- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kejamnya Orientasi Maba di Institute Teknologi Malang! Berujung Maut!


TS
j1j4y
Kejamnya Orientasi Maba di Institute Teknologi Malang! Berujung Maut!

Spoiler for Beritanya:
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, MALANG — Kasus Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) yang diduga dilakukan dengan kekerasan dan aksi tidak manusiawi terjadi di kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, 13 Oktober 2013 lalu. Delapan orang saksi mengakui memang banyak perlakuan yang tidak manusiawi dalam orientasi tersebut.
Dari keterangan dan pengakuan Koordinator Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK). Lalu Mustaqim saat agenda orientasi berlangsung, mahasiswa baru berjenis kelamin pria diminta berhubungan layaknya suami istri dengan mahasiswa baru lainnya.
Bahkan, kata Mustaqim peserta ospek diberikan singkong berbentuk alat kelamin dan diminta untuk lakukan oral.
"Yang tidak manusiawi juga, peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Ini kan sudah cukup bejat dan tidak manusiawi," kata Mustaqim kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013).
Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu.
"Kasus ini harus diusut tuntas dan pihak ITN harus bertanggung jawab atas kasus ini," katanya. (Yatimul Ainun)
Dari keterangan dan pengakuan Koordinator Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK). Lalu Mustaqim saat agenda orientasi berlangsung, mahasiswa baru berjenis kelamin pria diminta berhubungan layaknya suami istri dengan mahasiswa baru lainnya.
Bahkan, kata Mustaqim peserta ospek diberikan singkong berbentuk alat kelamin dan diminta untuk lakukan oral.
"Yang tidak manusiawi juga, peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Ini kan sudah cukup bejat dan tidak manusiawi," kata Mustaqim kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013).
Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu.
"Kasus ini harus diusut tuntas dan pihak ITN harus bertanggung jawab atas kasus ini," katanya. (Yatimul Ainun)
Quote:
TRIBUNNEWS.COM – Koordinator aksi mahasiswa yang menuntut Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, bertanggung jawab atas kematian mahasiswa baru Fikri Dolasmantya, mengatakan, keluarga Fikri sudah mendapat santunan dari pihak kampus.
Koordinator aksi tersebut, Farid Ramdhani, mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga almarhum Fikri di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Dari pengakuan pihak keluarga almarhum Fikri, pihak ITN sudah memberikan santunan senilai Rp 25 juta. Pihak keluarga memang menerima kasus kematian Fikri karena saat itu masih situasi berduka," kata Farid, saat berunjuk rasa di kampus ITN Malang, Senin (9/12/2013).
Meskipun awalnya keluarga menolak santunan tersebut, mereka akhirnya menerimanya dengan alasan pengembalian biaya kuliah Fikri yang belum sempat merasakan kuliah. "Akhirnya keluarga menerimanya," kata Farid.
Meskipun demikian, kini pihak keluarga tetap menuntut agar kasus itu diusut tuntas supaya diketahui siapa pelakunya, dan ITN diminta bertanggung jawab atas kematian Fikri. "Pihak keluarga diwakili paman dan bibi Fikri diminta untuk mengusut kasus tersebut. Sudah melaporkan ke Gubernur NTB. Namun, belum ada kejelasan," katanya.
Hingga saat ini, kata Farid, pihak keluarga masih menunggu hasil investigasi pihak ITN soal penyebab kematian Fikri. Apa penyebab kematian Fikri. Namun, hingga kini belum ada laporan resmi dari ITN.
"Pihak ITN tidak terbuka. Makanya, kami mahasiswa asal Mataram, akan terus menuntut agar kasus itu diproses secara hukum," katanya.
"Pihak ITN sudah meminta keluarga Fikri membuat surat pernyataan resmi untuk tidak menuntut kasus kematian Fikri," katanya.
Namun, pihak ITN melalui Wakil Rektor III ITN I Wayan Mundra membantah pihaknya meminta surat pernyataan resmi dari keluarga Fikri. "Tidak ada pernyataan berdamai secara tertulis oleh pihak keluarga. Yang tertulis hanya hasil visum luar yang diminta pihak keluarga," katanya.
Sementara itu, pihak kepolisian di Polres Malang akan menyelidiki penyebab kematian Fikri tersebut. "Kami akan selidiki kasus itu, berangkat dari foto-foto menampilkan tindak kekerasan yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan yang diikuti korban," tegas Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta.
Fikri Dolasmantya Surya adalah mahasiswa baru (maba) Planologi ITN yang meninggal saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 lalu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-kekerasan (AMAK) menggugat kematian rekan mereka yang terungkap dalam beberapa foto suasana Orientasi Kemah Bakti Desa, yang diunggah di beberapa media sosial.
Koordinator aksi tersebut, Farid Ramdhani, mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga almarhum Fikri di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Dari pengakuan pihak keluarga almarhum Fikri, pihak ITN sudah memberikan santunan senilai Rp 25 juta. Pihak keluarga memang menerima kasus kematian Fikri karena saat itu masih situasi berduka," kata Farid, saat berunjuk rasa di kampus ITN Malang, Senin (9/12/2013).
Meskipun awalnya keluarga menolak santunan tersebut, mereka akhirnya menerimanya dengan alasan pengembalian biaya kuliah Fikri yang belum sempat merasakan kuliah. "Akhirnya keluarga menerimanya," kata Farid.
Meskipun demikian, kini pihak keluarga tetap menuntut agar kasus itu diusut tuntas supaya diketahui siapa pelakunya, dan ITN diminta bertanggung jawab atas kematian Fikri. "Pihak keluarga diwakili paman dan bibi Fikri diminta untuk mengusut kasus tersebut. Sudah melaporkan ke Gubernur NTB. Namun, belum ada kejelasan," katanya.
Hingga saat ini, kata Farid, pihak keluarga masih menunggu hasil investigasi pihak ITN soal penyebab kematian Fikri. Apa penyebab kematian Fikri. Namun, hingga kini belum ada laporan resmi dari ITN.
"Pihak ITN tidak terbuka. Makanya, kami mahasiswa asal Mataram, akan terus menuntut agar kasus itu diproses secara hukum," katanya.
"Pihak ITN sudah meminta keluarga Fikri membuat surat pernyataan resmi untuk tidak menuntut kasus kematian Fikri," katanya.
Namun, pihak ITN melalui Wakil Rektor III ITN I Wayan Mundra membantah pihaknya meminta surat pernyataan resmi dari keluarga Fikri. "Tidak ada pernyataan berdamai secara tertulis oleh pihak keluarga. Yang tertulis hanya hasil visum luar yang diminta pihak keluarga," katanya.
Sementara itu, pihak kepolisian di Polres Malang akan menyelidiki penyebab kematian Fikri tersebut. "Kami akan selidiki kasus itu, berangkat dari foto-foto menampilkan tindak kekerasan yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan yang diikuti korban," tegas Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta.
Fikri Dolasmantya Surya adalah mahasiswa baru (maba) Planologi ITN yang meninggal saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 lalu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-kekerasan (AMAK) menggugat kematian rekan mereka yang terungkap dalam beberapa foto suasana Orientasi Kemah Bakti Desa, yang diunggah di beberapa media sosial.
Orientasi di Kampus ITN, Mahasiswa Diminta Oral dan Hanya Diberikan Minum Satu Botol
Quote:
TRIBUNNEWS.COM – Pihak Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa dalam ospek yang diikuti mahasiswa baru (maba) telah terjadi kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.
"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).
Namun Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.
Sanksinya bermacam-macam, kata Wayan. Ada yang dikeluarkan, ada yang dihapus mata kuliah, atau harus mengulangi mata kuliah lagi. "Pihak jurusan yang lebih banyak tahu. Sekarang kami baru tahu lebih detail jenis kegiatannya," kilahnya.
Kegiatan seperti itu, katanya, ditangani langsung oleh pihak jurusan Planologi. Pihak jurusan yang bertanggung jawab. "Yang jelas, jika ada pemberian minum satu botol untuk 114 orang itu sangat tidak wajar," tegasnya.
Sebenarnya, ospek tersebut digelar setelah pasca-kehidupan kampus. "Tujuan utamanya ialah agar mahasiswa paham betul jurusan yang ditempuhnya. Tidak ada perpeloncoan dalam ospek. Kita tegas melarangnya," kata Wayan.
Pihak jurusan, ujar Wayan, sudah memberi izin soal lokasi ospek, yakni di Goa China, Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, sementara rektorat yang mengikuti jurusan. "Tanda tangan izin lokasi ditandatangani oleh pihak jurusan dan dekan," ungkap Wayan.
"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).
Namun Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.
Sanksinya bermacam-macam, kata Wayan. Ada yang dikeluarkan, ada yang dihapus mata kuliah, atau harus mengulangi mata kuliah lagi. "Pihak jurusan yang lebih banyak tahu. Sekarang kami baru tahu lebih detail jenis kegiatannya," kilahnya.
Kegiatan seperti itu, katanya, ditangani langsung oleh pihak jurusan Planologi. Pihak jurusan yang bertanggung jawab. "Yang jelas, jika ada pemberian minum satu botol untuk 114 orang itu sangat tidak wajar," tegasnya.
Sebenarnya, ospek tersebut digelar setelah pasca-kehidupan kampus. "Tujuan utamanya ialah agar mahasiswa paham betul jurusan yang ditempuhnya. Tidak ada perpeloncoan dalam ospek. Kita tegas melarangnya," kata Wayan.
Pihak jurusan, ujar Wayan, sudah memberi izin soal lokasi ospek, yakni di Goa China, Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, sementara rektorat yang mengikuti jurusan. "Tanda tangan izin lokasi ditandatangani oleh pihak jurusan dan dekan," ungkap Wayan.
Spoiler for UPDATE:
ITN: Kami Sudah Selesaikan secara Kekeluargaan
Quote:
MALANG, KOMPAS.com — Wakil Rektor III Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang I Wayan Mundra mengatakan, pihak ITN sudah berbicara dengan keluarga Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru jurusan Planologi yang meninggal ketika masa orientasi mahasiswa Oktober lalu.
"Kami sudah menyelesaikan dengan pihak keluarga dengan cara baik-baik dengan penuh tanggung jawab. Dan sudah ada perwakilan pimpinan ITN yang datang langsung ke pihak keluarga korban di Mataram," kata Wayan, saat menemui para mahasiswa asal Mataram, Nusa Tenggara Timur, yang berunjuk rasa menuntut pihak ITN bertanggung jawab atas kematian Fikri, Senin (9/12/2013).
Namun, Wayan tidak mengungkap waktu dan tempat pertemuan tersebut berlangsung. "Kami tegaskan lagi bahwa pihak ITN sudah melakukan penyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan," katanya.
Meskipun demikian, Wayan menegaskan pihak ITN tidak menutup diri jika keluarga mempertanyakan kembali soal kematian Fikri. "Yang jelas bahwa penyelenggaran ospek itu dilakukan oleh pihak jurusan Planologi," katanya.
Pihak ITN juga mengaku sudah memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlibat sesuai dengan aturan yang ada di ITN. "Ada lebih dari 10 mahasiswa (panitia ospek) yang sudah diberi sanksi. Ada sanksi DO (drop out) dan sanksi penghapusan mata kuliah," katanya.
Wayan mengakui, ITN belum mengambil langkah hukum. "Karena kami tetap akan menyelesaikan secara kekeluargaan. Di dalam (soal panitia), kami juga menyelesaikan, di luar (soal Fikri), kami juga menyelesaikan," katanya.
Selain itu, Wayan menambahkan, jika ada pikiran baik dari pihak luar, terutama dari mahasiswa asal Mataram yang menggelar demo, untuk menyelesaikan kasus ini, pihak selalu menerima usulan dan pemikiran tersebut.
"Mari bantu ITN. Jika bisa diselesaikan secara baik-baik, kita tempuh secara baik-baik," katanya mengakhiri pertemuannya dengan para mahasiswa yang menggelar aksi.
Fikri Dolasmantya Surya adalah mahasiswa baru (maba) Planologi ITN yang meninggal saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 lalu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-kekerasan (AMAK) menggugat kematian rekan mereka yang terungkap dalam beberapa foto suasana Orentasi Kemah Bakti Desa yang diunggah di beberapa media sosial.
"Kami sudah menyelesaikan dengan pihak keluarga dengan cara baik-baik dengan penuh tanggung jawab. Dan sudah ada perwakilan pimpinan ITN yang datang langsung ke pihak keluarga korban di Mataram," kata Wayan, saat menemui para mahasiswa asal Mataram, Nusa Tenggara Timur, yang berunjuk rasa menuntut pihak ITN bertanggung jawab atas kematian Fikri, Senin (9/12/2013).
Namun, Wayan tidak mengungkap waktu dan tempat pertemuan tersebut berlangsung. "Kami tegaskan lagi bahwa pihak ITN sudah melakukan penyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan," katanya.
Meskipun demikian, Wayan menegaskan pihak ITN tidak menutup diri jika keluarga mempertanyakan kembali soal kematian Fikri. "Yang jelas bahwa penyelenggaran ospek itu dilakukan oleh pihak jurusan Planologi," katanya.
Pihak ITN juga mengaku sudah memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terlibat sesuai dengan aturan yang ada di ITN. "Ada lebih dari 10 mahasiswa (panitia ospek) yang sudah diberi sanksi. Ada sanksi DO (drop out) dan sanksi penghapusan mata kuliah," katanya.
Wayan mengakui, ITN belum mengambil langkah hukum. "Karena kami tetap akan menyelesaikan secara kekeluargaan. Di dalam (soal panitia), kami juga menyelesaikan, di luar (soal Fikri), kami juga menyelesaikan," katanya.
Selain itu, Wayan menambahkan, jika ada pikiran baik dari pihak luar, terutama dari mahasiswa asal Mataram yang menggelar demo, untuk menyelesaikan kasus ini, pihak selalu menerima usulan dan pemikiran tersebut.
"Mari bantu ITN. Jika bisa diselesaikan secara baik-baik, kita tempuh secara baik-baik," katanya mengakhiri pertemuannya dengan para mahasiswa yang menggelar aksi.
Fikri Dolasmantya Surya adalah mahasiswa baru (maba) Planologi ITN yang meninggal saat mengikuti Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China di Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, 13 Oktober 2013 lalu.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-kekerasan (AMAK) menggugat kematian rekan mereka yang terungkap dalam beberapa foto suasana Orentasi Kemah Bakti Desa yang diunggah di beberapa media sosial.
Quote:


Diubah oleh j1j4y 11-12-2013 04:51
0
2.5K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan