- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Lounge Pictures
Ini tentang keindahan pulau biawak di indramayu - jawa barat (sepupunya pulau komodo)
TS
jaffar23564
Ini tentang keindahan pulau biawak di indramayu - jawa barat (sepupunya pulau komodo)
Siapa yang tidak pernah mendengar atau mengenal komodo (Varanus komodoensis)? Nama komodo semakin mendunia sejak Taman Nasional Komodo—habitat alami komodo di Nusa Tenggara Timur—dinobatkan sebagai salah satu nominator tujuh keajaiban dunia terbaru.
Komodo dewasa dapat memiliki berat hingga sekira 135 kilogram dan panjang sekira 2-3 meter. Panjang ekor komodo yang merupakan jenis kadal terbesar di dunia ini hampir sama dengan panjang tubuhnya. Ukuran tubuh yang besar pada komodo ini dikenal dengan nama gigantisme pulau. Gigantisme pulau adalah suatu fenomena biologi dimana terjadi kecenderungan meraksasanya tubuh hewan tertentu yang hidup di pulau kecil akibat tidak adanya mamalia karnivora lain di pulau tersebut. Selain itu, laju metabolisme komodo yang lambat juga menjadi penyebab gigantisme pada komodo. Karena ukuran tubuhnya yang besar tersebut, komodo menduduki posisi tertinggi dalam rantai makanan di habitat alaminya, yaitu sebagai predator puncak yang mendominasi ekosistem.
Istilah ilmiah untuk kasus ini disebut dengan parthenogenesis. Partenogenesis terjadi karena komodo betina memiliki sistem penentuan seks kromosomal ZW, dan bukan sistem penentuan seks XY sebagaimana yang dimiliki manusia. Adaptasi semacam ini dapat saja menguntungkan bagi proses perkembangbiakan namun dapat mengurangi keragaman genetika.
Sekali bertelur, seekor betina komodo dapat menghasilkan telur sekira 15 hingga 30 butir telur. Dibutuhkan waktu sekira 7–8 bulan bagi betina untuk mengerami dan melindungi telur-telurnya hingga menetas, biasanya di sekitar bulan April. Musim kimpoi pada komodo terjadi antara bulan Mei dan Agustus. Bayi komodo berukuran sekira 30 sentimeter saja dan akan menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon agar aman dari predator. Predator bayi komodo tidak hanya hewan-hewan karnivora lainnya, bahkan komodo dewasa juga adalah kanibal yang gemar memangsa bayi komodo. Komodo membutuhkan tiga sampai lima tahun untuk menjadi dewasa; masa hidup mereka dapat mencapai lebih dari 50 tahun.
Komodo dewasa dapat memiliki berat hingga sekira 135 kilogram dan panjang sekira 2-3 meter. Panjang ekor komodo yang merupakan jenis kadal terbesar di dunia ini hampir sama dengan panjang tubuhnya. Ukuran tubuh yang besar pada komodo ini dikenal dengan nama gigantisme pulau. Gigantisme pulau adalah suatu fenomena biologi dimana terjadi kecenderungan meraksasanya tubuh hewan tertentu yang hidup di pulau kecil akibat tidak adanya mamalia karnivora lain di pulau tersebut. Selain itu, laju metabolisme komodo yang lambat juga menjadi penyebab gigantisme pada komodo. Karena ukuran tubuhnya yang besar tersebut, komodo menduduki posisi tertinggi dalam rantai makanan di habitat alaminya, yaitu sebagai predator puncak yang mendominasi ekosistem.
Sebagai hewan karnivora, makanan utama komodo tentunya adalah daging atau bangkai daging hewan lainnya seperti mamalia kecil, burung dan telurnya, monyet, babi hutan, rusa, kambing, bahkaan kuda dan kerbau. Komodo juga kanibal dan gemar memangsa daging bayi komodo atau komodo yang bertubuh lebih kecil. Saat mengincar mangsa, komodo dapat saja terlihat pasif dan mengendap-endap. Tetapi hal itu hanyalah kamuflase, karena hewan bergigi tajam sejumlah 60 buah ini dapat tiba-tiba mengejar dan menyerang mangsanya. Kecepatan komodo luar biasa, terutama saat mengejar mangsa, yaitu mencapai lebih dari 20 km per jam. Komodo memburu mangsanya dengan merasakan gerakan, oleh karenanya jangan berlari saat berada dekat dengan komodo.
Gigitan komodo yang memiliki gigi sepanjang sekira 2.5 cm mungkin tak mampu melumpuhkan mangsanya saat itu juga. Tetapi, air liur (saliva) komodo dipercaya dan terbukti mengandung sejumlah bakteri berbahaya. Bakteri ini akan mengakibatkan infeksi yang dapat melumpuhkan korban gigitan dalam waktu sekira seminggu. Komodo hanya tinggal mengintai mangsanya tersebut dan kemudian memakannya saat lemah dan lengah. Uniknya, komodo yang digigit oleh komodo lain tidak akan mengalami efek beracun dari bakteri pada liur lawan. Tampaknya mereka memiliki sistem kekebalan tersendiri sehingga senjata mereka tidak akan pernah mengkhianati tuan atau sesama jenisnya.
Penciuman komodo yang menyukai tinggal di tempat dan suhu panas ini dapat mendeteksi mangsa atau daging meski dari jarak lebih dari 5 kilometer. Reptil purba ini makan dengan cara mencabik potongan besar daging dan menelannya bulat-bulat bahkan hanya dalam sekali telan. Seekor komodo dapat menyantap mangsa yang besarnya mencapai 80% bobot tubuhnya sendiri dalam sekali telan. Hal ini karena komodo memiliki rahang yang dapat dikembangkan, tengkorak yang lentur, dan lambung yang elastis.
Komodo adalah termasuk spesies langka yang hampir punah. Aktivitas alam berupa bencana, kerusakan habitat, kebakaran, dan berkurangnya mangsa adalah beberapa hal yang mengancam habitat dan kehidupan reptil raksasa ini. Selain itu, komodo yang pertama kali ditemukan dan didokumentasikan oleh seorang Eropa pada tahun 1910 ini, habitat aslinya hanya dapat ditemukan di Indonesia. Habitatnya tersebut tepatnya berada di kawasan Taman Nasional Komodo dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara. Karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional Komodo telah dinyatakan sebagai A World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO pada tahun 1986. Semoga usaha penetapan kawasan konservasi ini akan dapat terus menjamin kelestarian komodo.
(sumber ; http://www.indonesia.travel/id/desti...do-lebih-dekat )
PULAU BIAWAK
Indramayu: Ini adalah tentang pulau yang disebut Pulau Biawak, karena di Pulau tersebut banyak terdapat Biawak (Varanus salvator) dari yang berukuran sedang sampai berukuran besar, berkeliaran di sepanjang pantainya.
Selain disebut Pulau Biawak, pulau ini juga biasa disebut dengan sebutan Pulau Menyamak dan Pulau Byompis.
Pulau Biawak terletak di sebelah utara Pulau Jawa bagian tengah. Masuk wilayah administratif Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan terletak di koordinat 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT.
Dengan luas daratan ±742 Ha yang sebagian besar terdiri dari hutan bakau, pulau Biawak menjadi kawasan konservasi endemik burung-burung liar dan (tentu saja) bagi biawak-biawak yang ada disana.
Kepulauan Biawak sebenarnya terdiri dari 3 (tiga) kepulauan besar yaitu Pulau Gosong, Pulau Candikian dan Pulau Biawak itu sendiri.
Selain sebagai kawasan konservasi, Pulau Biawak juga merupakan pulau yang penting bagi jalur pelayaran domestik karena terdapat menara mercusuar peninggalan Belanda yang masih aktif memandu kapal-kapal besar dan kecil hingga saat ini.
Suasana di Jembatan Pulau biawak
Gapura pulau biawak
Objek Wisata
Mercusuar Pulau Biawak
Mercusuar setinggi 65 meter yang ada di Pulau Biawak didirikan pada jaman penjajahan Belanda oleh ZM Willem pada tahun 1872. Arsitektur Mercusuar hampir sama dengan Mercusuar yang ada di Bangka Belitung dan Anyer Tangerang. Mercusuar tersebut masih digunakan hingga saat ini.
Dengan anak tangga melingkar yang cukup kecil dan berkarat di dalam mercusuar, perlu kehati-hatian ekstra untuk bisa menaikinya. Setelah sampai di puncak mercusuar, pemandangan lepas pantai dan dermaga pulau Biawak bisa terlihat.
Suasana dari Atas mercusuar
Biawak
Biawak yang merupakan satwa endemik pulau ini memiliki penciuman yang tajam. Apabila kita ingin melihatnya, kita bisa meletakkan ikan atau daging di dermaga dan dalam waktu yang tak terlalu lama, biawak-biawak akan berdatangan.
Biawak-biawak di pulau ini tidak takut terhadap manusia. Mereka cukup berani mendekat, namun kita tetap perlu mewaspadai sabetan ekor biawak tersebut.
Pulau Gosong
Pulau Gosong ini sebenarnya adalah sebuah atol berbentuk cincin dengan kepala cincinnya merupakan daratan kecil yang ada di atas permukaan laut, sedang tengah-tengah cincin adalah karang dangkal yang tenggelam di permukaan laut.
Berjarak sekitar 1 (satu) jam perjalanan berperahu dari Pulau Biawak. Pulau Gosong ini sebenarnya menarik untuk digunakan berenang dan snorkeling. Sayangnya, karang di Pulau Gosong ini sudah banyak yang rusak, yang konon kabarnya akibat pengerukan untuk pembangunan Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Exor I sekitar tahun 1980-an. Selain Pulau Gosong, terdapat pula Pulau Candikian, yang sayangnya tidak sempat kami datangi.
Hutan bakau dan Pinus
Pulau Biawak memiliki hutan bakau yang masih cukup lebat. Selain bakau, pinus juga cukup banyak ditemukan di tengah pulau yang merupakan tempat berkumpulnya burung-burung.
Terdapat tangga kayu yang pada awalnya digunakan untuk bisa masuk ke dalam hutan bakau tanpa perlu masuk ke rawa-rawa, namun kondisi pada saat kami datang, tangga kayu tersebut sudah rapuh dan rusak cukup parah.
Panorama-panorama saat disana :
Terakhirrr gaaannn
Haa no OOT
Sumber : http://wisatapulaubiawak.blogspot.co...au-biawak.html )
Mau jadi biawaknya!hahahah
Terumbu karang
dungu_83rat memberi reputasi
1
8.1K
42
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan