- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Abraham Samad: Pemimpin Banten Pembunuh Berdarah Dingin


TS
Mr.Josh.Ganteng
Abraham Samad: Pemimpin Banten Pembunuh Berdarah Dingin
Quote:

Ketua KPK Abraham Samad kembali menegaskan bahwa korupsi di Banten adalah kejahatan keluarga, bukan pribadi. Hal itu dia ungkapkan saat berdialog dengan Liputan 6 SCTV, Rabu (11/12/2013).
Pada kesempatan itu Abraham bercerita banyak tentang fakta korupsi di Banten serta evolusi dan transformasi cara korupsi serta pelaku korupsi. Berikut petikannya:
Keluarga Ratu Atut Chosiyah membantah kesimpulan Anda tentang korupsi keluarga di Provinsi Banten, tanggapannya?
Wajar saja kalau dibantah, saya tak peduli mau dibantah atau apa.
Apa yang Anda maksud dengan korupsi keluarga di Banten?
Kenapa sampai dikatakan korupsi keluarga, karena di Banten ini kita melihat ada dinasti politik, nepotisme. Oleh karena itu kejahatan yang dilahirkan sebuah dinasti politik tidak bisa dilepaskan begitu saja bahwa kejahatan itu bersifat personal, tentulah kejahatan ini terjadi dalam sebuah keluarga.
Apa yang sebenarnya Anda lihat terjadi di Banten?
Di satu sisi kalau kita lihat penduduk di Banten itu sangat miskin, infrastrukturnya semua tak ada yang benar, sekolah rusak, jalan-jalan nggak ada yang benar, jembatan nggak benar, sampai anak-anak ke sekolah itu memprihatinkan.
Di sisi lain kita dipertontonkan dengan suasana yang sangat ironis, ada penguasa yang kaya raya memamerkan sejumlah mobil yang luar biasa, tapi di sisi lain penduduknya begitu miskin. Saya kembali bertanya, ke mana sensitivitas pemimpin-pemimpin ini, ke mana hati nuraninya?
Oleh karena itu, saya mengambil satu kesimpulan, kalau ada pemimpin yang tidak mempunyai hati nurani melihat rakyatnya begitu miskin dan dia hidup bermewah-mewah, maka orang ini secara terminologi adalah pembunuh berdarah dingin.
Maksudnya pembunuh berdarah dingin?
Saya memang menggunakan terminologi pembunuh berdarah dingin. Bayangkan saja, kalau saya seorang pemimpin, saya hidup bermewah-mewah, tapi setiap hari saya lewat di depan rakyat saya, masyarakat saya itu tak bisa makan, rumahnya hancur, kalau hujan kemasukan air, kalau panas kepanasan, ini kan kita tak mempunyai nurani, empati, rasa kemanusaian, saya mengartikan orang-orang ini pembunuh berdarah dingin.
Di zaman khalifah dulu, pemimpin-pemimpin kita, Umar Bin Khatab, waktu dia memimpin sebaqai khalifah, dia tak akan pernah bisa tidur malam kalau dia belum memastikan rakyatnya itu semua sudah makan, sudah terpenuhi kebutuhannya.
Bagaimana Anda melihat korupsi saat ini?
Yang jelas begini, korupsi ini mengalami evolusi. Pertamna dari korupsi yang sangat sederhana, tradisoional. Dulu korupsi kita hanya mengenal pungutan liar, suap menyuap. Kemudian dia berkembang menjadi kejahatan yang cukup canggih. Itulah yang kita istilahkan white collar crime (kejahatan kerah putih).
Oleh karena itu, penegak hukum, dalam hal ini KPK, harus punya cara khusus, metode khusus, yang lebih progresif. Kita tak boleh menggunakan cara-cara yang konvensional untuk menangani korupsi yang sudah sangat modern. Kita juga sudah harus mengubah cara kita.
Kedua, setelah mengalami evolusi, mereka juga mengalami metamorfosis, regenerasi. Di masa lalu orang korupsi itu kita lihat orang yang berumur, 45 tahun ke atas. Tapi kemudian tambah ke sini kita lihat bahwa orang-orang korupsi itu datang dari generasi muda.
Pegawai-pegawai pajak yang ditangkap KPK itu umurnya ada yang 29 tahun, 30, 31 tahun. Nazaruddin 30 tahun lebih, Angelina Sondakh juga 30 tahun lebih. Ini kita prihatin, ada apa dengan generasi muda kita sekarang?
SUMBER
Serem juga yaaa .... berdarah dingin
0
10.5K
Kutip
93
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan