sembilan tahun silam, gw masih duduk di bangku kelas satu di salasatu SMP di tengah kota tangerang, masa-masa dimana anak lain menghabiskan waktu bermain dengan temannya atau berkumpul untuk saling adu koleksi kartu gambaran gw hanya menghabiskan waktu dirumah, siang itu sepulang sekolah gw langsung pulang seperti biasa, jarak 3KM tidak terlalu lama ditempuh sekitar 15 menit naik kendaraan umum karena daerah rumah gw memang termasuk pinggiran tangerang yang terbilang masih sepi saat itu, setibanya di depan komplek gw melanjutkan dengan jalan kaki sekitar 300 meter, ga ada rasa curiga akan ada kejadian buruk hari itu, langkah demi langkah gw jalan sampai akhirnya tiba di depan rumah, tapi apa yang gw temuin? ada mobil ambulance dan mobil polisi di depan rumah gw, langsung sontak gw berlari kedalam rumah dan menemui bapa gw sedang berteriak dan mengancam dengan golok kearah orang-orang disekitarnya, saat itu gw gatau apa yang harus gw lakuin, gatau apa yang gw pikirin, gw hanya ketakutan dan berlari kekolong mobil yang diparkir di garasi, gw merengkuk ketakutan menutup mata. 1 menit rasanya seperti 1 hari seakan-akan kejadian mencekam itu tidak kunjung usai, sampai akhirnya 2 jam berlalu bapa gw berhasil ditenangkan dan dibawa ke rumah sakit jiwa, gw ditarik keluar kolong mobil oleh salah satu polisi mencoba menenangkan gw, gw dibawa masuk ke dalam rumah, tatapan gw kosong tapi tetap mencoba menelaah apa yang telah terjadi, gw liat semua ada di dalam rumah kecuali erin, gw mencoba mencari kesekeliling rumah tapi tidak ada, saat sore barulah erin pulang dan ternyata dia ada dirumah pembantu gw dibelakang komplek yang memang dari pagi sudah diamankan disana.

Ya.. mulai saat itu gw sadar selama ini memang ada yang tidak beres dengan tingkahlaku bapa yang selama ini ditutupin