- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
10.000 Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru di Jakarta


TS
menu.hari.ini
10.000 Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru di Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com — Sepuluhan ribu personel kepolisian akan disebar untuk mengamankan berlangsungnya perayaan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014 di Jakarta dan sekitarnya. Pengamanan di tiap gereja itu sendiri akan dimulai pada 23 Desember hingga 1 Januari dalam Operasi Lilin yang digelar tahun 2013 ini.
"Sebanyak 10.198 personel kepolisian akan ditempatkan dalam pengamanan di gereja di Jakarta," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (16/12/2013), di Mapolda Metro Jaya.
Rikwanto mengatakan, terdapat 1.680 gereja di wilayah Jakarta. Jumlah personel keamanan di setiap gereja disesuaikan dengan kebutuhan pengamannya. Gereja besar dengan jemaat yang banyak akan mendapatkan pengamanan lebih banyak. Polisi juga akan berkoordinasi dengan petugas pengamanan dalam (pamdal) gereja yang bersangkutan.
"Seperti Gereja Katedral (Jakarta), nanti disterilkan dulu sebelum ibadah. Kita kerja sama dengan pamdal gereja tersebut supaya lebih aman dan nyaman," ujar Rikwanto.
Sterilisasi itu dapat berupa pemeriksaan dan penggeledahan terhadap barang atau tas yang dibawa oleh jemaat gereja. Sesuai dengan standar prosedur operasional, hal ini akan dilakukan pada setiap gereja. Komunikasi dengan pengurus gereja juga dilakukan agar jemaat memahami prosedur pemeriksaan tersebut.
"Sudah dikomunikasikan kepada jemaat dan tidak ada masalah. Mengenai sterilisasi area gereja, itu sudah pasti karena SOP-nya begitu," ujar Rikwanto.
Berpotensi rawan
Potensi gangguan kemanan dalam perayaan Natal dapat saja terjadi. Polda Metro Jaya menyatakan, potensi gangguan dapat terjadi di gereja mana pun. Untuk itu, pengamanan dilakukan serius.
Rikwanto menyebutkan, pengamanan itu tidak hanya dilakukan dengan pemeriksaan jemaat gereja. Lokasi di luar gereja, seperti tempat parkir, juga akan mendapat pengamanan. "Pengganggu pasti cari kelengahan. Baik di gereja besar atau kecil sama karena potensi demikian bisa terjadi di mana saja," ujar Rikwanto.
Secara terpisah, Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen (Pol) Sudjarno mengatakan, ancaman gangguan keamanan mungkin terjadi pada dua perayaan tersebut. "Ada juga isu aktual yang perlu diwaspadai, seperti meningkatnya giat politik, demo, macet meluas, penertiban lahan parkir, kurangnya kesadaran hukum masyarakat, penertiban PKL, eksekusi lahan pemerintah atau masyarakat," kata Sudjarno.
Di samping itu, kerawanan sosial seperti tarik-menarik pendukung, kampanye tertutup atau terbuka, dan kesenjangan sosial juga mungkin terjadi. Begitu pun dengan bertambahnya lokasi rawan kriminalitas di jalan, dan meningkatnya mobilitas manusia. Sudjarno menjelaskan, berbagai ancaman itu akan berdampak pada kerawanan sosial, seperti meningkatnya kriminalitas, pencurian, serta premanisme.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Khlwp
Perlu keamanan ekstra ketat nih... apalagi sudah ada peringatan dini dari Pak Beye bahwa Teroris akan bergerak di Hari Natal.
Bagi gereja-gereja yang mampu dapat menyewa tenaga keamanan tambahan di luar kepolisian untuk ikut membantu mengamankan.
"Sebanyak 10.198 personel kepolisian akan ditempatkan dalam pengamanan di gereja di Jakarta," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (16/12/2013), di Mapolda Metro Jaya.
Rikwanto mengatakan, terdapat 1.680 gereja di wilayah Jakarta. Jumlah personel keamanan di setiap gereja disesuaikan dengan kebutuhan pengamannya. Gereja besar dengan jemaat yang banyak akan mendapatkan pengamanan lebih banyak. Polisi juga akan berkoordinasi dengan petugas pengamanan dalam (pamdal) gereja yang bersangkutan.
"Seperti Gereja Katedral (Jakarta), nanti disterilkan dulu sebelum ibadah. Kita kerja sama dengan pamdal gereja tersebut supaya lebih aman dan nyaman," ujar Rikwanto.
Sterilisasi itu dapat berupa pemeriksaan dan penggeledahan terhadap barang atau tas yang dibawa oleh jemaat gereja. Sesuai dengan standar prosedur operasional, hal ini akan dilakukan pada setiap gereja. Komunikasi dengan pengurus gereja juga dilakukan agar jemaat memahami prosedur pemeriksaan tersebut.
"Sudah dikomunikasikan kepada jemaat dan tidak ada masalah. Mengenai sterilisasi area gereja, itu sudah pasti karena SOP-nya begitu," ujar Rikwanto.
Berpotensi rawan
Potensi gangguan kemanan dalam perayaan Natal dapat saja terjadi. Polda Metro Jaya menyatakan, potensi gangguan dapat terjadi di gereja mana pun. Untuk itu, pengamanan dilakukan serius.
Rikwanto menyebutkan, pengamanan itu tidak hanya dilakukan dengan pemeriksaan jemaat gereja. Lokasi di luar gereja, seperti tempat parkir, juga akan mendapat pengamanan. "Pengganggu pasti cari kelengahan. Baik di gereja besar atau kecil sama karena potensi demikian bisa terjadi di mana saja," ujar Rikwanto.
Secara terpisah, Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen (Pol) Sudjarno mengatakan, ancaman gangguan keamanan mungkin terjadi pada dua perayaan tersebut. "Ada juga isu aktual yang perlu diwaspadai, seperti meningkatnya giat politik, demo, macet meluas, penertiban lahan parkir, kurangnya kesadaran hukum masyarakat, penertiban PKL, eksekusi lahan pemerintah atau masyarakat," kata Sudjarno.
Di samping itu, kerawanan sosial seperti tarik-menarik pendukung, kampanye tertutup atau terbuka, dan kesenjangan sosial juga mungkin terjadi. Begitu pun dengan bertambahnya lokasi rawan kriminalitas di jalan, dan meningkatnya mobilitas manusia. Sudjarno menjelaskan, berbagai ancaman itu akan berdampak pada kerawanan sosial, seperti meningkatnya kriminalitas, pencurian, serta premanisme.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Khlwp
Perlu keamanan ekstra ketat nih... apalagi sudah ada peringatan dini dari Pak Beye bahwa Teroris akan bergerak di Hari Natal.
Bagi gereja-gereja yang mampu dapat menyewa tenaga keamanan tambahan di luar kepolisian untuk ikut membantu mengamankan.
0
509
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan