Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sddqAvatar border
TS
sddq
Solusi: Harus ada yg berani dan konsisten memutus mata rantai kekerasan!
Thread ini ane tulis sebagai ungkapan keprihatinan atas tewasnya salah satu maba di kampus ITN Malang seperti diceritakan di thread ini:
Ini Foto-Foto Penyiksaan ala Ospek ITN

Untuk moderator: Jika thread ini menyalahi aturan, silahkan di close.

Turut berbela sungkawa

Ane sedih setiap membaca kabar berita tentang siswa/mahasiswa yg tewas akibat ikut kegiatan orientasi. sepertinya hal ini terus ada tiap tahun. disini ane mau sedikit sharing pengalaman apa yg bisa kita lakukukan untuk mencegah hal ini terulang lagi. maaf kalo agak panjang.

Ane adalah alumni salah satu PT yg katanya punya nama cukup "mentereng" di Jatim. sewaktu jadi maba, ane juga mengikuti orientasi dengan acara penutup sebuah "camp" di salah satu lokasi Cuban .

Note: salah satu ciri kegiatan orientasi yg menyimpang menjadi kegiatan negatif adalah ketika kegiatan itu dilakukan di luar kampus (belum ada statistiknya karena belum pernah ada yg meneliti, ini murni subyektif, hanya dari pengamatan ane)

Tujuan kegiatan sebenarnya positif, namun sayangnya pelaksanaan di lapangan jauh panggang dari api. selama kegiatan, ane dan teman2 maba lebih banyak mendapatkan gemblengan (baca: siksaan) fisik dan mental, yg bahkan tidak diterapkan di sekolah pendidikan calon tentara pasukan khusus (ane mengetahui hal ini dari keluarga ane yg pernah jadi anggota pasukan khusus TNI). waktu itu, kami sebagai maba seperti tidak punya pilihan lain. jika ingin kuliah dengan lancar, dapat bantuan dari himpunan dan alumni, juga punya akses ke lab serta dibantu senior untuk asistensi, maka kami harus ikut kegiatan orientasi ini.

we just girth our teeth and took all that was thrown to us...

Hasil yg paling kami ingat adalah teman seangkatan meninggal bbrp bulan setelah selesai mengikuti "camp". rupanya temen ane ini punya peyakit jantung bawaan yang sudah 15 tahun tidak pernah kambuh dan kambuh lagi akibat mengikuti rangkaian kegiatan orientasi. beberapa kali beliau pingsan sebelum akhirnya meninggal dunia. di tahun yang sama, di tempat berbeda, seorang mahasiswa baru sebuah sekolah pemerintahan juga meninggal akibat dianiaya senior ketika mengikuti orientasi.

setelah pemakaman, kami semua seangkatan berkumpul, introspeksi. haruskah kita kehilangan seorang teman seangkatan, teman sepermainan, rekan seperjuangan karena sebuah kegiatan bertajuk "orientasi"? haruskah sebuah keluarga kehilangan putra/putri mereka, harapan masa depan mereka untuk kehidupan yang lebih baik hanya karena sebuah kegiatan sesaat yang tidak jelas juntrungannya? haruskah negara ini kehilangan calon pemimpin bangsa, generasi penerus, hanya karena kegiatan konyol untuk sebuah "penerimaan"? haruskah kita menyiksa adik2 kita untuk memberikan mereka contoh bagaimana cara menyiksa adik2 mereka kelak, dan kemudian begitu seterusnya? tidak adakah cara lain? tidak bisakah ini berhenti?

Tidak, ini harus dihentikan!

Di tahun ke-2 dan ke-3, ketika kami bertindak sebagai Commitee (OC dan SC) sepakat merubah total seluruh teknis pelaksanaan kegiatan orientasi. tidak ada lagi kekerasan dalam kegiatan orientasi. dari dosen2 senior dan dosen yg baru pulang dari tugas belajar di luar negri, kami belajar bagaimana orientasi yg dilakukan di kampus2 mereka. pelan-pelan kami hapus stigma bahwa jika tidak ikut orientasi maka tidak akan diterima menjadi anggota himpunan, tidak boleh masuk lab, tidak akan diterima oleh senior, tidak akan mendapat bantuan dari senior dan alumni, dan stigma2 negatif lainnya.

Pelan-pelan kami tanamkan budaya untuk menghormati senior, dosen dan seluruh perangkat administrasi kampus dengan memperkenalkan mereka kepada maba melalui kunjungan2 ke perpusatakaan, lab, ruang dosen, dan sekretariat kampus, bahkan sampai ke kantin dan gedung rektorat. kami berikan tour wisata keliling kampus. kegiatan kuliah tamu di kelas dan lab dengan mengundang alumni. kami berikan mereka kewajiban, namun dengan kebebasan memilih, untuk aktif minimal di 1 lab yang sesuai dengan minat mereka. kami berikan contoh bagaimana seharusnya seorang senior memperlakukan junior mereka sebagai sesama manusia yg beradab.

Memanusiakan manusia..

Alhamdulilah kami berhasil. dukungan pun mengalir, tidak hanya dari pihak kampus (dosen, jurusan/prodi, fakultas, dan rektorat) namun juga dari para alumni. sudah 10 tahun setelah kami memulai program kegiatan orientasi tanpa kekerasan tersebut masih tetap dilaksanakan hingga saat ini. bahkan kami bangga ternyata sudah banyak inovasi yang dilakukan oleh adik2 angkatan untuk memperkaya konten kegiatan (masih dalam koridor positif dan tanpa kekerasan tentunya).

Bbrp waktu lalu, ada pihak tertentu yang ingin mengembalikan kegiatan orientasi menggunakan cara2 lama (dengan kekerasan). mendengar kabar tersebut, kami yang sudah alumni ini segera berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mencegahnya. bbrp kawan ane bahkan terbang langsung ke kampus hanya untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi.

Semoga kita semua bisa belajar dari pengalaman di masa lalu untuk masa depan yang lebih baik.
0
871
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan