Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ahoaxAvatar border
TS
ahoax
Konspirasi-nya Jokowi-Ahok: dari Lady Gaga, Amien Rais, Kini Susan Jasmine dan Gamawa
Kasus Gamawan - Ahok adalah pucuk gumpalan gunung es alias iceberg puncak keresahan terhadap elektabilitas Jokowi. Jokowi? Ya. Kasus Susan Jasmine senyatanya patut diwaspadai karena ada kaitan dengan upaya menjegal Ahok sebagai Gubernur DKI jika Jokowi menjadi presiden. Bagaimana ceritanya? mari kita analisis dengan kepala panas membara dan hati dingin sedingin salju di Artik sana.

Bahkan Prabowo Subianto sebagai pembawa gerbong nasionalis pun mengikuti jejak kalangan Islamis: gerah dan gusar terhadap popularitas Jokowi. Keresahan Prabowo terhadap Jokowi memang beralasan karena 2014 adalah tahun paling diharapkan oleh Prabowo. Namun, tak disangka oleh Prabowo dan pendukungnya muncul Jokowi - dari anak kandung PDIP yang merupakan rekan koalisi 2014.

Keresahan Prabowo terhadap hasil survei yang selalu menempatkan Jokowi teratas memang membuat semua calon presiden kecut hati dan jiwa. Jika nasionalis pun semua resah, maka tak mengherankan kalangan islamis pun - yang diwakili oleh ormas dan partai memiliki kegalauan tingkat dewa pula. Lalu benang merah apa yang dapat ditarik terkait upaya penjegalan terhadap Jokowi-Ahok - sekaligus kenaikan Jokowi sebagai capres dan Ahok sebagai Gubernur DKI?

Teori konspirasi meresahkan masyarakat dengan isu primordialisme - di tengah maraknya kecenderungan ekstrimisme terhadap individu dan agama - menjadi alat paling efektif untuk mengatur ritme untuk menuju kemenangan individu-kelompok dan kekalahan lawan-kelompok. Kenapa? Kehadiran Jokowi dan kemungkinan naiknya Jokowi menjadi penguasa Indonesia sangat membahayakan kepentingan para penguasa yang berorientasi ke kelompok dan golongan.

Langkah-langkah Jokowi - dan Ahok - dalam memimpin dan membangun Jakarta menimbulkan kegerahan karena Jokowi-Ahok bekerja sesuai dengan kepentingan rakyat - bukan bekerja ‘berpura-pura untuk kepentingan rakyat dengan cara membuat berbagai macam proyek yang tidak menyentuh kepentingan masyarakat banyak’. Contoh, pemerintah membuat banyak proyek seperti Jalan Pantura yang dikorupsi terus-menerus, proyek e-KTP bukan proyek mendesak, legislasi dan perda-perda berbau SARA, proyek Hambalang, Proyek PLN, Perkebunan dan PTP, pengadaan pupuk dan benih, mobil murah, maskapai Merpati, perampokan besar-besaran di dunia Migas dan pertambangan - dengan merugikan negara ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.

Jokowi akan sangat membahayakan kepentingan status quo - baik nasionalis maupun Islamis - sehingga kemungkinan naiknya Jokowi ke tampuk kekuasaan demikian terjal jalannya. Teori pembusukan lewat media yang menyatakan terlalu banyak di-exposed, dilansir dan ditayangkan media akan semakin membuat orang bosan mungkin ada benarnya - namun pada saat yang bersamaan akan menimbulkan simpati dan exposures baru - namun untuk kasus Jokowi rasanya teori itu tak berlaku.

Jokowi semakin berkibar dan menenggelamkan para capres lainnya seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, Aburizal Bakrie, Anies Baswedan - bukan si hedonis Anis Matta lho -, Prabowo, Pramono dan lain-lain. Bahkan Megawati pun kebingungan karena tekanan kelompok anti Jokowi dari dalam PDIP yang juga menghambat pencalonan Jokowi sebagai capres. Berbagai kalangan yang tak menginginkan perubahan mendasar dan takut kepentingan mereka terganggu bahkan hilang - seperti kasus hilangnya peran DPRD DKI dan kepala SKPD sebagai calo proyek - pun secara simultan dan taktis-politis melakukan upaya pelan namun pasti: menghambat Jokowi menjadi calon presiden.

Beragam kelompok dan individu berkepentingan di balik kenaikan dan penurunan Jokowi-Ahok. DPRD DKI berusaha menjegal sejak awal kepemimpinan Jokowi-Ahok dengan memainkan politik penyanderaan yang gagal, lalu penyerangan lewat CSR (Corpote Social Responsibility) Ahok-Jokowi, bahkan menggandeng Komnas HAM soal penggusuran Waduk Pluit, kini upaya lain dilakukan berdasarkan primordialisme - alat paling gampang untuk mendongkrak dan mengeruk dukungan kalangan penganut paham tersebut. Gagal. Amien Rais pun malah mendapat kecaman ketika menyerang Jokowi.

Selanjutnya, kalangan islamis dan partai yang diprediksi akan terjun bebas pada pemilu 2014 seperti PKS, PPP, PAN, PKB, PBB mendekati Muhammadiyah - organisasi Islam paling bisa dipercaya selain Nahdlatul Ulama (NU) - untuk menggalang koalisi semacam Poros Tengah 1999 yang menyingkirkan kemenangan Megawati. Amien Rais di sini bermimpi membuat Poros Tengah jilid II.

Langkah menyingkirkan Jokowi sangat halus dan komprehensif yang melibatkan seluruh kalangan itu dimulai dengan berbagai pembagian peran. Amien Rais yang dengan lantang setiap saat berteriak tentang betapa buruknya Jokowi. Lalu secara taktis Din Syamsuddin angkat bicara tentang perlunya koalisi partai Islam - di tengah buruknya partai-partai termasuk partai Islam melakukan korupsi seperti kasus pengorupsi Al Qur’an Zulkarnaen Djabar dari Golkar dan Luthfi Hasan Ishaaq dari PKS yang mengorupsi sapi.

Berikutnya, secara taktis FPI, FUI, MUI pun dikompori oleh partai-partai sekuler-nasionalis untuk bergerak membuat keributan dan riak-riak yang mewarnai ‘keresahan umat’. Contoh setelah berhasilnya menggagalkan konser Lady Gaga, maka penolakan Miss Universe di Jakarta oleh kalangan islamis pun menjadi keberhasilan kelompok Islam garis keras: menang. Rangkaian teori ‘meresahkan’ memang paling efektif untuk mengeruk dukungan kelompok agamis yang biasanya berkaca mata kuda dalam memandang masalah: dengan motto ‘hanya saya dan kelompok saya yang benar’ sesuai perintah agama saya dan bahkan meminjam tuhan sebagai tameng memengaruhi publik.

Langkah berikutnya yang kelihatan jauh dari akar masalah adalah testing the water dalam kasus Susan Jasmine. Kasus LA ini sebenarnya adalah langkah awal untuk menolak Ahok sebagai Gubernur DKI jika Jokowi menjadi Presiden. Hal ini diperkuat oleh langkah Gamawan. Gamawan yang menyebutkan ‘the right person for the right place’ untuk kasus Susan Jasmine terpengaruh oleh konspirasi yang dilakukan kelompok anti pluralisme dan anti inklusivitas dalam bernegara: Gamawan terkooptasi - seperti bahkan SBY yang ketakutan setengah mati dengan kelompok Islam garis keras di Indonesia.

Kasus Susan Jasmine adalah langkah berikutnya untuk menggiring publik menyingkirkan Jokowi yang dilakukan oleh para penguasa pro status quo yang ketakutan - yang menggunakan kelompok islam dan radikal baik partai maupun kelompok sebagai kuda tunggangan - jika Jokowi naik menjadi capres: capres, belum presiden karena jika presiden nanti justru Ahok yang akan ditolak sebagai gubernur. Karena Ahok menurut Gamawan bukan ‘the right person in majority of segregate leaning Islamic radicals society’.

Jika kasus Susan Jasmine membuat Jokowi-Ahok memindahkan Susan ke kelurahan lain, maka itu adalah kemenangan seperti halnya penolakan Lady Gaga, Miss Universe, dan target berikutnya adalah menolak Ahok sendiri. Itulah yang disadari oleh Ahok sehingga Ahok dengan keras menyuruh Gamawan belajar konstitusi: suatu langkah melawan konspirasi anti keberagaman di Indonesia dan penegakan konstitusi yang benar.

http://politik.kompasiana.com/2013/0...an-596857.html
mayan pagi2 biar SEO jokowow ahok lancar...emoticon-Ngakak


Lurah Susan ria enes ke mana yah? emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin
(nasi padangya belom dateng)
0
3.5K
16
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan