Wiranto dan Hary Tanoe kini ramai menjadi bahan perbincangan di Twitter hingga Youtube. Hal ini tak lepas dari kontroversi kuis kebangsaan yang ternyata telah disetting sedemikian rupa. Kuis kebangsaan sendiri merupakan kuis yang tampil di RCTI yang dengan temanya tentang sejarah nasionaltapi tak lain tujuannya untuk kampanye. Hal ini bermula ketika salah seorang penelpon yang seolah-olah sudah mengutahui jawabannya lantas mengucapakan ‘Istana Maimun’ padahal si pembawa acara belum menyampaikan pertanyaannya dan ternyata jawabannya memang itu. Akibatnya, peristiwa tersebut menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan masyarakat.

Wiranto pun tidak menampik hal tersebut. Menurut dia, tidak ada yang salah dengan kuis ini. Tujuannya semata-mata untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yang sudah luntur. Sebenarnya, pengalihfungsian TV sebagai media infirmasi menjadi media kampanye merupakan hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Kita ambil contoh partai Nasdem. Partai yang didirikan tahun 2010 lalu langsung melejit namanya hanya dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun. Padahal, apa yang telah dicapai oleh partai ini? Apakah dia berkontribusi dalam perpolitikan di Indonesia? Apakah di membuat program-program yang membuat masyarakat terkesima? Tak ada pencapaian dari partai berwarna biru ini sehingga kita layak mensejajarkan dengan partai-partai besar lainnya yang sudah mengukir sejarah di percaturan politik bangsa. Nama partai ini melejit karena ada sosok Hary Tanoe yang duduk sebagai tokoh elit di partai itu. Dengan adanya pemilik MNC Group itu, Nasdem dengan mudahnya memasang iklan bermenit-menit di tv tanpa takut kehabisan anggaran. Padahal tak murah memasng iklan di tv sampai bermenit-menit sehingga tak setiap waktu parpol lain menampilkan iklan di layar kaca.

Dengan adanya iklan itu, akhirnya timbul suatu pencitraan publik sesuai dengan harapan. Tak cuma di tv milik HT, Aburizal Bakrie pun tak mau kalah. Ia juga rajin mempromisikan dirinya sebagai calon presiden RI. Tapi bedanya ARB ini tidak membuat kuis-kuis seperi produk WIN-HT, beberapa kali ARB membuat suatu event dan pastinya masih berkaitan dengan dirinya.

Satu saran saya buat Agan-agan yang minat jadi presiden, mending cepet-cepet pinang pemilik SCTV, Metro TV, Indosiar, aja biar popularitasnya cepet naik.