Kaskus

News

batakposAvatar border
TS
batakpos
Keluarga Shah Sudah Sangat Meresahkan Warga Sumut, Pribumi Jangan Mau Diadudomba
Usai Aksi Damai Menuntut Rahmadian Shah Ditangkap, Pemuda Merga Silima Diserang Kelompok Bayaran
Kapolda Harus Berani Tangkap Keluarga Shah
Keluarga Shah Sudah Sangat Meresahkan Warga Sumut, Pribumi Jangan Mau Diadudomba
Rabu, 11 Desember 2013 | 12:24: Wib
batakpos


Keluarga Shah Sudah Sangat Meresahkan Warga Sumut, Pribumi Jangan Mau Diadudomba

BPB - Medan, Rombongan Merga Silima usai menyampaikan unjukrasa damai di DPRD Medan diserang sekelompok manusia perusuh di Jl Guru Patimpus Medan, Selasa (10/12). Unjukrasa damai yang dilakukan komunitas Merga Silima ini ke DPRD Medan menuntut agar Rahmadian Shah Cs, pelaku penganiayaan Eikel Banta Bangun (22) segera ditangkap Polresta Medan. Pasalnya, kasus ini sepertinya dianggap sepele. Pelaku dari kelompok Taliban, keluarga Shah pengecut itu hingga saat ini belum ditangkap.

Kelompok penyerang Merga Silima, pria berpita merah di lengan. Mereka melakukan penyerangan secara membabi buta saat hendak pulang di Jalan Guru Patimpus Medan, kemarin. Petugas Sabhara Polresta Medan yang turun ke lokasi kerusuhan di Jalan Guru Patimpus, terpaksa meletuskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa penyerang yang masih berkumpul di seputaran Jalan Sei Deli, Medan sambil membawa balok, klewang dan batu.

Begitu ditembakkan gas air mata, massa penyerang kabur, menghindar penyisiran yang dilakukan oleh polisi. Dalam penyisiran itu, puluhan massa perusuh yang diduga suruhan khusus keluarga Shah berhasil diamankan beserta puluhan unit sepeda motor yang berada di lokasi kejadian.

Mencekam

Hingga berita ini diturunkan ruas Jalan Guru Patimpus masih ditutup, kondisi masih mencekam. Dikabarkan, akibat kejadian itu, lima komunitas Merga Silima menderita luka-luka, seorang kritis. Sedangkan Petugas Polresta Medan berhasil membekuk 11 penyerangan yang disebut-sebut disuruh oknum Taliban. Para penyerang ini mayoritas warga Saintis Deliserdang.

Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan, pihaknya masih melakukan penyisiran di lokasi kejadian. "Sudah ada 11 orang kita amankan, hingga saat ini petugas masih melakukan penyisiran" kata Calvijn.

Informasi diperoleh, penyerangan ini dipicu oleh kasus penganiayaan terhadap Eikel Banta Bangun (22) warga Jl Medan-Delitua yang dianiaya oleh sekelompok pemuda yang disebut-sebut pelakunya Rahmadian Shah yang merupakan ketua Sapma PP Medan.

Karena kasus ini mengambang di Polresta Medan, ratusan massa yang tergabung dalam Putra Merga Silima menggelar aksi unjuk rasa damai di DPRD Medan mendesak penuntasan kasus penganiayaan ini. Setelah berdemo di DPR Jalan Krakatau, massa lalu kembali ke Padang Bulan. Nah saat melintas di Jalan Guru Patimpus, tibatiba ratusan massa melakukan penyerangan.

Empat Diculik

Informasi diperoleh, sebanyak 4 komunitas Merga Silima diculik kelompok perusuh saat kejadian di Jl Guru Patimpus

Medan. Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak ketika dikonfirmasi soal penculikan itu mengatakan, belum mengetahuinya. "Memang ada kabar itu, tapi kita masih terus menyelidikinya," ujar mantan Kapolsekta Medan Baru itu.

Kapolda Harus Berani Tangkap Keluarga Shah

Kapoldasu Irjen Pol Syarief Gunawan diminta supaya bergerak cepat menangani konflik penyerangan terhadap komunitas Merga Silima yang dilakukan sekelompok pemuda berpita merah di Jalan Guru Patimpus Medan, Selasa (10/12) seusai melancarkan aksi damai di DPRD Medan.

Hal itu ditegaskan Ketua Forum Pribumi Indonesia Bersatu (FPIB) Sumut Sastra SH MKn kepada BPB, Selasa (10/12) menanggapi penyerangan sekelompok pemuda berpita merah terhadap komunitas Merga Silima. Kapoldasu juga diminta harus berani menangkap keluarga Shah yang telah meresahkan warga Sumut.

Sastra menegaskan, Kapoldasu harus bersikap tegas menindak dan segera menangkap keluarga Shah yang melakukan panganiayaan terhadap Eikel Banta Bangun. Kelompok pemuda yang melakukan penyerangan terhadap komunitas Merga Silima ini merupakan kelompok bayaran keluarga Shah. Perlu diusut para oknum yang terlibat di balik penyerangan itu guna mengantisipasi tidak terjadinya konflik berdarah yang lebih dahsyat lagi.

Menurut Sastra, penyerangan komunitas Merga Silima diyakini ditunggangi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan untuk mengadudomba sesame warga pribumi di negeri ini. Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, tidak tertutup kemungkinan Medan terancam pertumpahan darah yang pada akhirnya akan menimbulkan banyak jatuh korban jiwa."Jangan biarkan Kota Medan jadi Sampit jilid II," ujar Sastra dengan tegas.

Disebutkan, peristiwa penyeranga itu jelas erat hubungannya dengan aksi damai yang dilancarkan komunitas Merga Silima ke DPRD Medan terkait belum ditangkapnya anggota kelompok Taliban Rahmadian Shah Cs pelaku penganiayaan dan pengeroyokan Eikel Banta Bangun di Hota Grand Aston beberapa pekan lalu.

Perjuangan komunitas Merga Silima menuntut aparat kepolisian menangkap Rahmadian Shah cukup positif, bukan yang dibuat-buat. Kenapa massa Merga Silima melancarkan aksi damai, karena merasa kecewa terhadap sikap diskriminasi Polresta Medan dalam menegakkan supremasi hukum.

Seandainya Kapolresta Medan secepatnya menangkap Rahmadian Shah, peristiwa ini takkan mungkin terjadi. Karena itu, Kapoldasu diminta supaya bersikap arif dan bijaksana untuk menuntaskan persoalan ini. Kapoldasu jangan anggap remeh terhadap masalah ini.

Karena gejolak ini tampaknya sudah ibarat "api dalam sekam" atau bom waktu untuk Sumut khususnya Kota Medan. Tidak tertutup kemungkinan persoalan ini mengarah ke SARA. Sebelum hal ini terjadi, sebaiknya dilakukan antisipasi dini.

Jangan Terpancing

Sekaitan terjadinya aksi penyerangan tersebut, diimbau kepada kelompok Merga Silima supaya dapat menahan diri. balaskan kekerasan terhadap kelompok perusuh dan harus tetap memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. "Merga Silima harus berhati sejuk dan kepala dingin menghadapi kelompok perusuh. Lumpuhkanlah kejahatan, kebatilan penzoliman dengan kelembutan," pinta Sastra.

Jangan Mau Diadudomba

Ditegaskan, kita jangan mau diadu-domba oleh kelompok Taliban keluarga Shah yang menginginkan perpecahan sesame anak kandung ibu pertiwi atau warga negara pribumi. “Pribumi anak kandung ibu pertiwi jangan mau diadudomba. Ibu pertiwi sudah menangis, kenapa anak kandung ibu pertiwi mau diadudomba oleh kelompok perusuh dari keluarga Shah”, ujarnya.

Menurutnya, marilah kita bersatu dan merapatkan barisan menolak dan melawan kebatilan orang asing yang melakukan penjajahan gaya baru negeri ini.

Ribuan Massa Geruduk

Ribuan masyarakat Karo dari berbagai daerah khususnya dari Tanah Karo Simalem dan juga pengurus DPD Pemuda Merga Silima Kota Medan, Selasa (10/12), menggeruduk kantor DPRD Kota Medan di Jalan Gunung Krakatau Medan.

Aksi massa ini untuk meminta sikap DPRD Kota Medan mengambil sikap tegas mendesak Kapolresta Medan menyelesaikan tindak kekerasan yang dialami seorang pengurus Pemuda Merga Silima, Eikel Banta Bangun. "Tangkap segera pelaku kekerasan terhadap, Eikel Banta Bangun. Kapolresta Medan jangan hanya diam dan mempetieskan permasalahan ini. Kami (Pemuda Merga Silima-red) siap membantu aparat kepolisian dalam menegakkan supermasi hukum di negeri ini," ungkap Ketua DPD PMS Kota Medan, Alex Perkasa Sitepu dalam orasinya saat itu.

Dalam hal ini pun massa mengatakan bila hal tersebut tidak ditindaklanjuti, maka hal ini akan berdampak timbulkanya kerusuhan massa di Kota Medan. Atas dasar ini, massa berharap agar Kapolresta Medan tidak tutup mata didalam permasalahan tersebut. "Kita semua sama derajatnya di mata hukum. Kami masyarakat Karo sangat cinta perdamaian, tapi kenapa ini dibiarkan," kata Alex.

Disambung, Alex dalam orasinya secara tegas masyarakat Karo mendesak agar segera menangkap Rahmadiah Shah Cs yang melakukan pemukulan kepada Eikel Banta Bangun, tapi saat ini proses hukum dikepolisian tidak berjalan dengan baik.

Dalam aksinya massa diterima oleh Ketua Komisi A, Porman Naibaho, Wakil Ketua,Bangkit Sitepu, anggota Komisi A Burhanudin Sitepu, Aripay Tambunan anggota Komisi A dan juga Daniel Pinem anggota DPRD. Dalam pertemuan tersebut secara tegas pihak Komisi A DPRD Kota Medan akan segera menyurati Kapolresta Medan untuk segera menindak lanjuti kasus tersebut. Karena bila kasus ini tidak ditindak lanjuti akan menimbulkan dampak yang sangat luas.

Menurut, Alex Sitepu kronologis kejadian tersebut terjadi pada tanggal 16 November, tapi hingga kini tidak diproses.Justru dikatakan, Alex pihak kepolisian ditanggal 30 November mengirikam surat perihal Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penelitian Laporan (SP2HP). TIM
0
15.2K
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan