- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BERBAGAI JENIS TANK ERA PD II


TS
kriegs
BERBAGAI JENIS TANK ERA PD II
Ada berbagai jenis kendaraan tempur era PD II. Pada saat ini saya akan membahas tentang tank dan pesawat era PD II dulu. Kalo respon bagus, nanti saya tambahin lagi mulai dari pesawat tempur sampe bomber dan armada laut.
Jangan lupa komen, rate dan cendolnya gan..
Terima kasih atas game Company of Heroes series Panzer Korps atas inspirasinya...
panzerkorps.com
google.com

PANZER II
PzKpfw II, atau Panzer II adalah tank kelas ringan. Tank ini banyak digunakan pada awal masa PD 2 saat invasi Jerman ke Polandia 1939, sebelum kemunculan Panzer III dan Panzer IV pada akhir 1940. Tank ini hanya memiliki sedikit armor (proteksi) dan senjata utamanya adalah meriam barel panjang dengan kaliber 20mm, senjata dengan high rate of fire (tembakan beruntun tinggi) tapi kurang mumpuni sebagai anti-tank pada masa itu. Karena desain tank yang kurang bagus, eksperimen pada Panzer II jarang dilakukan, kecuali pemasangan flame thrower (pelontar api) pada operasi Barbarossa di Rusia. Pertengahan 1942 Panzer II tidak lagi digunakan di garis depan untuk pertempuran, melainkan sebagai pengintai dan menjaga garis belakang Jerman. Variasi dari Panzer II yang paling akhir adalah “Luchs”. Meski tidak begitu bersinar sebagai tank di Jerman, sasis Panzer II dapat digunakan sebagai self-propelled artilery (artileri mobile dengan sasis tank).


PANZER III
Panzer III pada mulanya ditujukan sebagai penghancur tank, mendampingi Panzer IV yang di plot menjadi tank pendukung infanteri. Pengalaman dalam medan perang membalikkan skema ini. Panzer III merupakan tank terbanyak yang dikirim Jerman pada awal invasi ke Rusia. Setelah mengupgrade senjata utama menjadi meriam 50mm L/60 pada awal 1942 memberikan dampak positif saat melawan tank T-34 Rusia pada jarak dekat, akan tetapi Panzer IV yang memiliki turret ring (kepala meriam pada tank) yang lebih besar dan luas terbukti lebih mudah beradaptasi dan mumpuni saat menjadi MBT (Main Battle Tank) Jerman. Seri terakhir dari Panzer III menggunakan meriam 75mm low-velocity (kecepatan tembak rendah) sebagai pendukung infanteri yang sebenarnya ditujukan untuk Panzer IV. Pada tahun 1943 produksi Panzer III dihentikan, tapi sasis tank ini masih digunakan sebagai model tank Stug III assault gun, salah satu tank terbaik dan paling banyak diproduksi oleh Jerman. Panzer III merupakan tank pelopor penggunaan 3 orang dalam 1 turret dan intercom, yang pada akhirnya ditiru oleh semua tank tempur di dunia.


PANZER IV
Panzer IV adalah tank medium Jerman yang paling lama digunakan semasa PD II. Diciptakan sebagai tank pendukung infanteri dan dilengkapi meriam 75mm low-velocity gun barel pendek, namun lebih banyak bertempur sebagai tank destroyer (penghancur tank) karena ketidakmampuan Panzer III yang sebenarnya di plot untuk melakukan itu. Satu-satunya tank Jerman yang terus diproduksi selama masa PD II. Produksi tank ini termasuk lambat, dan hanya 300 buah Panzer IV yang dikirim dalam invasi ke Perancis. Meriam 75mm low-velocity terbukti kurang bagus saat bertempur melawan tank sekutu seperti Matilda dan S35 Perancis, dan kejutan saat melawan T-34 serta tank kelas super berat seri KV milik Rusia pada tahun berikutnya mengharuskan Panzer IV untuk melakukan berbagai evolusi. Saat dilengkapi meriam barel panjang 75mm dan peningkatan armor, model Panzer IV F2 mampu menandingi tank kelas berat Rusia pada musim panas 1942. Panzer IV bertempur dalam berbagai front dan mencapai batas pengembangannya pada akhir 1942, dan menjadi kekuatan utama kendaraan lapis baja Jerman hingga tahun 1944. Sasis Panzer IV menjadi dasar varian berbagai tank baru, seperti JagdPanzer IV, Nashorn dan Wirbelwind.


PANTHER
PzKpfw V atau Panther, adalah salah satu desain terbaik dalam PD II. Tank ini menceminkan kombinasi yang hampir sempurna dari firepower (kekuatan tembak), mobility (mobilitas/kecepatan) dan Protection (perlindungan). Panther merupakan solusi atas pertemuan Jerman dengan T-34 Rusia pada musim panas 1941 dan menggantikan Panzer IV sebagai Main Battle Tank. Panther pertama diturunkan di Kursk 1943, saat masih memiliki beberapa masalah dalam jarak tempuh serta pengembangannya, hingga pada Maret 1944 saat Guderian merasa bahwa tank tersebut sudah beroperasi penuh. Meriam 75mm Panther jauh lebih superior dalam hal penetrasi dan jarak tembak dibandingkan meriam 88mm pada Tiger I. Meski armor Panther kurang kuat dibagian samping, tapi armor bagian depan Panther sangat kuat, bahkan tidak akan mampu ditembus oleh meriam 75mm standar M4 Sherman atau 85mm Rusia. Masalah utama Panther adalah armor yang tipis di bagian samping, masalah transmisi dan perputaran posisi yang lambat. Kemunduran Jerman pada 1943 membuat potensi Panther belum terekspos seluruhnya. Jenis utama dari tank ini adalah Jagdpanther (Hunter Panther, dari kata Jaeger Panther) tank tanpa turret yang merupakan terbaik pada jenis ini.


TIGER I
Tiger I mungkin adalah tank paling terkenal Jerman pada masa perang. Meski kurang seimbang dalam desain akibat memaksimalkan firepower dan armor, tank ini dibangun dengan baik dan meraih sukses. Bahkan Hitler mendeklarasikan bahwa kekuatan satu batalion Tiger tank sama dengan seluruh tank di Panzer division. Tank ini merupakan tank pertama yang memiliki meriam legendaris 88mm dan mempunya track (rantai pada roda tank) yang sangat lebar seperti pada T-34 Rusia. Tank ini memiliki kecepatan yang baik, tapi karena roda tank ini terlalu rumit, pada awal kemunculannya sering mengakibatkan kerusakan mesin pada medan yang sulit. Tank ini memulai debut pada September 1942. Tiger I ditujukan sebagai tank penyerang, tapi akan lebih maksimal dalam keadaan station (tidak bergerak) karena mengurangi resiko kerusakan pada mesin dan menambah akurasi meriam 88mm. Meriam 88mm ini cukup ditakuti oleh pasukan Aliansi, karena dapat menembus armor depan tank Sherman Amerika pada jarak 2000m atau 2km dan seorang Tiger aces (komandan tank Tiger legendaris) seperti Michael Wittman dapat menembak dari jarak yang lebih jauh. Kelemahan Tiger I terdapat pada mesin yang kurang tangguh serta desain armor un-sloped (tidak melengkung). Produksi dihentikan pada Agustus 1944 saat seluruh sumber daya didedikasikan untuk membuat Tiger II.


TIGER II
Tiger II, lebih dikenal sebagai Königstiger atau “King Tiger” adalah puncak dari pengembangan divisi Panzer dan merupakan tank terkuat dalam PD II. Tank ini lebih berat 12 ton dibandingkan Tiger I, memiliki sloped armor di depan dan dalam teori, tidak mungkin ditembus, serta meriam 88mm yang telah diupgrade dan digabungkan dengan optic Jerman untuk menambah presisi menjadikan Tiger II dapat menghancurkan tank lawan dengan jarak yang tidak bisa ditandingi oleh tank milik Aliansi. Meski termasuk tank yang lincah dengan mobilitas tinggi, masalah mesin tetap yang utama dan juga pelatihan mengemudikan tank ini. Konsumsi bahan bakar tank ini sangat tidak masuk akal. Perawatan rutin harus dilakukan pada tank ini, tetapi menjadi mustahil saat perang berlangsung terus menerus, yang mengakibatkan banyak tank yang ditinggalkan oleh krunya. Debut awal saat di Normandy 1944. Karena terlambat dalam proses produksi dan terus pabriknya terus dibombardir oleh sekutu, hanya beberapa Tiger II yang dapat berangkat menuju medan pertempuran. Seperti Tiger I, Tiger II tergabung dalam Batalion tank kelas berat yang independen. Tiger II menginspirasi pembuatan JagdTiger (Hunting Tiger), salah satu jenis penghancur tank terbaik pada masa PD II.



MATILDA
Matilda I dan II merupakan tank pendukung infanteri bagi tentara Inggris, meski desain dari tank ini agak aneh tapi memiliki persenjataan dan armor yang baik. Tank ini pertama beraksi pada pertempuran di Perancis 1940. Matilda I, yang hanya memiliki senapan mesin tidak bertahan lama di kesatuannya. Tank ini justru lebih dikenal sebagai “Queen of the Desert” karena kemampuan tempurnya di front Afrika utara. Armor dari tank ini mampu menahan serangan dari senjata anti-tank pada masa itu, dan meriam Matilda II meskipun tidak terlalu mengesankan, setidaknya hampir sama dengan senjata AFV (Armored Fighting Vehicle). Masalah pada tank ini adalah kecepatannya yang hanya 9mil/jam, kemudi yang susah, serta kekurangan amunisi HE (High Explosive) sebagai anti infanteri pada senjatanya. Kedua versi dari Matilda memainkan peranan penting pada serangan balik di Arras pada akhir Mei 1940, meskipun mampu mengalahkan SS Totenkopf, yang tentu saja tidak memiliki senjata anti-tank saat itu. Senjata utama pada Panzer II dan Panzer III tidak mampu menembus armor depan Matilda, yang ketebalannya mencapai 78mm pada seri Matilda II. Karena berhadapan dengan Matilda, Jendral legendaris Jerman saat itu, Rommel segera mendatangkan meriam 88mm AA (Anti Aircraft) gun yang menjadi momok bagi pasukan sekutu pada saat itu. 88mm gun merupakan senjata paling efektif Jerman, mampu berperan sebagai AA gun, anti-tank, artileri maupun dipasang pada turret tank.


CHURCHILL
Churchill adalah jenis tank infanteri lainnya yang diproduksi setelah Perancis dikuasai Jerman. Debutnya dimulai di Dieppe pada Agustus 1942. Meski dengan berbagai desain yang nyeleneh, turret kecil, un-sloped armor serta tenaga yang kecil, tank ini terus digunakan oleh sekutu. Churchill dipersenjatai 2 meriam pounder untuk menghancurkan AFV lawan dan 3 senapan mesin ditempatkan di depan untuk membantu infanteri, kemudian mulai dipersenjatai dengan meriam 6-lb 57mm dan kemudian berevolusi dengan meriam 75mm. Senapan mesin di depan mulai dihilangkan seiring versi Mark III diproduksi. Churchill merupakan salah satu tank kelas berat, bahkan beberapa varian memiliki armor lebih tebal dibandingkan Tiger I. Tank ini memiliki suspensi dan desain track yang sangat baik sehingga mampu melewati segala medan. Churchill sangat lincah untuk ukuran tank kelas berat, juga memiliki varian unik termasuk Crocodile yang dilengkapi flamethrower, serta AVRE yang digunakan oleh Royal Engineers (pasukan zenit Inggris) yang dilengkapi dengan mortar Petard 290mm atau meriam Royal Ordnance L9 165mm untuk menghancurkan pertahanan lawan.


CROMWELL
Cromwell mungkin adalah tank kelas medium tercepat dan paling lincah karena doktrin “cruiser tank” (tank penjelajah) sebelum PD II. Ukurannya sama dengan tank Sherman Amerika, tapi dapat melaju hingga kecepatan 40mil/jam. Tank ini memulai debut di Normandy 1944, yang pada saat itu sebenarnya senjata utamanya adalah meriam 6-pounder (57mm), tetapi digantikan dengan meriam 75mm. Sama seperti Sherman yang menggunakan meriam 75mm, Cromwell kurang begitu sukses dalam karirnya dalam melawan tank Jerman yang lebih superior. Armor tank ini sama dengan Sherman, tetapi tidak melengkung sehingga meriam tank Cromwell terlihat menonjol karena turret yang berbentuk kotak. Mesin tank ini disebut Meteor, sangat baik amun susah dalam perawatan di lapangan. Karena berbagai sentimen tentang tank ini, kebanyakan kru lebih memilih Sherman dibandingkan Cromwell. Cromwell adalah tank terbanyak yang dimiliki Inggris dan juga menjadi divisi tank pertama Polandia.



SHERMAN
M4 Sherman adalah tank yang paling banyak diproduksi dikalangan pasukan Aliansi dan hanya T-34 Rusia yang dapat menandingi dalam jumlah pada PD II. Tank ini adalah simbol dari pasukan lapis baja Amerika, tetapi Inggris lah yang menamakan tank ini sebagai Sherman. Tank ini pertama kali diterjunkan di Alamein kedua pada Oktober 1942 bersama pasukan Inggris ke-8. Armor yang baik, lumayan cepat, dapat diandalkan, dan memiliki meriam 75mm, membuat performa tank ini sangat baik di medan perang. Tetapi hal ini berubah ketika Sherman bertemu dengan tank Jerman baru, yaitu Panther. Ini adalah kenyataan yang berat bagi Amerika, karena tank ini tidak dirancang untuk berhadapan dengan tank lawan dalam pertempuran terbuka, dan perkembangannya dalam mengeksploitasi kemampuan tank ini sangat lambat. Setelah dilengkapi dengan amunisi AP (Armor Piercing = Penembus armor) dan senapan mesin di bagian atas turret sedikit mengurangi kelemahan dari tank M4 ini. Akan tetapi menjelang akhir PD II di front barat, jumlah yang sangat banyak hanyalah satu-satunya kelebihan dari tank ini. Jenis yang paling baik dari tank ini adalah M4A1 dengan meriam 76mm, M4A3 dengan artileri howitzer 105mm, dan A4M3E2 Jumbo yang telah dirombak bagian armor dan juga turret.


SHERMAN FIREFLY
Firefly (kunang-kunang) adalah variasi lain yang dilakukan Inggris terhadap tank M4 Sherman Amerika yang berhasil meniru armor dari tank Jerman dan mengaplikasikan meriam 17-pounder Inggris. Menempatkan meriam 17-pounder long-recoiling (pengisian mundur lama) pada turret Sherman adalah masalah serius, tetapi dapat diatasi dengan cara mengubah desain senjata dibandingkan desain turret itu sendiri (turret juga dipindah posisinya). Kemampuan meriam 17-pounder Inggris sama dengan meriam 75mm milik tank Panther Jerman dan beberapa versi dari meriam 88mm. Beberapa tank Firefly pertama kali terlibat perang pada D-Day di Normandy. Meski terlihat berbeda dari varian Sherman yang lain, Firefly cukup disegani tank Jerman. Tank ini didistribusikan untuk menyatu dengan unit lain dibandingkan membentuk unit mandiri. Usaha Inggris untuk menarik perhatian Amerika pada tank ini kurang berhasil, dibanding memakai Firefly, Amerika lebih memilih menggunakan meriam 90mm yang dipasang pada M36 tank destroyer (penghancur tank). Kelemahan Firefly adalah kurangnya amunisi HE untuk menghancurkan pasukan infanteri atau kendaraan ringan. Pada akhirnya Firefly jarang dipakai, seiring berkurangnya tank kelas berat Jerman.


STUART
Stuart yang juga dikenal dengan panggilan Honey, adalah tank kelas ringan yang didesain pada tahun 1930 dan banyak digunakan pasukan lapis baja Amerika pada awal operasi di Afrika utara. Dipersenjatai meriam 37mm, ada dua jenis tank yaitu M3 dan M5, yang dibedakan atas jenis mesin yang dipakai. Tank ini hanya efektif untuk melawan kendaraan ringan Jerman semacam Half-track, dan kurang sukses di Afrika karena jarak tembak yang pedek. Pada pertengahan 1942 Inggris mendapat banyak suplai tank Lend Lease dan tidak memakai jasa Stuart lagi, begitu juga Amerika yang hanya menggunakan tank ini untuk keperluan pengintaian dan tugas ringan lainnya. Kelebihan tank ini ada pada mesinnya, jenis M3 menggunakan mesin radial pesawat yang dapat diandalkan. Pada 1944 produksi dihentikan, tapi Stuart masih digunakan hingga perang berakhir, meski jumlah yang sangat banyak tank ini jarang digunakan dalam pertempuran. Tank ini pada akhirnya digantikan oleh M24 Chaffe yang lebih superior.


M26 Pershing
M26 Pershing adalah satu-satunya tank kelas berat yang diproduksi Amerika saat PD II, tetapi terlambat untuk memasuki medan perang sehingga aksinya kurang signifikan. M26 Pershing baru bergabung pada Maret 1945. Pengembangannya terlambat akibat kurang didukungnya doktrin “tank destroyer” di pasukan Amerika dan kepercayaan para petinggi bahwa tank kelas berat tidak diperlukan. Kekalahan telak pasukan lapis baja Amerika pada Battle of the Bulge (pertempuran Bulge) mengakhiri keraguan bahwa tank Sherman tidak bisa lagi terlalu diandalkan melawan tank Jerman, dan Pershing pun diterjunkan ke medan perang. Sekitar 300 dikirim ke medan perang, tapi hanya beberapa buah tank yang benar-benar beraksi, 4 diantaranya ambil bagian pada pertempuran di jembatan Remagen. Meski diragukan dalam kekuatan, tak ini memiliki meriam 90mm yang jauh lebih baik daripada meriam 75mm Sherman, dan ini merupakan kemajuan besar dalam perkembangan pasukan Amerika. Pershing masih terus digunakan setelah PD II dan menjadi landasan bagi jenis tank M60 MBT.


M18 HELLCAT
M18 Hellcat adalah penghancur tank Amerika dengan meriam 76mm dan memiliki kecepatan yang sangat bagus. Tank ini mampu melaju dengan kecepatan 60mil/jam. Tidak seperti saudaranya yaitu M10 yang menggunakan sasis Sherman, Hellcat dibangun dari awal dengan berbagai inovasi untuk mempermudah perawatan di lapangan, bahkan mesin dan transmisi dapat dibongkar pasang dengan mudah. Armor tank ini hanya 25mm, dan terbuka pada bagian atap turret, yang mengakibatkan tank ini menjadi sasaran infanteri pada perempuran jarak dekat. Meriam 76mm yang digunakan sama dengan yang dipakai oleh varian Sherman, dan saat berhadapan dengan tank Jerman tidak begitu berarti, kecuali jika menggunaka amunis AP. Hellcat juga diterjunkan di Itali, tetapi kebanyakan bergabun di medan perang Eropa barat dan utara. Kecepatan adalah satu-satunya kemampuan tank ini untuk bertahan, kadang Hellcat dapat menghindar atau berpindah posisi lebih cepat dari pergerakan turret tank Jerman. Saat jumlah tank Jerman berkurang, M10 dan M18 lebih banyak digunakan sebagai artileri.


Jangan lupa komen, rate dan cendolnya gan..

