Jakarta, GEO ENERGI - Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro memperkirakan, pelemahan rupiah bisa membuat anggaran belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) membengkak hingga Rp 50 triliun.

"Kami telah menyiapkan alokasi subsidi sebesar Rp 200 triliun pada 2013. Itu adalah 1/8 dari total anggaran keseluruhan. Tetapi, karena ada depresiasi (pelemahan) rupiah maka akan ada kenaikan anggaraan subsidi Rp 50 triliun," kata Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Jumat (13/12), di Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dalam viva.co.id.

Menurut Bambang, lonjakan tambahan beban subsidi sebesar Rp 50 triliun tidak bisa diapa-apakan, termasuk melakukan tindakan apapun untuk menguranginya. Dia mencatat, belanja subsidi khusus BBM, setiap tahunnya terus menjadi beban pemerintah. Beban tidak dipicu oleh besarnya nominasi subsidi, tapi juga karena persoalan politik.

Kebutuhan BBM dan minyak di dalam negeri, kata Bambang, sebagian memang masih harus diimpor, sehingga pelemahan rupiah yang terjadi sangat memengaruhi anggaran subsidi BBM. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dikeluarkan Bank Indonesia, rupiah kembali menembus angka Rp 12.025, kemarin.

Bambang menjelaskan, persoalan subsidi BBM bukan hanya terkait masalah fiskal atau anggaran negara, namun ada persoalan politik dalam pengambilan keputusan. Tentunya, setiap suara dalam pemerintahan harus menjadi masukan.

Anggaran belanja BBM bersubsidi dalam APBN-P 2013 ditetapkan sebesar Rp 199,9 triliun. Anggaran tersebut memakai patokan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 9.600/dolar AS, dan volume konsumsi BBM sebanyak 48 juta kiloliter. Sementara pergerakan rupiah terus melemah hingga saat ini di kisaran Rp 12 ribu/dolar AS. (nn/id/et).


Selengkapnya di http://id.geoenergi.co/read/oil/1197.../#.Uq7RX9JdU4c

jangan lupa Follow twitter kami di @geoenergindo