Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut hanya 13,94 persen perlintasan sebidang kereta di Jawa yang dijaga. Artinya sebanyak 86,1 persen perlintasan kereta di Jawa tidak dijaga. "Masih kalah dengan Vietnam, yang dijaga 24,78 persen," kata Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam diskusi "Bencana di Rel Kereta", Sabtu, 14 Desember 2013.
Menurut dia, pembangunan jalan layan (flyover) di perlintasan kereta itu mendesak dilakukan. (Baca juga : Polisi Periksa 11 Saksi Tragedi Kereta Bintaro)
Kementerian Perhubungan menyatakan akan membangun lima flyover di perlintasan sebidang kereta di Jabodetabek. "Di Pondok Betung (Bintaro), Permata Hijau, Cipinang Lontar, Jalan Panjang (Jakarta Barat) serta Poris (Tangerang)," kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko.
Ia menyebut lima lokasi tersebut sebagai titik-titik rawan terjadinya kecelakaan di perlintasan. Menurut Hermanto, jumlah kendaraan yang melintas di kelima lokasi tersebut sudah di atas standar menurut data lalu lintas harian. "Masih ada beberapa pelintasan sebidang yang belum ditutup serta dilalui kendaraan-kendaraan, padahal sudah dibangun flyover maupun underpass," ucapnya. (Baca juga : Mayoritas Pintu Lintasan Kereta Api Tak Dijaga)
Perlintasan-perlintasan sebidang yang dimaksud Hermanto berada di Pasar Senen, Tanjung Barat, serta Tebet. Bahkan di Kalibata, kendaraan umum berhenti di sekitar perlintasan untuk menunggu penumpang.
Hermanto menjelaskan, jalur kereta bisa diibaratkan sebagai jalan tol yang harus ditutup pada sisi samping. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, seharusnya perlintasan sebidang ditutup setelah ada pembangunan flyover atau underpass.
SUMBER