bilang "Steve Jobs" nya Asia? nih gan namanya Lei Jun.
Menurut Lei Jun, menjadi Xiaomi bukanlah hal yang mudah.
Sejak awal mula Xiaomi berdiri, perusahaan tersebut telah sering dibandingkan dengan Apple dan Samsung. Perbandingan tersebut sayangnya tidak akurat, dan pada akhirnya menimbulkan reaksi balik dari Xiaomi.
Rabu lalu, di sebuah post di blog resmi berbahasa mandarin milik Xiaomi, CEO Xiaomi, Lei Jun, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap bagaimana berita dan pengguna media sosial menggambarkan perusahaan ini dan pemimpinnya. Meskipun Lei masih bisa menjaga ketenangannya, ia tidak sungkan memberitahukan perasaannya terhadap mereka yang mengkritiknya. Di antara semua isu, Lei mengarahkan perhatiannya kepada:
Media China yang menggunakan kata “baofahu” untuk menjelaskan Xiaomi (baofahu adalah istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan rakyat China kelas rendah yang kaya mendadak, dan cenderung angkuh setelah itu).
Jurnalis yang membuat kesan bahwa Xiaomi adalah perusahaan yang akan menjadi “Apple” atau “Samsung” di masa depan.
Pengguna yang tidak senang dengan beberapa keputusan pemasaran dan desain Xiaomi.
Semuanya memang omelan, dan kami telah menerjemahkan seluruh post tersebut di bawah.
Media China, seperti biasa, juga mengeluarkan tanggapan terhadap tulisan Lei dan mempertanyakan beberapa poin yang ia utarakan.
Karena kami kami tidak ingin terlibat dalam pertikaian tersebut dan ingin menghargai perasaan Lei, kami sebisa mungkin tidak menganalisa apa-apa. Tapi, satu hal yang pasti adalah, Anda menarik lebih banyak lebah dengan madu daripada dengan cuka, dan post seperti ini merupakan setetes cuka di dalam ember penuh madu milik Xiaomi.
Terakhir: berhenti menyebut Xiaomi sebagai Apple-nya China.
“Lei Jun mengatakan, ‘pengguna bukanlah Tuhan!’”
“Lei Jun mengatakan, ‘Xiaomi akan menggantikan Apple.’”
“The Wall Street Journal mengatakan, ‘Xiaomi adalah baofahu.’”
……
Sejujurnya, setiap kali saya melihat judul berita seperti itu, saya sangat tergoda untuk mengklik dan membacanya. Judul-judul seperti ini cenderung menyulut perdebatan di antara pembaca yang berjumlah sangat banyak. Tapi, sejujurnya, saya merasa sedikit sedih karena banyak orang akan mengkritik saya di artikel-artikel tersebut.
Saya tidak bermaksud menyalahkan media dengan mengatakan ini. Tapi, judul-judul ini dibuat hanya untuk menarik perhatian pembaca. Orang-orang yang sudah berada di industri internet dalam waktu lama tahu bahwa hiburan dan komersialisasi adalah elemen yang tidak bisa dipisahkan. Saya tidak mengatakan bahwa orang-orang ini jahat. Tapi kadang, ketika Anda mengatakan terlalu banyak hal, maka hal tersebut akan dianggap sebagai sesuatu yang benar, dan ini menyulitkan kami.
Siapa yang suka dikritik, terutama ketika Anda dikritik secara tidak adil?
Contohnya, ketika saya mengatakan “pengguna bukanlah Tuhan” – memang benar saya mengatakan itu, tapi itu adalah sesuatu yang saya katakan awal tahun ini saat rapat tahunan dengan para pegawai kami. Apa yang saya katakan saat itu adalah “Kami ingin membawa Xiaomi ke jalan yang tepat, kami ingin menekankan kualitas, dan kami ingin berteman dengan para penggemar kami. Kami tidak ingin memperlakukan mereka seperti Tuhan, kami ingin memperlakukan pengguna seperti teman kami. Jika kami memperlakukan mereka seperti Tuhan, kami menjadi lemah. Kami harus memperlakukan pengguna kami seperti halnya kami memperlakukan seorang teman baik, dan membantu mereka memecahkan masalah.”
Tapi ketika beberapa media hanya mengambil sepenggal kalimat – “Pengguna bukanlah Tuhan” – itu tidak menjelaskan apa yang saya maksudkan. Saya tidak bisa menyalahkan media menyebarkan rumor karena saya memang menyebutkan kalimat tersebut. Artikel-artikel itu sendiri tidak mengatakan sesuatu yang negatif. Tapi para pembaca masih sering salah mengartikannya, dan di editorial dan di Weibo, saya jadi bulan-bulanan.
Setelah itu, sejak pengaruh internasional Xiaomi bertumbuh, koran keuangan Amerika yang terkenal, The Wall Street Journal datang mewawancarai kami untuk sebuah artikel mengenai Xiaomi. Sebelum artikel tersebut, Wall Street Journal mengira kami hanyalah perusahaan peniru. Tapi ketika mereka datang mewawancarai kami dan mengerti tentang Xiaomi, mereka membuat artikel dengan judul ‘How Upstart Xiaomi Rattled China’s Smartphone Race’ (‘Bagaimana Orang Kaya Baru Bernama Xiaomi Mengguncang Persaingan Smartphone China’), yang merupakan gambaran yang objektif mengenai perkembangan dan catatan penjualan Xiaomi. Mereka memperkenalkan Xiaomi ke seluruh dunia. The Wall Street Journal tidak akan menuduh kita sebagai handphone murahan karena mereka sudah melihat statistik kami. Tapi setelah laporan tersebut dirilis dan diterjemahkan oleh media lokal, judulnya diganti menjadi “Baofahu Bernama Xiaomi Mengguncang Pasar Smartphone China” – ”Upstart” dalam kamus punya dua artian, “xingui” dan “baofahu.”1 Saya tidak ingin berdebat tentang hal semantik. Tapi, semua orang bisa melihat bahwa terjemahan bahasa China dari Wall Street Journal menciptakan bias karena menggunakan kata ”baofahu.”
Selain itu, di berbagai wawancara, para reporter akan membuat jebakan yang membuat saya tidak bisa membela diri. Seringkali reporter menanyakan saya pertanyaan seperti: “Bagaimana Xiaomi bisa lebih baik daripada Apple atau Samsung?” Bagaimana saya harus menjawab pertanyaan itu? Saya tidak akan bisa memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan itu. Xiaomi baru berjalan tiga tahun. Bagaimana mungkin saya membandingkan perusahaan ini dengan nama besar seperti Apple atau Samsung? Tapi, dari sudut pandang lain, Xiaomi berdiri di antara nama-nama besar di industri yang kompetitif dan dinamis. Apakah Anda ingin mengatakan bahwa Xiaomi tidak punya kualitas yang bisa membuatnya menonjol? Tentu saja Xiaomi punya. Tapi ketika kualitas ini dijelaskan oleh orang lain, mereka bisa saja membuat artikel dengan judul “Lei Jun mengatakan Xiaomi sudah melampaui Samsung dan Apple,” atau semacamnya. Kemudian saya akan dikritik lagi di internet.
Argh!
Kemudian ada pertanyaan yang mengusik Steve Jobs dan saya sendiri. Pertanyaan ini juga adalah pertanyaan yang tidak akan bisa saya jawab dengan tepat. Steve Jobs adalah orang yang hebat. Ia melakukan hal-hal brilian, mengubah dunia, dan menjadi inspirasi terbesar Xiaomi. Tapi untuk kemudian membandingkan sosoknya dengan saya tidaklah pantas. Xiaomi dan Apple adalah dua perusahaan yang berbeda. Jadi, ketika reporter menanyakan “Orang-orang menyebut Anda sebagai ‘Steve Jobs-nya China’, bagaimana Anda menanggapi itu?” Saya tidak tahu harus mengatakan apa.
Seringkali saya berbincang dengan jurnalis dan mengatakan semuanya dengan sangat jelas. Tapi, ketika artikelnya dirilis, saya melihatnya sebagai artikel yang naif. Semua orang ingin mengejek Xiaomi, mengejek Lei Jun – karena itu memang hiburan yang tidak berisiko. Tapi intinya adalah, semua orang tahu bahwa kami sama sekali tidak naif.
Saya tidak tahu bagaimana semua ini dimulai. Tapi, di media sosial, menjatuhkan Xiaomi telah menjadi pembenaran politis. Pekerja kerah putih mengeluh mengapa kami tetap membuka penjualan di akhir pekan. Pelajar mengkritik ketika kami hanya membuka penjualan di hari kerja. Kami ditegur ketika menghentikan pemesanan karena daftar tunggu yang sudah mencapai tiga bulan, tapi juga dikritik karena menimbulkan panic buying ketika kami membuka penjualan tiap minggu. Ketika kemampuan produksi kami bisa mengimbangi jumlah permintaan, kami ditegur karena tidak bisa menjual handphone kami, tapi ketika kami menawarkan diskon di bulan Juli dan membuat permintaan meningkat, orang-orang mengeluh karena tidak bisa membeli handphone yang mereka inginkan. Ketika kami membuat tombol di handphone kami bisa menyala terang, pengguna mengeluh bahwa tombolnya terlalu terang ketika di tempat gelap. Tapi ketika kami menghilangkannya, pengguna mengeluh karena kesulitan menemukan handphone mereka di malam hari. Ketika kami memimpin benchmark untuk hal performa, kami dituduh terlalu terobsesi dengan spesifikasi dan performa. Tapi ketika kami sedikit memperlambat performa produk kami, handphone kami dikritik karena tidak punya performa yang begitu baik.
Ah, lupakan saja. Saya hanya perlu terus bekerja.
Tidak peduli apakah Anda ada di China atau di negara lain – akan selalu ada orang yang melihat entrepreneur dengan penuh curiga. Seringkali entrepreneurship mencoba hal baru dan kemudian gagal. Jadi, normal jika masyarakat mempertanyakan entrepreneur. Apapun kritik dan keluhan mereka, menolak mendengarkannya tidak akan membawa apa-apa. Berbalik dan mengacuhkannya bahkan lebih buruk lagi. Tapi, untuk bagaimana menghadapi ejekan dan kritik dari masyarakat, menjaga hubungan kolaboratif yang positif dengan pengguna adalah sebuah keharusan untuk semua entrepreneur. Mengenai pengalaman dijejali omongan kasar – di tengah masyarakat ini, semua orang pasti menghadapi masalah. Jika menjatuhkan orang lain membantu seseorang merasa lebih baik terhadap hidup dan dirinya saat itu, ya biarkanlah. Semua orang akan mengeluarkan kata-kata kasar dan mengejek saya. Hari ini saja saya melakukan hal yang sama ke orang lain – saya tertawa dan melupakannya. Saya punya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan – contohnya, membantu orang-orang menggunakan produk yang lebih baik, menjaga kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau, terus meningkatkan kapasitas produk… Mengejek orang lain tidak akan membantu saya menyelesaikan semua pekerjaan tersebut.
Dalam waktu yang sangat singkat, Xiaomi telah berkembang jauh dari yang orang-orang perkirakan. Jujur saja, kami bahkan melampaui ekspektasi awal saya sendiri. Xiaomi punya keberuntungan yang baik. Kami sudah berjalan selama tiga tahun, dan semuanya berjalan dengan lancar. Kami menemui beberapa kemunduran kecil, tapi tidak lebih dari itu. Kami bertumbuh sangat cepat. Saya harap kami nantinya bisa terus memiliki keberuntungan yang baik.
maaf gan kalo ga rapi thread nya soalnya dari hengpon..sekedar share copas
yang kaga komeng gw sumpahin jadi maho
sumber
http://id.techinasia.com/ceo-xiaomi-...jobsnya-china/
Menurut Lei Jun, menjadi Xiaomi bukanlah hal yang mudah.
Sejak awal mula Xiaomi berdiri, perusahaan tersebut telah sering dibandingkan dengan Apple dan Samsung. Perbandingan tersebut sayangnya tidak akurat, dan pada akhirnya menimbulkan reaksi balik dari Xiaomi.
Rabu lalu, di sebuah post di blog resmi berbahasa mandarin milik Xiaomi, CEO Xiaomi, Lei Jun, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap bagaimana berita dan pengguna media sosial menggambarkan perusahaan ini dan pemimpinnya. Meskipun Lei masih bisa menjaga ketenangannya, ia tidak sungkan memberitahukan perasaannya terhadap mereka yang mengkritiknya. Di antara semua isu, Lei mengarahkan perhatiannya kepada:
Media China yang menggunakan kata “baofahu” untuk menjelaskan Xiaomi (baofahu adalah istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan rakyat China kelas rendah yang kaya mendadak, dan cenderung angkuh setelah itu).
Jurnalis yang membuat kesan bahwa Xiaomi adalah perusahaan yang akan menjadi “Apple” atau “Samsung” di masa depan.
Pengguna yang tidak senang dengan beberapa keputusan pemasaran dan desain Xiaomi.
Semuanya memang omelan, dan kami telah menerjemahkan seluruh post tersebut di bawah.
Media China, seperti biasa, juga mengeluarkan tanggapan terhadap tulisan Lei dan mempertanyakan beberapa poin yang ia utarakan.
Karena kami kami tidak ingin terlibat dalam pertikaian tersebut dan ingin menghargai perasaan Lei, kami sebisa mungkin tidak menganalisa apa-apa. Tapi, satu hal yang pasti adalah, Anda menarik lebih banyak lebah dengan madu daripada dengan cuka, dan post seperti ini merupakan setetes cuka di dalam ember penuh madu milik Xiaomi.
Terakhir: berhenti menyebut Xiaomi sebagai Apple-nya China.
“Lei Jun mengatakan, ‘pengguna bukanlah Tuhan!’”
“Lei Jun mengatakan, ‘Xiaomi akan menggantikan Apple.’”
“The Wall Street Journal mengatakan, ‘Xiaomi adalah baofahu.’”
……
Sejujurnya, setiap kali saya melihat judul berita seperti itu, saya sangat tergoda untuk mengklik dan membacanya. Judul-judul seperti ini cenderung menyulut perdebatan di antara pembaca yang berjumlah sangat banyak. Tapi, sejujurnya, saya merasa sedikit sedih karena banyak orang akan mengkritik saya di artikel-artikel tersebut.
Saya tidak bermaksud menyalahkan media dengan mengatakan ini. Tapi, judul-judul ini dibuat hanya untuk menarik perhatian pembaca. Orang-orang yang sudah berada di industri internet dalam waktu lama tahu bahwa hiburan dan komersialisasi adalah elemen yang tidak bisa dipisahkan. Saya tidak mengatakan bahwa orang-orang ini jahat. Tapi kadang, ketika Anda mengatakan terlalu banyak hal, maka hal tersebut akan dianggap sebagai sesuatu yang benar, dan ini menyulitkan kami.
Siapa yang suka dikritik, terutama ketika Anda dikritik secara tidak adil?
Contohnya, ketika saya mengatakan “pengguna bukanlah Tuhan” – memang benar saya mengatakan itu, tapi itu adalah sesuatu yang saya katakan awal tahun ini saat rapat tahunan dengan para pegawai kami. Apa yang saya katakan saat itu adalah “Kami ingin membawa Xiaomi ke jalan yang tepat, kami ingin menekankan kualitas, dan kami ingin berteman dengan para penggemar kami. Kami tidak ingin memperlakukan mereka seperti Tuhan, kami ingin memperlakukan pengguna seperti teman kami. Jika kami memperlakukan mereka seperti Tuhan, kami menjadi lemah. Kami harus memperlakukan pengguna kami seperti halnya kami memperlakukan seorang teman baik, dan membantu mereka memecahkan masalah.”
Tapi ketika beberapa media hanya mengambil sepenggal kalimat – “Pengguna bukanlah Tuhan” – itu tidak menjelaskan apa yang saya maksudkan. Saya tidak bisa menyalahkan media menyebarkan rumor karena saya memang menyebutkan kalimat tersebut. Artikel-artikel itu sendiri tidak mengatakan sesuatu yang negatif. Tapi para pembaca masih sering salah mengartikannya, dan di editorial dan di Weibo, saya jadi bulan-bulanan.
Setelah itu, sejak pengaruh internasional Xiaomi bertumbuh, koran keuangan Amerika yang terkenal, The Wall Street Journal datang mewawancarai kami untuk sebuah artikel mengenai Xiaomi. Sebelum artikel tersebut, Wall Street Journal mengira kami hanyalah perusahaan peniru. Tapi ketika mereka datang mewawancarai kami dan mengerti tentang Xiaomi, mereka membuat artikel dengan judul ‘How Upstart Xiaomi Rattled China’s Smartphone Race’ (‘Bagaimana Orang Kaya Baru Bernama Xiaomi Mengguncang Persaingan Smartphone China’), yang merupakan gambaran yang objektif mengenai perkembangan dan catatan penjualan Xiaomi. Mereka memperkenalkan Xiaomi ke seluruh dunia. The Wall Street Journal tidak akan menuduh kita sebagai handphone murahan karena mereka sudah melihat statistik kami. Tapi setelah laporan tersebut dirilis dan diterjemahkan oleh media lokal, judulnya diganti menjadi “Baofahu Bernama Xiaomi Mengguncang Pasar Smartphone China” – ”Upstart” dalam kamus punya dua artian, “xingui” dan “baofahu.”1 Saya tidak ingin berdebat tentang hal semantik. Tapi, semua orang bisa melihat bahwa terjemahan bahasa China dari Wall Street Journal menciptakan bias karena menggunakan kata ”baofahu.”
Selain itu, di berbagai wawancara, para reporter akan membuat jebakan yang membuat saya tidak bisa membela diri. Seringkali reporter menanyakan saya pertanyaan seperti: “Bagaimana Xiaomi bisa lebih baik daripada Apple atau Samsung?” Bagaimana saya harus menjawab pertanyaan itu? Saya tidak akan bisa memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan itu. Xiaomi baru berjalan tiga tahun. Bagaimana mungkin saya membandingkan perusahaan ini dengan nama besar seperti Apple atau Samsung? Tapi, dari sudut pandang lain, Xiaomi berdiri di antara nama-nama besar di industri yang kompetitif dan dinamis. Apakah Anda ingin mengatakan bahwa Xiaomi tidak punya kualitas yang bisa membuatnya menonjol? Tentu saja Xiaomi punya. Tapi ketika kualitas ini dijelaskan oleh orang lain, mereka bisa saja membuat artikel dengan judul “Lei Jun mengatakan Xiaomi sudah melampaui Samsung dan Apple,” atau semacamnya. Kemudian saya akan dikritik lagi di internet.
Argh!
Kemudian ada pertanyaan yang mengusik Steve Jobs dan saya sendiri. Pertanyaan ini juga adalah pertanyaan yang tidak akan bisa saya jawab dengan tepat. Steve Jobs adalah orang yang hebat. Ia melakukan hal-hal brilian, mengubah dunia, dan menjadi inspirasi terbesar Xiaomi. Tapi untuk kemudian membandingkan sosoknya dengan saya tidaklah pantas. Xiaomi dan Apple adalah dua perusahaan yang berbeda. Jadi, ketika reporter menanyakan “Orang-orang menyebut Anda sebagai ‘Steve Jobs-nya China’, bagaimana Anda menanggapi itu?” Saya tidak tahu harus mengatakan apa.
Seringkali saya berbincang dengan jurnalis dan mengatakan semuanya dengan sangat jelas. Tapi, ketika artikelnya dirilis, saya melihatnya sebagai artikel yang naif. Semua orang ingin mengejek Xiaomi, mengejek Lei Jun – karena itu memang hiburan yang tidak berisiko. Tapi intinya adalah, semua orang tahu bahwa kami sama sekali tidak naif.
Saya tidak tahu bagaimana semua ini dimulai. Tapi, di media sosial, menjatuhkan Xiaomi telah menjadi pembenaran politis. Pekerja kerah putih mengeluh mengapa kami tetap membuka penjualan di akhir pekan. Pelajar mengkritik ketika kami hanya membuka penjualan di hari kerja. Kami ditegur ketika menghentikan pemesanan karena daftar tunggu yang sudah mencapai tiga bulan, tapi juga dikritik karena menimbulkan panic buying ketika kami membuka penjualan tiap minggu. Ketika kemampuan produksi kami bisa mengimbangi jumlah permintaan, kami ditegur karena tidak bisa menjual handphone kami, tapi ketika kami menawarkan diskon di bulan Juli dan membuat permintaan meningkat, orang-orang mengeluh karena tidak bisa membeli handphone yang mereka inginkan. Ketika kami membuat tombol di handphone kami bisa menyala terang, pengguna mengeluh bahwa tombolnya terlalu terang ketika di tempat gelap. Tapi ketika kami menghilangkannya, pengguna mengeluh karena kesulitan menemukan handphone mereka di malam hari. Ketika kami memimpin benchmark untuk hal performa, kami dituduh terlalu terobsesi dengan spesifikasi dan performa. Tapi ketika kami sedikit memperlambat performa produk kami, handphone kami dikritik karena tidak punya performa yang begitu baik.
Ah, lupakan saja. Saya hanya perlu terus bekerja.
Tidak peduli apakah Anda ada di China atau di negara lain – akan selalu ada orang yang melihat entrepreneur dengan penuh curiga. Seringkali entrepreneurship mencoba hal baru dan kemudian gagal. Jadi, normal jika masyarakat mempertanyakan entrepreneur. Apapun kritik dan keluhan mereka, menolak mendengarkannya tidak akan membawa apa-apa. Berbalik dan mengacuhkannya bahkan lebih buruk lagi. Tapi, untuk bagaimana menghadapi ejekan dan kritik dari masyarakat, menjaga hubungan kolaboratif yang positif dengan pengguna adalah sebuah keharusan untuk semua entrepreneur. Mengenai pengalaman dijejali omongan kasar – di tengah masyarakat ini, semua orang pasti menghadapi masalah. Jika menjatuhkan orang lain membantu seseorang merasa lebih baik terhadap hidup dan dirinya saat itu, ya biarkanlah. Semua orang akan mengeluarkan kata-kata kasar dan mengejek saya. Hari ini saja saya melakukan hal yang sama ke orang lain – saya tertawa dan melupakannya. Saya punya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan – contohnya, membantu orang-orang menggunakan produk yang lebih baik, menjaga kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau, terus meningkatkan kapasitas produk… Mengejek orang lain tidak akan membantu saya menyelesaikan semua pekerjaan tersebut.
Dalam waktu yang sangat singkat, Xiaomi telah berkembang jauh dari yang orang-orang perkirakan. Jujur saja, kami bahkan melampaui ekspektasi awal saya sendiri. Xiaomi punya keberuntungan yang baik. Kami sudah berjalan selama tiga tahun, dan semuanya berjalan dengan lancar. Kami menemui beberapa kemunduran kecil, tapi tidak lebih dari itu. Kami bertumbuh sangat cepat. Saya harap kami nantinya bisa terus memiliki keberuntungan yang baik.
maaf gan kalo ga rapi thread nya soalnya dari hengpon..sekedar share copas
yang kaga komeng gw sumpahin jadi maho
sumber
http://id.techinasia.com/ceo-xiaomi-...jobsnya-china/
0
5.9K
27
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan