- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
IPW : Aneh, Polresta Medan Belum Tangkap Rahmadian Shah Cs


TS
batakpos
IPW : Aneh, Polresta Medan Belum Tangkap Rahmadian Shah Cs
Jumat, 22 November 2013 | 00:05: Wib
batakpos
BPB - Medan, Panglima Laskar Minang Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB), Fauzi Rahman berpendapat, tindakan brutal M Rahmadian Shah benar-benar tidak manusiawi. Seolah-olah dirinya sudah hebat, jago dan kuat atau ibarat katak dalam tempurung.

Merasa dirinyalah segalagalanya, padahal belum ada apa-apanya. Perlu diingatkan, Rahmadian Shah supaya tau diri. Jangan mentang-mentang Taliban saat ini ada mengendalikan OKP atau salah satu Parpol terus merasa hebat. "Bagi saya Rahmadian Shah tidak ada hebatnya. Jagonya hanya main keroyok saja. Jika berhadapan satu lawan satu, dipastikan tidak akan berani.Karena Rahmadian ini seorang Taliban pengecut," ujarnya.
Kalau kita beraninya hanya karena rame-rame, itu namanya bukan jantan tetapi pengecut. Untuk itu, jangan ulangi perbuatan brengsekmu, jika mau selamat dalam kehidupan bermasyarakat. Jangan karena pak ciknya pernah dekat dengan mantan Kapoldasu terus merasa kebal hukum. Sehebat apapun kedetanmu kepada aparat, jika anda bertindak bringas massa bisa bertindak keras, tegas Fauzi Rahman.
Penjarakan Sekaitan tindak kebrutalan ini, diminta aparat kepolisian supaya menangkap dan memenjarakan Rahmadian Shah. Aparat keamanan jangan lesu darah menangani kasus pengeroyokan yang dilakukan Rahmadian, hanya karena pak ciknya seorang pejabat negara yakni anggota DPD-RI, seorang kapitalis dan orang dekat dengan petinggi Polri dan petinggi Pemprovsu.
Semuanya tidak ada itu sepanjang kita berbuat yang benar. "Kekuatan tidak mampu mengalahkan kebenaran, tetapi kebenaran itulah panglima tertinggi dalam kehidupan. Karena kebaikan dan kebenaran bersumber dari Allah," ujarnya.
Jangan Main Hakim Sendiri
Masyarakat khususnya warga Kota Medan dihimbau, menahan emosi dan tidak terpancing untuk main hakim sendiri, jika bertemu dengan Kelompok Taliban M Rahmadian Shah Cs. Korban peniayaan yakni, Putra Karo Eikel Banta Bangun (22) di Bar Enterance Hotel Grand Aston, pekan lalu. "Masyarakat khususnya warga pribumi menaati proses hukum dan biarlah penegak hukum mengambil tindakan tegas terhadap etnis Taliban itu. Kita tetap waspada dan bersatu, jangan mau diadu domba dalam bentuk apapun yang dapat memecah belah rasa persatuan dan kesatuan," tegas Efendi S.
Wakil Ketua Lembaga Pencari Fakta Indonesia (LPFI) Sumut itu berbicara pada BPB di Medan, Rabu (20/11) menanggapi adanya aksi premanisme yang dipertontonkan Kelompok Taliban di Medan terhadap warga pribumi.
Dijelaskannya, praktek brutal Kelompok Taliban yang dilakukan terhadap warga pribumi sudah berulangkali dan pernah juga dilakukan terhadap salah seorang putra Batak. Pada saat itu, putra Batak itu mengalami gigi rompal akibat pukulan benda keras. Sayangnya, hal ini tidak pernah mencuat karena merasa tidak sanggup melawan kearoganan dinasti Taliban yang juga duduk dan memangku jabatan baik sebagai ketua organisasi kepemudaan maupun di pemerintahan.
Sejatinya, jelas Efendi lagi, sebagai etnis asing menumpang di bumi pertiwi, harus bersikap bersahabat dan tidak melakukan tindakan brutal. Kalau di daerah lain atau Negara lain, sikap ini tidak akan jalan. "Untuk menjadi pedagang kaki lima dengan menggunakan lapak 2x2 meter saja, tidak akan kesampaian. Atau menjadi petugas parkir, saja tidak akan bisa," jelasnya.
Tetapi di kota ini, mereka sangat leluasa dan tidak segan-segan melakukan tindakan pengecut dan main keroyok terhadap warga pribumi yang tidak tahu masalah dan ujung-pangkal persoalan. Hal ini, bisa memicu konflik berdarah dan dapat mengundang emosi etnis lain yang telah diperlakukan seenaknya.
Kalau hal ini tidak cepat ditangani dan polisi sebagai penegak hukum tidak segera menangkap dan memenjarakan pelaku pengeroyokan itu, Efendi yang warga Batak asli itu, tidak menjamin akan memicu konflik berkepanjangan antara suku atau penduduk pribumi asli di kota ini.
Ini Medan Bung: "Ini Medan bung! Kota Medan akan mencekam dan bergejolak jika pelaku pengeroyokan masih bebas berkeliaran dan tidak ada sanksi tegas dari penegak hukum untuk memenjarakannya," tegas Efendi sembari menambahkan, rasa apatis masyarakat akan semakin besar terhadap pemerintah apalagi menjelang Pilkada dan Pilpres 2014 ini.
Polisi, jelasnya lagi, tidak perlu sungkan-sungkan dan mencari-cari alasan untuk menangkap pelaku pengeroyokan itu. Peristiwa dan pelaku sudah jelas dan terekam pada kamera CCTV yang secara langsung merekam kejadian tersebut.
Pada CCTV itu, jelasnya lagi, terlihat juga beberapa saksi yang melihat secara langsung kejadian dan tidak dapat berbuat banyak kecuali hanya menonton dan melihat aksi sadis dan brutal yang telah dipertontonkan tersebut.
Kepada Media Batak Pos Bersinar, Effendi juga menunjukkan rasa apresiasi yang tinggi terhadap pem beritaan yang dianggap bernilai tinggi tanpa pandang bulu dan memihak kepada penguasa dan pejabat. Hal ini, mungkin karena pemiliknya memiki jiwa dan rasaisme yang tinggi dan merasa prihatin atas kejadian ini.
Artinya, kelompok Taliban yang bukan pribumi sudah menjajah negeri sendiri tanpa rasa kemanusiaan melakukan penganiayaan dan pengeroyokan kepada warga pribumi yang belum tahu ujung pangkal persoalannya. Sementara warga pribumi saja, belum ada yang melakukan tindakan tidak terpuji dengan ala premanisme yang telah dipertontonkan itu.
Segera Memburu
Kapoldasu Irjen Pol Drs Syarief Gunawan meminta kepada korban pengeroyokan M Rahmadian Shah, Eikel Banta Bangun untuk bersabar, karena Polresta Medan sedang memburu pelakunya. "Biarkanlah dulu Polresta Medan bekerja untuk menangkap pelakunya. Yang penting kasusnya sudah diproses," ujar Kapolda melalui Kasubbid Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Rabu (20/11).
Menurut Nainggolan, laporan korban pengeroyokan Eikel Banta Bangun sudah diproses Polresta Medan. Selanjutnya penyidik akan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti, selanjutnya akan melayangkan panggilan kepada terlapor.
Penganiayaan itu dilakukan di Pub dan Bar Entrance Hotel Grand Aston Jalan Raden Saleh Medan pada Kamis (14/11) dinihari. Korban mengalami luka di sekujur tubuhnya.DED


gianaana memberi reputasi
1
2.5K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan