- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Agan-Agan Sekalian masih Inget Gak Sama Ini : MIA AUIDINA


TS
khandek
Agan-Agan Sekalian masih Inget Gak Sama Ini : MIA AUIDINA
Quote:
WELCOME GANNNN 



Spoiler for NOREPOST:
Quote:
MONGGO DI SEMAK GAN
cool


Quote:

Mia Audina Tjiptawan (Hanzi: 張海麗, Pinyin: Zhang Haili) (lahir di Jakarta, Indonesia, 22 Agustus 1979) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004.
Ia memperkuat Tim Piala Uber Indonesia saat masih berumur 14 tahun dan menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis. Mia mendapat julukan "Si Anak Ajaib" karena menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia saat menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. Mia memperoleh medali perak Olimpiade Atlanta 1996 setelah di final dikalahkan Bang Soo-Hyun, pemain andalan Korea Selatan.
Quote:

Pada tahun 1999 Mia menikah dengan Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda. Ia kemudian menetap dan menjadi warga negara Belanda dan mulai mewakili Belanda dalam berbagai pertandingan.
Quote:
Prestasi sebagai pemain Indonesia
Quote:

- Medali Perak Olimpiade Atlanta 1996
- Juara Indonesia Terbuka 1998
- Juara Jepang Terbuka 1997
- Juara Singapura Terbuka 1997
- Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Piala Uber Indonesia)
Quote:


Spoiler for PENDAPAT TS:
Quote:
Semenjak Mia Audina pindah ke Belanda tak ada lagi Altet bulutangkis putri indonesia yang berprestasi seperti dia atau pun si legenda hidup Susi Susanti. Ane sedih gan Mia Audina bisa dibilang yang terakhir yang membawa harum nama Indonesia. waktu Olimpiade Beijing sempat ada Maria Kristen yang mendapat medali Peruggu tapi semenjak itu dia gak pernah kedengaran lagi beritanya gan. Generasi Mia Ini juga yang terakhir yang mempersembahkan Piala Uber untuk Indonesia gan

Quote:
Quote:
MIA AUDINA : ANAK AJAIB DARI ARENA BULUTANGKIS

Quote:
Prestasi gemilangnya di usia muda membuat Mia Audina diramalkan para pengamat bulutangkis akan mengggantikan ratu bulutangkis dunia kala itu, Susi Susanti. Tak heran, Mia memang baru berusia 14 tahun kala bergabung dengan Tim Uber Indonesia dan berhasil menghantarkan Indonesia memenangkan Piala Uber, lambang supremasi bulutangkis beregu putri dunia. Tak hanya sekali, 2 kali Mia sukses memboyong Piala Uber ke Indonesia bersama Tim Uber kita. Nama Mia langsung meroket, sebagian bahkan menyebutnya 'anak ajaib'.
Mia Audina Tjiptawan nama lengkapnya alias Zhang Haili. Lahir di Jakarta, 22 Agustus 1979. Mulai belajar memukul kok sejak umur 3 tahun, Mia tak hanya bersinar di arena Piala Uber. Iapun meraih medali perak Olimpiade pertamanya saat usianya baru 17 tahun. Tak heran, masyarakat Indonesia berharap banyak pada Mia. Meski di luar bulutangkis sempat terbetik kabar Mia bermasalah dengan sang ayah setelah berpulangnya sang ibu terkasih. Tapi harapan publim tetap, pebulutangkis bertubuh lentur ini bisa menggantikan Susi Susanti.
Sayang, harapan itu kandas ketika Mia memutuskan menikah di usia amat muda, 20 tahun. Pria beruntung yang dipilih Mia tak lain penyanyi gospel asal Suriname berkewarganegaraan Belanda, Tylio Lobman. Tak hanya menikahi Tylio, Mia berpindah kewarganegaraan dan tinggal di Belanda, mengikuti sang suami tercinta. Tak meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya, tapi sejak itu merah-putih-biru yang dibelanya. Bedanya, jika saat membela Merah-Putih ia fokus sebagai tunggal putri, di bawah bendera tiga warna ia bermain di nomor tunggal dan ganda. Mia kembali merebut medali perak Olimpiade keduanya, 9 tahun lalu sebelum kemudian memutuskan mundur dari bulutangkis karena kesehatan yang semakin menurun.
Sekian lama tinggal di Negeri Kincir Angin, Mia mengaku sering kangen Indonesia dan terkenang riuhnya teriakan para penonton yang Kini, Mia yang sengaja menunda memiliki momongan, menikmati kehidupan barunya sebagai pengusaha batu mulia bersama sang suami. Pasangan inipun banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling dunia, sembari mencari negara baru untuk mereka bermukim. Wah, berarti ada niat pindah dari Belanda. Kenapa nggak kembali ke Indonesia saja, Mbak?
Prestasi:
A. Sebagai atlet Indonesia
- Juara Uber Cup Jakarta 1994 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Medali perak Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat 1996
- Juara Uber Cup Hong Kong 1996 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Juara USA Open 1996
- Juara Japan Open 1997
- Juara Singapore Open 1997
- Medali emas SEA Games 1997
- Juara Indonesia Open 1998
- Juara 2 Uber Cup Hong Kong 1998 (bersama Tim Uber Indonesia)
B. Sebagai atlet Belanda:
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2000
- Juara tunggal putri Nederland Open 2001
- Juara tunggal putri Nederland Open 2002
- Juara tunggal putri German Open 2002
- Juara tunggal putri Swiss Open 2002
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2003
- Juara tunggal putri Korea Open 2003
- Juara 3 tunggal putri The World Championships Birmingham, Inggris 2003
- Medali perak tunggal putri Olimpiade Athena, Yunani 2004
- Juara tunggal putri Japan Open 2004
- Medali emas tunggal putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali emas ganda putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali perak beregu European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
(MGH/Foto: Republika)
Mia Audina Tjiptawan nama lengkapnya alias Zhang Haili. Lahir di Jakarta, 22 Agustus 1979. Mulai belajar memukul kok sejak umur 3 tahun, Mia tak hanya bersinar di arena Piala Uber. Iapun meraih medali perak Olimpiade pertamanya saat usianya baru 17 tahun. Tak heran, masyarakat Indonesia berharap banyak pada Mia. Meski di luar bulutangkis sempat terbetik kabar Mia bermasalah dengan sang ayah setelah berpulangnya sang ibu terkasih. Tapi harapan publim tetap, pebulutangkis bertubuh lentur ini bisa menggantikan Susi Susanti.
Sayang, harapan itu kandas ketika Mia memutuskan menikah di usia amat muda, 20 tahun. Pria beruntung yang dipilih Mia tak lain penyanyi gospel asal Suriname berkewarganegaraan Belanda, Tylio Lobman. Tak hanya menikahi Tylio, Mia berpindah kewarganegaraan dan tinggal di Belanda, mengikuti sang suami tercinta. Tak meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya, tapi sejak itu merah-putih-biru yang dibelanya. Bedanya, jika saat membela Merah-Putih ia fokus sebagai tunggal putri, di bawah bendera tiga warna ia bermain di nomor tunggal dan ganda. Mia kembali merebut medali perak Olimpiade keduanya, 9 tahun lalu sebelum kemudian memutuskan mundur dari bulutangkis karena kesehatan yang semakin menurun.
Sekian lama tinggal di Negeri Kincir Angin, Mia mengaku sering kangen Indonesia dan terkenang riuhnya teriakan para penonton yang Kini, Mia yang sengaja menunda memiliki momongan, menikmati kehidupan barunya sebagai pengusaha batu mulia bersama sang suami. Pasangan inipun banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling dunia, sembari mencari negara baru untuk mereka bermukim. Wah, berarti ada niat pindah dari Belanda. Kenapa nggak kembali ke Indonesia saja, Mbak?
Prestasi:
A. Sebagai atlet Indonesia
- Juara Uber Cup Jakarta 1994 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Medali perak Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat 1996
- Juara Uber Cup Hong Kong 1996 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Juara USA Open 1996
- Juara Japan Open 1997
- Juara Singapore Open 1997
- Medali emas SEA Games 1997
- Juara Indonesia Open 1998
- Juara 2 Uber Cup Hong Kong 1998 (bersama Tim Uber Indonesia)
B. Sebagai atlet Belanda:
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2000
- Juara tunggal putri Nederland Open 2001
- Juara tunggal putri Nederland Open 2002
- Juara tunggal putri German Open 2002
- Juara tunggal putri Swiss Open 2002
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2003
- Juara tunggal putri Korea Open 2003
- Juara 3 tunggal putri The World Championships Birmingham, Inggris 2003
- Medali perak tunggal putri Olimpiade Athena, Yunani 2004
- Juara tunggal putri Japan Open 2004
- Medali emas tunggal putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali emas ganda putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali perak beregu European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
(MGH/Foto: Republika)
Spoiler for sumur:
Quote:
Spoiler for TAMBAHAN DARI DETIKCOM:
Mia Audina Gantung Raket
Den Haag - Secara mengejutkan pebulutangkis Belanda, Mia Audina (27), mengumumkan untuk gantung raket. Mia tahun ini sering sakit-sakitan. Keputusan untuk meninggalkan dunia bulutangkis itu disampaikan Mia hari ini, Rabu (16/8/2006). Selanjutnya Mia akan mendukung kegiatan suaminya, penyanyi gospel Tylio Lobman, serta menekuni karir kemasyarakatan. Ketika didesak apa itu konkritnya, Mia akhirnya berterus terang. "Saya akan berbisnis batu mulia. Saya punya banyak koneksi dengan keluarga kerajaan, terutama di Asia, dan kalangan papan atas. Saya berharap mereka bisa menjadi langganan," ujar Mia di depan kamera televisi publik, NOS. Keputusan bulat untuk gantung raket itu diambil Mia sepekan yang lalu. Mia mengaku sangat sulit untuk mengambil keputusan berpisah dengan dunia yang telah ditekuninya sejak kecil. "Sudah 14 tahun lamanya saya malang-melintang di puncak dunia. Kini saya merasa fisik saya sudah jenuh. Saya sebenarnya mau bertahan sampai Olimpiade Peking 2008, namun saya memperhatikan bahwa saya tahun ini sering sakit. Itu sebuah tanda bahwa saya terlalu menguras fisik saya," beber Mia. Karir Mulai usia 11 tahun Mia sudah masuk level tinggi perbulutangkisan. Ketika mencapai usia 13 tahun, Mia sudah berhasil menembus barisan elite timnas Indonesia. Setahun kemudian (1994) Mia menjadi pahlawan nasional, karena dia menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia dengan menundukkan Zhang Ning (Cina) dalam final Piala Uber. Masih di tahun sama Mia menyabet gelar Piala Dunia, lalu medali perak Olimpiade Atlanta 1996. Setelah itu Mia, yang dilahirkan di Jakarta (22/8/1979) dengan nama lengkap Mia Audina Tjiptawan, seperti terlempar dari orbit. Masa-masa sulit membelit. Dia harus merawat ibunda tercinta yang sakit, sampai akhirnya meninggal dunia pada 1999. Mia terdepak dari timnas, tidak terpilih lagi. Namun guratan nasib menentukan lain. Pada 1999 itu pula Mia bertemu pria Belanda, Tylio Lobman. Keduanya lalu sepakat menikah. Mia ikut hijrah ke Belanda dan menanggalkan kewarganegaraan Indonesianya. Sejak jadi warga negara Belanda, Mia menemukan semangat baru. Bangkit membela merah-putih-biru, dan kembali membuktikan diri dengan menyabet medali perak Olimpiade Atena 2004, setara dengan prestasi di Olimpiade Atlanta ketika usianya delapan tahun lebih muda. Faktor Mia meledakkan demam bulutangkis di Negeri Tulip itu sekaligus mengangkat Belanda menjadi kekuatan disegani di Eropa.[URL="http://news.detik..com/read/2006/08/17/012341/657725/10/mia-audina-gantung-raket"]DETIKNEWS[/URL]
Den Haag - Secara mengejutkan pebulutangkis Belanda, Mia Audina (27), mengumumkan untuk gantung raket. Mia tahun ini sering sakit-sakitan. Keputusan untuk meninggalkan dunia bulutangkis itu disampaikan Mia hari ini, Rabu (16/8/2006). Selanjutnya Mia akan mendukung kegiatan suaminya, penyanyi gospel Tylio Lobman, serta menekuni karir kemasyarakatan. Ketika didesak apa itu konkritnya, Mia akhirnya berterus terang. "Saya akan berbisnis batu mulia. Saya punya banyak koneksi dengan keluarga kerajaan, terutama di Asia, dan kalangan papan atas. Saya berharap mereka bisa menjadi langganan," ujar Mia di depan kamera televisi publik, NOS. Keputusan bulat untuk gantung raket itu diambil Mia sepekan yang lalu. Mia mengaku sangat sulit untuk mengambil keputusan berpisah dengan dunia yang telah ditekuninya sejak kecil. "Sudah 14 tahun lamanya saya malang-melintang di puncak dunia. Kini saya merasa fisik saya sudah jenuh. Saya sebenarnya mau bertahan sampai Olimpiade Peking 2008, namun saya memperhatikan bahwa saya tahun ini sering sakit. Itu sebuah tanda bahwa saya terlalu menguras fisik saya," beber Mia. Karir Mulai usia 11 tahun Mia sudah masuk level tinggi perbulutangkisan. Ketika mencapai usia 13 tahun, Mia sudah berhasil menembus barisan elite timnas Indonesia. Setahun kemudian (1994) Mia menjadi pahlawan nasional, karena dia menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia dengan menundukkan Zhang Ning (Cina) dalam final Piala Uber. Masih di tahun sama Mia menyabet gelar Piala Dunia, lalu medali perak Olimpiade Atlanta 1996. Setelah itu Mia, yang dilahirkan di Jakarta (22/8/1979) dengan nama lengkap Mia Audina Tjiptawan, seperti terlempar dari orbit. Masa-masa sulit membelit. Dia harus merawat ibunda tercinta yang sakit, sampai akhirnya meninggal dunia pada 1999. Mia terdepak dari timnas, tidak terpilih lagi. Namun guratan nasib menentukan lain. Pada 1999 itu pula Mia bertemu pria Belanda, Tylio Lobman. Keduanya lalu sepakat menikah. Mia ikut hijrah ke Belanda dan menanggalkan kewarganegaraan Indonesianya. Sejak jadi warga negara Belanda, Mia menemukan semangat baru. Bangkit membela merah-putih-biru, dan kembali membuktikan diri dengan menyabet medali perak Olimpiade Atena 2004, setara dengan prestasi di Olimpiade Atlanta ketika usianya delapan tahun lebih muda. Faktor Mia meledakkan demam bulutangkis di Negeri Tulip itu sekaligus mengangkat Belanda menjadi kekuatan disegani di Eropa.[URL="http://news.detik..com/read/2006/08/17/012341/657725/10/mia-audina-gantung-raket"]DETIKNEWS[/URL]
Diubah oleh khandek 08-12-2013 00:50
0
12.7K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan