Sumber

Pertumbuhan properti di Indonesia belakangan ini diakui oleh analis properti sebagai hal yang wajar. Terlebih dengan diberlakukannya aturan Bank Indonesia dan bertepatan dengan masuknya tahun politik 2014.

Luke Rowe, Technical Advisor Residential Project Marketing Jones Lang LaSalle Indonesia mengatakan, perlambatan pasar properti akibat regulasi Bank Indonesia memang tak dapat dihindari. Meski di satu sisi menguntungkan konsumen masyarakat berpenghasilan rendah, tapi di sisi lain berdampak negatif bagi pengembang perumahan.

"Beberapa regulasi memang tepat untuk menghindari adanya spekulan di pasar properti khususnya untuk produk menengah ke bawah. Tetapi regulasi lainnya cukup menyentak pengembang. Saat ini banyak pihak hanya melakukan aksi wait and see," kata Luke di Jakarta, Kamis (5/12).

Luke menambahkan, melambatnya pasar properti dapat dilihat dari rendahnya tingkat kenaikan harga. Jika biasanya kenaikan harga minimal berada pada level 30% per tahun, maka pada semester pertama 2013 kemarin kenaikan harganya berada di kisaran 15% sampai 20%.

Meski demikian, dia meyakinkan bahwa perlambatan ini tidak akan berlangsung lama. "Ini pengaruh Pemilu 2014. Coba saja, nanti setelah Pemilu, tepatnya mulai kuartal III dan IV tahun depan, pertumbuhan akan kembali normal. Karena kebutuhan masih tinggi, sementara pasokan baru berkurang," ujar Luke.