JAKARTA - PT Garuda Indonesia Persero Tbk (GIAA) berkomitmen untuk selalu menekan emisi yang ada. Karenanya, Garuda telah melakukan beberapa best practices dari bisnis yang berkelanjutan.

Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan, sebagai kelompok yang bergabung dengan Indonesia Business Council for Sustainble Development (IBCSD), Garuda harus bertanggung jawab dengan partisipasi aktif bisnis guna menekan emisi gas buang.

"Karena kita perusahaan airlines mengacu kepada peraturan airlines-airlines," ucap Emirsyah saat acara End of Year Press Conference "Business and Sustainable Development" di Gedung BNI 46, Jakarta, Senin (16/12/2013).

Emirsyah menjelaskan, perusahaan telah melakukan beberapa best practices guna menjadi bisnis berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan.

"Pertama mengenai fuel consumtion. Dengan menghemat fuel ini akan menekan emisi gas buang, yang kedua kita mengadakan peremajaan armada, dengan armada yang muda dan teknologi baru akan menekan karbon emisi juga. Usia pesawat-pesawat kita targetkan di bawah lima pada 2015," jelasnya.

Sementara itu yang ketiga yakni carbon offset. Garuda adalah perusahaan yang ditunjuk IATA untuk mengenai carbon offset guna mengurangi CO2 di negara berkembang.

"Yang keempat, kita di bawah anak usaha bank halon. Halon ini akan merusak ozon. Kegiatan utama bank Halon adalah mengumpulkan halon yang sudah tidak digunakan. Ini yang telah diatur dari protocol montreal," ucap Emirsyah.

Emirsyah menambahkan, lalu mengenai penggunaan biofuel, dengan penggunaan biofuel tentu akan menghemat energi fosil fuel. Kemudian Garuda pun telah mempunyai program menanam pohon dengan satu penumpang dengan tiga pohon.