Sedang hangat-hangatnya berita tentang salah satu kampus di Jawa Timur dengan sistem ploncoannya terhadap mahasiswa baru sampai ada salah satu mahaiswanya yang meninggal

Kegiatan OSPEK/MAKRAB memang sudah menjadi agenda rutin tiap tahun bagi para kampus sebagai ceremony penerimaan Mahasiswa baru. Setiap mahasiswa baru yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan latar belakang budaya menjadikan sangat beragamnya sifat dan sikap. Tujuan dari kegiatan tersebut aslinya sebagai pengorientasikan para mahasiswa dan sebagai ajang menyambung tali silaturahmi sehingga tercipta hubungan yang baik antar senior dan mahasiswa baru.
Tetapi pada kenyataannya kegiatan tersebut sering disalah artikan oleh panitia dan "oknum" yang mengatas namakan anggota kepanitiaan untuk mendapatkan kepuasan pribadi dalam membully para mahasiswa barunya



Sekarang coba kita observasi kampus2 yang ada di Indonesia, tanyakan pada para mahasiswanya bagaimana sistem OSPEK & MAKRABnya. Saya jamin hampir 90% pasti pernah mengalami bullying dan perlakuan tidak menyenangkan dari para seniornya. Sebagai contoh di salah satu kampus di Jogja untuk kegiatan OSPEK sudah ada perlakuan yang tidak menyenangkan seperi disuruh membawa barang2 yang menurut sebagian orang adalah aneh, memakai atribut yang konyol, dll.
Mahasiswa datang pagi hari setelah subuh, teriakan2 senior sudah menggema dihalaman kampus. Sebagai catatan untuk kegiatan OSPEK ini masih terbilang sedikit lunak karena masih dalam pengawasan kampus, beda cerita dengan acara MAKRAB bisa dipastikan akan dipenuhi dengan kegiatan pembunuhan karakter



Menjadi panitia kadang tidak mudah, mereka harus mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan acara tersebut mulai dari tempat, konsumsi, properti acara, dll. sedangkan agenda bully memang sudah menjadi tradisi tiap tahun sehingga menciptakan mindset pembalasan/pelampiasan secara turun temurun ( contoh mindset yg salah : gw dulu dapet perlakuan seperti itu, sekarang gw harus gantian ngelakuin itu pada junior gw)

Karena sudah tidak adanya kontrol dari kampus maka para senior dengan bebas melakukan aksinya tanpa perlu takut. kadang ada juga senior yang dengan sengaja membawa dan mengkonsumsi minuman keras saat acara itu berlangsung.

Intinya klo acara kyk gtu harus perhatiin hal2 ini gan :



menurut ane memang sudah saatnya sistem seperti itu dibongkar dan diganti dengan yang lebih bagus. sebagai contoh untuk kegiatan yang mengatas namakan pembentukan mental dll, panitia bisa berpartner dengan anggota TNI / POLRI sebagai pelaksana acara tersebut sehingga mengurangi resiko terjadinya kekerasan fisik. selain itu para anggota tersebut sudah sangat terlatih dalam kegiatan latihan mental dan fisik sehingga lebih relevan dari pada para senior yang hanya melakukan sesuai tradisi.

jujur itu dari pengalaman ane selama beberapa tahun ini gan, sekolah ane ada program yang bernama LDDK (Latihan Dasar Disiplin Korps) dan sangat berpengaruh dalam kehidupan baik fisik atau mental.
Mungkin ada yang bilang " Lha klo gtu gak bisa akrab donk?? " Eiittss nanti dulu gan, secara tidak langsung dalam pelatihan seperti itu dapat menumbuhkan jiwa korsa dan kepedulian antar mahasiswa (trust me it's works)



Jargon pendidikan di Indonesia adalah PENDIDIKAN YANG BERKARAKTERtapi melihat sekarang ini ane berpikir pendidikan berkarakter seperti apa yang diinginkan? karakter preman? karakter tukang bully? atau karakter sok penguasa?

Terima Kasih