Terima kasih atas game Company of Heroes series Panzer Korps atas inspirasinya...
Spoiler for SUMBER:
panzerkorps.com
google.com

PANZER II
Spoiler for 1:
PzKpfw II, atau Panzer II adalah tank kelas ringan. Tank ini banyak digunakan pada awal masa PD 2 saat invasi Jerman ke Polandia 1939, sebelum kemunculan Panzer III dan Panzer IV pada akhir 1940. Tank ini hanya memiliki sedikit armor (proteksi) dan senjata utamanya adalah meriam barel panjang dengan kaliber 20mm, senjata dengan high rate of fire (tembakan beruntun tinggi) tapi kurang mumpuni sebagai anti-tank pada masa itu. Karena desain tank yang kurang bagus, eksperimen pada Panzer II jarang dilakukan, kecuali pemasangan flame thrower (pelontar api) pada operasi Barbarossa di Rusia. Pertengahan 1942 Panzer II tidak lagi digunakan di garis depan untuk pertempuran, melainkan sebagai pengintai dan menjaga garis belakang Jerman. Variasi dari Panzer II yang paling akhir adalah “Luchs”. Meski tidak begitu bersinar sebagai tank di Jerman, sasis Panzer II dapat digunakan sebagai self-propelled artilery (artileri mobile dengan sasis tank).


PANZER III
Spoiler for 2:
Panzer III pada mulanya ditujukan sebagai penghancur tank, mendampingi Panzer IV yang di plot menjadi tank pendukung infanteri. Pengalaman dalam medan perang membalikkan skema ini. Panzer III merupakan tank terbanyak yang dikirim Jerman pada awal invasi ke Rusia. Setelah mengupgrade senjata utama menjadi meriam 50mm L/60 pada awal 1942 memberikan dampak positif saat melawan tank T-34 Rusia pada jarak dekat, akan tetapi Panzer IV yang memiliki turret ring (kepala meriam pada tank) yang lebih besar dan luas terbukti lebih mudah beradaptasi dan mumpuni saat menjadi MBT (Main Battle Tank) Jerman. Seri terakhir dari Panzer III menggunakan meriam 75mm low-velocity (kecepatan tembak rendah) sebagai pendukung infanteri yang sebenarnya ditujukan untuk Panzer IV. Pada tahun 1943 produksi Panzer III dihentikan, tapi sasis tank ini masih digunakan sebagai model tank Stug III assault gun, salah satu tank terbaik dan paling banyak diproduksi oleh Jerman. Panzer III merupakan tank pelopor penggunaan 3 orang dalam 1 turret dan intercom, yang pada akhirnya ditiru oleh semua tank tempur di dunia.


PANZER IV
Spoiler for 3:
Panzer IV adalah tank medium Jerman yang paling lama digunakan semasa PD II. Diciptakan sebagai tank pendukung infanteri dan dilengkapi meriam 75mm low-velocity gun barel pendek, namun lebih banyak bertempur sebagai tank destroyer (penghancur tank) karena ketidakmampuan Panzer III yang sebenarnya di plot untuk melakukan itu. Satu-satunya tank Jerman yang terus diproduksi selama masa PD II. Produksi tank ini termasuk lambat, dan hanya 300 buah Panzer IV yang dikirim dalam invasi ke Perancis. Meriam 75mm low-velocity terbukti kurang bagus saat bertempur melawan tank sekutu seperti Matilda dan S35 Perancis, dan kejutan saat melawan T-34 serta tank kelas super berat seri KV milik Rusia pada tahun berikutnya mengharuskan Panzer IV untuk melakukan berbagai evolusi. Saat dilengkapi meriam barel panjang 75mm dan peningkatan armor, model Panzer IV F2 mampu menandingi tank kelas berat Rusia pada musim panas 1942. Panzer IV bertempur dalam berbagai front dan mencapai batas pengembangannya pada akhir 1942, dan menjadi kekuatan utama kendaraan lapis baja Jerman hingga tahun 1944. Sasis Panzer IV menjadi dasar varian berbagai tank baru, seperti JagdPanzer IV, Nashorn dan Wirbelwind.


PANTHER
Spoiler for 4:
PzKpfw V atau Panther, adalah salah satu desain terbaik dalam PD II. Tank ini menceminkan kombinasi yang hampir sempurna dari firepower (kekuatan tembak), mobility (mobilitas/kecepatan) dan Protection (perlindungan). Panther merupakan solusi atas pertemuan Jerman dengan T-34 Rusia pada musim panas 1941 dan menggantikan Panzer IV sebagai Main Battle Tank. Panther pertama diturunkan di Kursk 1943, saat masih memiliki beberapa masalah dalam jarak tempuh serta pengembangannya, hingga pada Maret 1944 saat Guderian merasa bahwa tank tersebut sudah beroperasi penuh. Meriam 75mm Panther jauh lebih superior dalam hal penetrasi dan jarak tembak dibandingkan meriam 88mm pada Tiger I. Meski armor Panther kurang kuat dibagian samping, tapi armor bagian depan Panther sangat kuat, bahkan tidak akan mampu ditembus oleh meriam 75mm standar M4 Sherman atau 85mm Rusia. Masalah utama Panther adalah armor yang tipis di bagian samping, masalah transmisi dan perputaran posisi yang lambat. Kemunduran Jerman pada 1943 membuat potensi Panther belum terekspos seluruhnya. Jenis utama dari tank ini adalah Jagdpanther (Hunter Panther, dari kata Jaeger Panther) tank tanpa turret yang merupakan terbaik pada jenis ini.


TIGER I
Spoiler for 5:
Tiger I mungkin adalah tank paling terkenal Jerman pada masa perang. Meski kurang seimbang dalam desain akibat memaksimalkan firepower dan armor, tank ini dibangun dengan baik dan meraih sukses. Bahkan Hitler mendeklarasikan bahwa kekuatan satu batalion Tiger tank sama dengan seluruh tank di Panzer division. Tank ini merupakan tank pertama yang memiliki meriam legendaris 88mm dan mempunya track (rantai pada roda tank) yang sangat lebar seperti pada T-34 Rusia. Tank ini memiliki kecepatan yang baik, tapi karena roda tank ini terlalu rumit, pada awal kemunculannya sering mengakibatkan kerusakan mesin pada medan yang sulit. Tank ini memulai debut pada September 1942. Tiger I ditujukan sebagai tank penyerang, tapi akan lebih maksimal dalam keadaan station (tidak bergerak) karena mengurangi resiko kerusakan pada mesin dan menambah akurasi meriam 88mm. Meriam 88mm ini cukup ditakuti oleh pasukan Aliansi, karena dapat menembus armor depan tank Sherman Amerika pada jarak 2000m atau 2km dan seorang Tiger aces (komandan tank Tiger legendaris) seperti Michael Wittman dapat menembak dari jarak yang lebih jauh. Kelemahan Tiger I terdapat pada mesin yang kurang tangguh serta desain armor un-sloped (tidak melengkung). Produksi dihentikan pada Agustus 1944 saat seluruh sumber daya didedikasikan untuk membuat Tiger II.


TIGER II
Spoiler for 6:
Tiger II, lebih dikenal sebagai Königstiger atau “King Tiger” adalah puncak dari pengembangan divisi Panzer dan merupakan tank terkuat dalam PD II. Tank ini lebih berat 12 ton dibandingkan Tiger I, memiliki sloped armor di depan dan dalam teori, tidak mungkin ditembus, serta meriam 88mm yang telah diupgrade dan digabungkan dengan optic Jerman untuk menambah presisi menjadikan Tiger II dapat menghancurkan tank lawan dengan jarak yang tidak bisa ditandingi oleh tank milik Aliansi. Meski termasuk tank yang lincah dengan mobilitas tinggi, masalah mesin tetap yang utama dan juga pelatihan mengemudikan tank ini. Konsumsi bahan bakar tank ini sangat tidak masuk akal. Perawatan rutin harus dilakukan pada tank ini, tetapi menjadi mustahil saat perang berlangsung terus menerus, yang mengakibatkan banyak tank yang ditinggalkan oleh krunya. Debut awal saat di Normandy 1944. Karena terlambat dalam proses produksi dan terus pabriknya terus dibombardir oleh sekutu, hanya beberapa Tiger II yang dapat berangkat menuju medan pertempuran. Seperti Tiger I, Tiger II tergabung dalam Batalion tank kelas berat yang independen. Tiger II menginspirasi pembuatan JagdTiger (Hunting Tiger), salah satu jenis penghancur tank terbaik pada masa PD II.



MATILDA
Spoiler for 7:
Matilda I dan II merupakan tank pendukung infanteri bagi tentara Inggris, meski desain dari tank ini agak aneh tapi memiliki persenjataan dan armor yang baik. Tank ini pertama beraksi pada pertempuran di Perancis 1940. Matilda I, yang hanya memiliki senapan mesin tidak bertahan lama di kesatuannya. Tank ini justru lebih dikenal sebagai “Queen of the Desert” karena kemampuan tempurnya di front Afrika utara. Armor dari tank ini mampu menahan serangan dari senjata anti-tank pada masa itu, dan meriam Matilda II meskipun tidak terlalu mengesankan, setidaknya hampir sama dengan senjata AFV (Armored Fighting Vehicle). Masalah pada tank ini adalah kecepatannya yang hanya 9mil/jam, kemudi yang susah, serta kekurangan amunisi HE (High Explosive) sebagai anti infanteri pada senjatanya. Kedua versi dari Matilda memainkan peranan penting pada serangan balik di Arras pada akhir Mei 1940, meskipun mampu mengalahkan SS Totenkopf, yang tentu saja tidak memiliki senjata anti-tank saat itu. Senjata utama pada Panzer II dan Panzer III tidak mampu menembus armor depan Matilda, yang ketebalannya mencapai 78mm pada seri Matilda II. Karena berhadapan dengan Matilda, Jendral legendaris Jerman saat itu, Rommel segera mendatangkan meriam 88mm AA (Anti Aircraft) gun yang menjadi momok bagi pasukan sekutu pada saat itu. 88mm gun merupakan senjata paling efektif Jerman, mampu berperan sebagai AA gun, anti-tank, artileri maupun dipasang pada turret tank.


CHURCHILL
Spoiler for 8:
Churchill adalah jenis tank infanteri lainnya yang diproduksi setelah Perancis dikuasai Jerman. Debutnya dimulai di Dieppe pada Agustus 1942. Meski dengan berbagai desain yang nyeleneh, turret kecil, un-sloped armor serta tenaga yang kecil, tank ini terus digunakan oleh sekutu. Churchill dipersenjatai 2 meriam pounder untuk menghancurkan AFV lawan dan 3 senapan mesin ditempatkan di depan untuk membantu infanteri, kemudian mulai dipersenjatai dengan meriam 6-lb 57mm dan kemudian berevolusi dengan meriam 75mm. Senapan mesin di depan mulai dihilangkan seiring versi Mark III diproduksi. Churchill merupakan salah satu tank kelas berat, bahkan beberapa varian memiliki armor lebih tebal dibandingkan Tiger I. Tank ini memiliki suspensi dan desain track yang sangat baik sehingga mampu melewati segala medan. Churchill sangat lincah untuk ukuran tank kelas berat, juga memiliki varian unik termasuk Crocodile yang dilengkapi flamethrower, serta AVRE yang digunakan oleh Royal Engineers (pasukan zenit Inggris) yang dilengkapi dengan mortar Petard 290mm atau meriam Royal Ordnance L9 165mm untuk menghancurkan pertahanan lawan.


CROMWELL
Spoiler for 9:
Cromwell mungkin adalah tank kelas medium tercepat dan paling lincah karena doktrin “cruiser tank” (tank penjelajah) sebelum PD II. Ukurannya sama dengan tank Sherman Amerika, tapi dapat melaju hingga kecepatan 40mil/jam. Tank ini memulai debut di Normandy 1944, yang pada saat itu sebenarnya senjata utamanya adalah meriam 6-pounder (57mm), tetapi digantikan dengan meriam 75mm. Sama seperti Sherman yang menggunakan meriam 75mm, Cromwell kurang begitu sukses dalam karirnya dalam melawan tank Jerman yang lebih superior. Armor tank ini sama dengan Sherman, tetapi tidak melengkung sehingga meriam tank Cromwell terlihat menonjol karena turret yang berbentuk kotak. Mesin tank ini disebut Meteor, sangat baik amun susah dalam perawatan di lapangan. Karena berbagai sentimen tentang tank ini, kebanyakan kru lebih memilih Sherman dibandingkan Cromwell. Cromwell adalah tank terbanyak yang dimiliki Inggris dan juga menjadi divisi tank pertama Polandia.



SHERMAN
Spoiler for 10:
M4 Sherman adalah tank yang paling banyak diproduksi dikalangan pasukan Aliansi dan hanya T-34 Rusia yang dapat menandingi dalam jumlah pada PD II. Tank ini adalah simbol dari pasukan lapis baja Amerika, tetapi Inggris lah yang menamakan tank ini sebagai Sherman. Tank ini pertama kali diterjunkan di Alamein kedua pada Oktober 1942 bersama pasukan Inggris ke-8. Armor yang baik, lumayan cepat, dapat diandalkan, dan memiliki meriam 75mm, membuat performa tank ini sangat baik di medan perang. Tetapi hal ini berubah ketika Sherman bertemu dengan tank Jerman baru, yaitu Panther. Ini adalah kenyataan yang berat bagi Amerika, karena tank ini tidak dirancang untuk berhadapan dengan tank lawan dalam pertempuran terbuka, dan perkembangannya dalam mengeksploitasi kemampuan tank ini sangat lambat. Setelah dilengkapi dengan amunisi AP (Armor Piercing = Penembus armor) dan senapan mesin di bagian atas turret sedikit mengurangi kelemahan dari tank M4 ini. Akan tetapi menjelang akhir PD II di front barat, jumlah yang sangat banyak hanyalah satu-satunya kelebihan dari tank ini. Jenis yang paling baik dari tank ini adalah M4A1 dengan meriam 76mm, M4A3 dengan artileri howitzer 105mm, dan A4M3E2 Jumbo yang telah dirombak bagian armor dan juga turret.


SHERMAN FIREFLY
Spoiler for 11:
Firefly (kunang-kunang) adalah variasi lain yang dilakukan Inggris terhadap tank M4 Sherman Amerika yang berhasil meniru armor dari tank Jerman dan mengaplikasikan meriam 17-pounder Inggris. Menempatkan meriam 17-pounder long-recoiling (pengisian mundur lama) pada turret Sherman adalah masalah serius, tetapi dapat diatasi dengan cara mengubah desain senjata dibandingkan desain turret itu sendiri (turret juga dipindah posisinya). Kemampuan meriam 17-pounder Inggris sama dengan meriam 75mm milik tank Panther Jerman dan beberapa versi dari meriam 88mm. Beberapa tank Firefly pertama kali terlibat perang pada D-Day di Normandy. Meski terlihat berbeda dari varian Sherman yang lain, Firefly cukup disegani tank Jerman. Tank ini didistribusikan untuk menyatu dengan unit lain dibandingkan membentuk unit mandiri. Usaha Inggris untuk menarik perhatian Amerika pada tank ini kurang berhasil, dibanding memakai Firefly, Amerika lebih memilih menggunakan meriam 90mm yang dipasang pada M36 tank destroyer (penghancur tank). Kelemahan Firefly adalah kurangnya amunisi HE untuk menghancurkan pasukan infanteri atau kendaraan ringan. Pada akhirnya Firefly jarang dipakai, seiring berkurangnya tank kelas berat Jerman.


STUART
Spoiler for 12:
Stuart yang juga dikenal dengan panggilan Honey, adalah tank kelas ringan yang didesain pada tahun 1930 dan banyak digunakan pasukan lapis baja Amerika pada awal operasi di Afrika utara. Dipersenjatai meriam 37mm, ada dua jenis tank yaitu M3 dan M5, yang dibedakan atas jenis mesin yang dipakai. Tank ini hanya efektif untuk melawan kendaraan ringan Jerman semacam Half-track, dan kurang sukses di Afrika karena jarak tembak yang pedek. Pada pertengahan 1942 Inggris mendapat banyak suplai tank Lend Lease dan tidak memakai jasa Stuart lagi, begitu juga Amerika yang hanya menggunakan tank ini untuk keperluan pengintaian dan tugas ringan lainnya. Kelebihan tank ini ada pada mesinnya, jenis M3 menggunakan mesin radial pesawat yang dapat diandalkan. Pada 1944 produksi dihentikan, tapi Stuart masih digunakan hingga perang berakhir, meski jumlah yang sangat banyak tank ini jarang digunakan dalam pertempuran. Tank ini pada akhirnya digantikan oleh M24 Chaffe yang lebih superior.


M26 Pershing
Spoiler for 13:
M26 Pershing adalah satu-satunya tank kelas berat yang diproduksi Amerika saat PD II, tetapi terlambat untuk memasuki medan perang sehingga aksinya kurang signifikan. M26 Pershing baru bergabung pada Maret 1945. Pengembangannya terlambat akibat kurang didukungnya doktrin “tank destroyer” di pasukan Amerika dan kepercayaan para petinggi bahwa tank kelas berat tidak diperlukan. Kekalahan telak pasukan lapis baja Amerika pada Battle of the Bulge (pertempuran Bulge) mengakhiri keraguan bahwa tank Sherman tidak bisa lagi terlalu diandalkan melawan tank Jerman, dan Pershing pun diterjunkan ke medan perang. Sekitar 300 dikirim ke medan perang, tapi hanya beberapa buah tank yang benar-benar beraksi, 4 diantaranya ambil bagian pada pertempuran di jembatan Remagen. Meski diragukan dalam kekuatan, tak ini memiliki meriam 90mm yang jauh lebih baik daripada meriam 75mm Sherman, dan ini merupakan kemajuan besar dalam perkembangan pasukan Amerika. Pershing masih terus digunakan setelah PD II dan menjadi landasan bagi jenis tank M60 MBT.


M18 HELLCAT
Spoiler for 14:
M18 Hellcat adalah penghancur tank Amerika dengan meriam 76mm dan memiliki kecepatan yang sangat bagus. Tank ini mampu melaju dengan kecepatan 60mil/jam. Tidak seperti saudaranya yaitu M10 yang menggunakan sasis Sherman, Hellcat dibangun dari awal dengan berbagai inovasi untuk mempermudah perawatan di lapangan, bahkan mesin dan transmisi dapat dibongkar pasang dengan mudah. Armor tank ini hanya 25mm, dan terbuka pada bagian atap turret, yang mengakibatkan tank ini menjadi sasaran infanteri pada perempuran jarak dekat. Meriam 76mm yang digunakan sama dengan yang dipakai oleh varian Sherman, dan saat berhadapan dengan tank Jerman tidak begitu berarti, kecuali jika menggunaka amunis AP. Hellcat juga diterjunkan di Itali, tetapi kebanyakan bergabun di medan perang Eropa barat dan utara. Kecepatan adalah satu-satunya kemampuan tank ini untuk bertahan, kadang Hellcat dapat menghindar atau berpindah posisi lebih cepat dari pergerakan turret tank Jerman. Saat jumlah tank Jerman berkurang, M10 dan M18 lebih banyak digunakan sebagai artileri.


Diubah oleh kriegs 08-01-2014 00:06
0
16.7K
Kutip
85
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan