- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cadangan Minyak Indonesia Hanya Tersisa 12 Tahun
TS
standarb
Cadangan Minyak Indonesia Hanya Tersisa 12 Tahun
Apakah benar Indonesia kaya akan minyak ?
Indonesia memang bukan negara kaya akan minyak. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 1 Januari 2012, cadangan terbukti (proven reserve) mencapai 3,741 miliar barel atau 0,3% dari cadangan dunia, sedangkan cadangan potensial (potential reserve) sebesar 3,666 miliar barel.
Data ini menunjukan bahwa kita bukanlah Negara yang kaya minyak, mungkin kita sering mendengar di media seorang ahli yang mengatakan bahwa Negara kita kaya akan minyak hanya saja salah kelola. Sebagai orang awam mungkin kita akan percaya dengan “doktrin-doktrin” seperti ini tapi pada kenyataan nya tidak lah demikian. Baru saja saya membaca di Kompas.com berita mengenai bahwa cadangan minyak kita akan habis dalam 12 tahun dan Indonesia perlu menemukan cadangan minyak yang baru. Menurut pengetahuan saya kemungkinan hal ini adalah benar!, tetapi kita janganlah panik, kita telah mendengar hal ini sepuluh tahun yang lalu tetapi kita masih bertahan dan mampu menemukan cadangan-cadangan minyak yang baru (semoga saja)
Apakah industri perminyakan kita salah kelola?
Hal ini bisa iya dan bisa tidak, mengapa demikian? Kita telah mendengar dari seorang yang mengaku ahli perminyakan yang mengatakan bahwa sebaiknya industri perminyakan kita, diambil alih oleh perusahaan nasional. Dalam hal ini mungkin bisa benar dan bisa tidak, tentu kita ingat bahwa bagaimana runyam-nya blok cepu antara pertamina dan exxon. Tentu kita menginginkan bahwa blok ini diambil oleh pertamina tetapi dalam pengambilan keputusan tersebut tidak lah mudah, karena apa? Banyak sekali kepentingan didalam hal ini yang menurut saya berkaitan dengan ekonomi dan yang pasti juga politik.
Dalam hal ini saya ingin memberikan pendapat dan beberapa kenyataan di dalam bagaimana permasalahan yang ada dalam indsutri ini
Kita tentu saja senang bagaimana dengan gossip yang beredar, blok minyak besar yang telah produksi seperti blok minyak dibalikpapan akan diambil alih oleh perusahaan nasional kita karena kontrak mereka telah habis. Namun yang jadi pertanyaan adalah tujuan di ambilnya blok minyak ini dimana pemerintah menginginkan meningkatnya produksi minyak dan gas di blok tersebut dan menguntungkan bagi pemerintah secara ekonomi.
Dengan etos kerja yang berbeda antara perusahaan asing (yang memiliki blok) dan perusahaan nasional, apakah perusahaan nasional mampu meningkatkan produksi minyak nya dilapangan tersebut? Hal ini bukanlah rahasia dimana perusahaan asing memiliki aturan yang membuat etos kerja perusahaan lebih baik dari perusahaan nasional. Dan tentu saja sebagai orang Indonesia kita harus optimis dengan hal tersebut namun melihat kenyataanya sangatlah sulit. Secara ekonomi pengambil alihan tersebut tentulah sangat baik, namun jangan lupa pengambil alihan ini mempunyai implikasi yang panjang kedepannya, kita tentu tahu bahwa cadangan kita sangat lah terbatas pada saat ini dan kita harus menemukan cadangan minyak baru. Untuk menemukan cadangan minyak baru tidaklah semudah yang dibayangkan karena hal ini berkaitan dengan berbagai macam aspek dan tentu saja yang paling utama adalah ekonomi. Sebagai investor baik itu perushaan nasional maupun asing tentu saja tujuan utama adalah mencari untung. kita ketahui bahwa lapangan/blok minyak yang produksi hampir semuanya berada di Indonesia bagian barat yang meliputi Kalimantan, jawa, Sumatra, natuna dll. Dan bagaimana dengan Indonesia bagian timur yang memanjang dari Timor sampai sulawesi. Tentu kita ketahui beberapa blok atau lapangan minyak yang produksi berada di Indonesia timur namun jika kalian lihat perbandingan blok/lapangan yang produksi dan yang belum atau tidak sangatlah menyedihkan dimana banyak sekali blok namun banyak yang tidak berproduksi, kenapa demikian? Hal ini dimungkinkan banyak blok yang gagal menemukan cadangan terbaru dalam arti tidak terdapatnya minyak disana.
Jika saya sebagai investor tentu saya akan memilih blok yang berada di daerah Indonesia barat dimana pada Indonesia barat memiliki biaya yang lebih kecil dari Indonesia bagian timur. Dan barang tentu sangatlah sulit mendapatkan blok baru di Indonesia barat karena sudah terdapat banyak blok yang telah dimiliki perusahaan asing maupun nasional. Bagaimana dengan Indonesia timur? Kenyataanya dibutuhkan biaya ratusan hingga miliaran dollar untuk berinvestasi disana. Dan tentu saja jika saya memiliki uang ratusan juta dollar mungkin saya akan berinvestasi ke bidang lain dari pada ke industri migas ini yang notabene resiko kegagalannya dapat mencapai diatas 50% persen, ini terbukti bagaimana erik tohir lebih membeli intermilan dari pada menemukan cadangan minyak baru. Hal in tentu berbeda dengan investor asing yang berani dan tentu saja memiliki uang lebih banyak, karena hanya mereka lah yang berani berinvestasi di Indonesia bagian timur dengan biaya yang sangat-sangat mahal. Maka dari itu kita tidaklah bisa “mengusir” perusahaan asing seperti yang selalu dikatakan seorang ahli tersebut, dikarenakan kita masih membutuhkan mereka dalam investasi ini. Implikasinya kita tidak dapat dengan se-enaknya mengambil/”take over” lapangan-lapangan yang dikuasai oleh perusahaan asing tersebut karena pada kenyataanya jika mereka pergi siapa lagi yang akan menemukan cadangan minyak baru tersebut?
Saya disini hanya ingin menyampaikan bagaimana kenyataanya kita masih membutuhkan perusahaan asing dalam industri ini
Indonesia memang bukan negara kaya akan minyak. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 1 Januari 2012, cadangan terbukti (proven reserve) mencapai 3,741 miliar barel atau 0,3% dari cadangan dunia, sedangkan cadangan potensial (potential reserve) sebesar 3,666 miliar barel.
Data ini menunjukan bahwa kita bukanlah Negara yang kaya minyak, mungkin kita sering mendengar di media seorang ahli yang mengatakan bahwa Negara kita kaya akan minyak hanya saja salah kelola. Sebagai orang awam mungkin kita akan percaya dengan “doktrin-doktrin” seperti ini tapi pada kenyataan nya tidak lah demikian. Baru saja saya membaca di Kompas.com berita mengenai bahwa cadangan minyak kita akan habis dalam 12 tahun dan Indonesia perlu menemukan cadangan minyak yang baru. Menurut pengetahuan saya kemungkinan hal ini adalah benar!, tetapi kita janganlah panik, kita telah mendengar hal ini sepuluh tahun yang lalu tetapi kita masih bertahan dan mampu menemukan cadangan-cadangan minyak yang baru (semoga saja)
Apakah industri perminyakan kita salah kelola?
Hal ini bisa iya dan bisa tidak, mengapa demikian? Kita telah mendengar dari seorang yang mengaku ahli perminyakan yang mengatakan bahwa sebaiknya industri perminyakan kita, diambil alih oleh perusahaan nasional. Dalam hal ini mungkin bisa benar dan bisa tidak, tentu kita ingat bahwa bagaimana runyam-nya blok cepu antara pertamina dan exxon. Tentu kita menginginkan bahwa blok ini diambil oleh pertamina tetapi dalam pengambilan keputusan tersebut tidak lah mudah, karena apa? Banyak sekali kepentingan didalam hal ini yang menurut saya berkaitan dengan ekonomi dan yang pasti juga politik.
Dalam hal ini saya ingin memberikan pendapat dan beberapa kenyataan di dalam bagaimana permasalahan yang ada dalam indsutri ini
Kita tentu saja senang bagaimana dengan gossip yang beredar, blok minyak besar yang telah produksi seperti blok minyak dibalikpapan akan diambil alih oleh perusahaan nasional kita karena kontrak mereka telah habis. Namun yang jadi pertanyaan adalah tujuan di ambilnya blok minyak ini dimana pemerintah menginginkan meningkatnya produksi minyak dan gas di blok tersebut dan menguntungkan bagi pemerintah secara ekonomi.
Dengan etos kerja yang berbeda antara perusahaan asing (yang memiliki blok) dan perusahaan nasional, apakah perusahaan nasional mampu meningkatkan produksi minyak nya dilapangan tersebut? Hal ini bukanlah rahasia dimana perusahaan asing memiliki aturan yang membuat etos kerja perusahaan lebih baik dari perusahaan nasional. Dan tentu saja sebagai orang Indonesia kita harus optimis dengan hal tersebut namun melihat kenyataanya sangatlah sulit. Secara ekonomi pengambil alihan tersebut tentulah sangat baik, namun jangan lupa pengambil alihan ini mempunyai implikasi yang panjang kedepannya, kita tentu tahu bahwa cadangan kita sangat lah terbatas pada saat ini dan kita harus menemukan cadangan minyak baru. Untuk menemukan cadangan minyak baru tidaklah semudah yang dibayangkan karena hal ini berkaitan dengan berbagai macam aspek dan tentu saja yang paling utama adalah ekonomi. Sebagai investor baik itu perushaan nasional maupun asing tentu saja tujuan utama adalah mencari untung. kita ketahui bahwa lapangan/blok minyak yang produksi hampir semuanya berada di Indonesia bagian barat yang meliputi Kalimantan, jawa, Sumatra, natuna dll. Dan bagaimana dengan Indonesia bagian timur yang memanjang dari Timor sampai sulawesi. Tentu kita ketahui beberapa blok atau lapangan minyak yang produksi berada di Indonesia timur namun jika kalian lihat perbandingan blok/lapangan yang produksi dan yang belum atau tidak sangatlah menyedihkan dimana banyak sekali blok namun banyak yang tidak berproduksi, kenapa demikian? Hal ini dimungkinkan banyak blok yang gagal menemukan cadangan terbaru dalam arti tidak terdapatnya minyak disana.
Jika saya sebagai investor tentu saya akan memilih blok yang berada di daerah Indonesia barat dimana pada Indonesia barat memiliki biaya yang lebih kecil dari Indonesia bagian timur. Dan barang tentu sangatlah sulit mendapatkan blok baru di Indonesia barat karena sudah terdapat banyak blok yang telah dimiliki perusahaan asing maupun nasional. Bagaimana dengan Indonesia timur? Kenyataanya dibutuhkan biaya ratusan hingga miliaran dollar untuk berinvestasi disana. Dan tentu saja jika saya memiliki uang ratusan juta dollar mungkin saya akan berinvestasi ke bidang lain dari pada ke industri migas ini yang notabene resiko kegagalannya dapat mencapai diatas 50% persen, ini terbukti bagaimana erik tohir lebih membeli intermilan dari pada menemukan cadangan minyak baru. Hal in tentu berbeda dengan investor asing yang berani dan tentu saja memiliki uang lebih banyak, karena hanya mereka lah yang berani berinvestasi di Indonesia bagian timur dengan biaya yang sangat-sangat mahal. Maka dari itu kita tidaklah bisa “mengusir” perusahaan asing seperti yang selalu dikatakan seorang ahli tersebut, dikarenakan kita masih membutuhkan mereka dalam investasi ini. Implikasinya kita tidak dapat dengan se-enaknya mengambil/”take over” lapangan-lapangan yang dikuasai oleh perusahaan asing tersebut karena pada kenyataanya jika mereka pergi siapa lagi yang akan menemukan cadangan minyak baru tersebut?
Saya disini hanya ingin menyampaikan bagaimana kenyataanya kita masih membutuhkan perusahaan asing dalam industri ini
0
1.8K
21
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan