ceweintrovert
TS
ceweintrovert
darah daging korupsi
SANG HYANG NURCAHYA

Takut , seandainya aku tau jika kehidupan ku nantinya dan selanjutnya hingga akhir hayat maupun di akhir akhirat nanti adalah sebagai jiwa yang sungguh baik, mulya, selamat dari siksa api neraka, maka sungguh aku akan senang dan tenang hari ini. Tak perlulah kubawa doa-doa dunia ku agar di akhirat nanti aku menjadi penghuni akhirat yang kaya raya, terhormat dan terpandang. Setidaknya aku belum pernah dengar ada yang memohon kekayaan atau pun tahta di alam akhiratnya, karna itu suatu hal yang tak perlu diminta pun sudah tersedia di surga nanti, tidak hanya itu tapi lebih, lebih banyak kemewahan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya akan ada di surga abadi. Dunia , masa ini rupanya begitu berbeda dengan akhirat, alam akhirat, akhir abadi.
Semua orang baik, berdalih dunia ini hanya sementara, dunia ini fana. Eang Nurcahya tetua kampung, ketika seseorang pria datang mengiba padanya tentang rasa takut akan kesiasiannya yang kian nyata , maka Eang Nurcahya tetua kampung segera tersenyum sejuk dan memberikan tatapan dengan mata senjanya yang meneduhkan semua amarah dan segala gundah pun menjadi cair dan leleh. Harus menjadi tua dan berumur 1 abad rupanya agar segala orang dapat teduh hanya dengan memandang guratan sejarah wajah sucinya. Bukan hari itu saja tapi setiap hari pria itu datang mengiba dengan wajah gelisah dengan tubuh yang gundah, dan selalu pada akhirnya Eang Nurcahya keturunan Sang Hyang Nurcahya berbicara mengatakan hal yang sama “ Dunia hanya sementara , dunia ini sungguh fana”.
Segala permasalahan kemiskinan, kerakusan, kecurangan, keculasan , kebencian sakit hati dan dendam, untuk Eang Nurcahya semua itu hanyalah karna kita takut, takut untuk menyadari, memahami bahwa sungguh akhirat itu benar benar nyata adanya. Karna jika kau sungguh memahaminya kau tidak takut lagi akan kesederhanaan bahkan kemiskinan, setidaknya kau sudah menjadi orang sederhana ketika itu, tinggal kemudian orang-orang perlahan mempermasalahkan kesederhanaan mu dan menambahkan dengan julukannya “ miskin ”.
“ Kenapa, kau takut dibilang miskin?, atau kau takut menjadi miskin? “
“ Eang bahkan tidak bilang kalau kau harus hidup sederhana atau pun mau di cap miskin untuk sekedar dapat memahami ke fanaan dunia ini, tapi apakah ada jawaban yang lebih baik atas pertanyaan sulit dan masalah rumit , kecuali berkata dunia ini fana, sehingga apapun itu penjahat pun ,pendosa nista sekali pun dapat selalu memulai hari toubatnya kapan pun dia sadar dan sepanjang ia masih bernyawa, bertobat sebagai bekal perhitungan akhirat nanti “
Seribu kali kejahatan mu seribu kali muslihatmu kau akan selalu dapat berlari melarikan diri kesegala arah dengan segenap tenaga tapi kau juga tau cahaya hanya satu , yang lain adalah gelap, tetap gelap dan kegelapan. Jiwa mu selalu tau bahwa yang ingin kau kejar dan selalu ingin kau tuju sejatinya adalah cahaya , cahaya kebaikan.
“ aku suka jubah kekayaan ku Eang, tahta dan penghormatan ku, buat apa ku lepas, aku mendapatkannya dengan cara benar tanpa muslihat , aku bahkan selalu mendermakan sebagian kekayaan ku untuk orang lain. Aku bekerja keras untuk mewujudkan apa yang ku inginkan, aku tidak menghalalkan segala cara, aku menggunakan cara yang benar dan memantaskan diri ku agar pantas menjadi kaya raya dan terpandang, bukan sekedar hidup pas-pasan sederhana laksana pemalas setia. Hidup ku sempurna dibanding dengan orang sederhana ataupun orang miskin yang kurang berguna”
“ tapi Eyang aku masih saja takut , aku benar benar takut bangkrut, tanda tandanya ada, kerisis ekonomi dunia menahun dan kronis akan menggerus bisnis export ku . Hutang ku banyak,banyak sekali , walaupun aku tetap kaya saat ini dengan segala fasilitas dan gaya hidup ku ”
“ karna itu aku takut , aku takut saat dimana aku sudah benar-benar ingin lari, lari dari kerakusan ku, ambisi ku dan ketidak puasan hatiku. Walaupun mereka adalah cambuk atas ke suksesanku sebelumnya. Tapi lihatlah masalah keuangan yang ku hadapi saat ini begitu rumit, aku hidup bekerja kerja keras sepanjang tahun hari demi hari ,detik ke detik tanpa lengah sedikit pun, agar aku tidak pernah mengalami rasanya bangkrut dan menjadi miskin”.
“ melihat orang-orang tertawa terbahak meniup terompet bising , belum lagi hinggar bingar suara petasan dan luncuran kembang api silih berganti di penghujung tahun, dengan siapa aku merayakannya, anak dan istri sudah lama pergi mencari sendirinya, tidak ku cari lagi dimana rimbanya mereka kini, terserah ,tidakkah mereka tau susah payahku ini adalah untuk dapat membeli kebahagian mereka”.
“ menutup perusahaan dan memecat 800 orang karyawan, ini sungguh nyata Eang , ini di depan mata keputusan ini harus segera ku putuskan, dan besok akan ada berita besar di koran kota. Sungguhkah tak ada jalan keluar lainnya ?, haruskah ini saya lakukan, pikirkan 800 orang karyawan saya Eyang ,akan makan apa mereka nanti walaupun mereka sungguh tidak mengerti kesulitan ku, baru 3 bulan tidak di gaji saja sudah demo besar-besaran ”.
Tinta berwarna hitam,biasa dipakai untuk menghitamkan kertas kosong putih. Tinta hitam kotor dan gelap, hitam kegelapan. Karna hitamnya maka terkadang lebih indah jika kertas ini tetap kosong tak terisi, kosong putih ,bersih dan suci. Tapi rupanya kertas kosong putih suci akan bermakna dan berarti jika diatasnya telah dan tetap dibubuhi nokhtah hitam rangkaian titik hitam gelap. Dan sungguh ajaib nokhtah titik terangkai satu demi satu menjadi garis , garis-garis kecil yang ajaib berkelok atau lurus , patah-patah atau pun menerus. Seperti simfoni tarian kotoran hitam berputar meluncur dan melompat, bukan hanya satu tapi banyak terangkai menjadi kata ,kalimat dan akhirnya menjadi “ arti “. Arti sebuah jiwa dalam sepenggal waktu hidupnya.
Anak kecil balita 4 tahun baru mengenal kertas kosong dan pena hitam, merengek meminta kertas kosong , lagi dan lagi. “ Salah ,bukan begini ini bukan gambar tikus, mana mulutnya , matanya kebesaran , juga kumisnya panjang sekali. Ini masih salah tidak sama dengan tikus, mana kertas kosong yang lain, bikinkan yang mirip dengan gambar tikus ini ”.
Seorang seniman pelukis handal tak pernah takut salah garis, tapi dia sangat takut jelek, jelek karna yang muncul digambar tidak seperti apa yang sesungguhnya ia ingin lukis. Dengan kuas paling besar lebar , sedikit pencair dan cat minyak berwarna putih, melenggang kuas cat minyak putih dengan santai terkadang kuat dan keras menghilangkan guratan guratan arti yang sebelumnya ada, kemudian meniadakannya, dan kembali putih bersih dan kosong, sangat mudah dan cepat, tanpa masalah.
Mengapa seakan lebih mudah memulai segala sesuatunya dari nol, apakah memang benar begitu adanya.
Ini lain lagi , perempuan berambut panjang ini sudah tidak punya pilihan lain kecuali menjalani hari demi harinya di dalam penjara lembab. Tidak mungkin tidak kapok ,ataupun tidak tobat karna kelak dikemudian hari ketika dia masih bisa menghirup udara kebebasan dia sudah tidak lagi punya kekuasaan dan wewenang untuk mengurusi proyek proyek nakal dan menggerogoti uang rakyat. Bukan aku yang sadis berkata-kata sedemikian , aku bahkan tidak mengira kalau hakim begitu mulya menjatuhkan hukuman yang terlalu lama bagi perempuan porselin itu, ku pikir dua tiga tahun didalam bui saja sudah cukup memalukan baginya dan akan membuatnya jera.
Maka didalam suatu malam yang sangat sunyi di dalam sel, masih dengan isak tangis penyesalan tiada tara, perempuan berambut panjang itu akhirnya berhasil menembus , mengetuk pendengaran, membangunkan Eyang Nurcahya dari semedi malamnya.
“ Kau tau kan betapa sempurnanya aku sebelumnya, Kau tau kan betapa beruntungnya hari hari ku sebelumnya. Tapi kini semua berubah 180 derajat, aku mendekam sendiri didalam bui penjara dingin, sungguh tidak pantas bagi wanita terhormat seperti aku. Cerita drama cengen yang dulu sering ku perankan , kini sungguh terjadi padaku. Aku yakin ini hanya drama sebuah peran pahit hanya lakon sementara yang biasa aku perankan dalam filem layar lebar ku yang dulu seringku perankan. Suatu hari aku akan terbangun dan menyadari bahwa benar saat ini, penjara ini hanyalah drama ”
“ Memang kau sedang memainkan peran pahit itu saat ini, tapi kau juga sedang memerankan peran manis dulu sebelumnya. Semuanya adalah peran, peran pahit ataupun manis. Kau tau betapapun seseorang bisa saja menjadi kaya raya, terserah semulya apapun caranya tapi kau juga tau kau tidak membutuhkan sebanyak itu untuk dapat hidup didunia dan menjalankan ibadah dunia mu. Dan kekayaan di dunia kadang hanya membuat orang lupa”.
“ Aku benar-benar menyesal sesal tak terperi. Mengapa aku dulu memilih menjadi rakus dan serakah, sesungguhnya hingga kini pun aku tidak benar benar merasa rakus dan serakah. Aku hanya tergiur dengan kelezatan dolar fantastis yang selalu menari nari di atas kepala kian kemari, ku pikir tidak mengapa memetik sekarung atau dua karung dolar didalam kebun dolar terlarang itu. Betapa tidak semua orang yang ada di dalam kebun itu sebagian besar memetiknya juga, aku hanya mengikuti tradisi menyenangkan itu, tradisi panen dolar. Memang diluar sebelum masuk kebun ada tulisan dilarang memetik dolar, tapi itu kan hanya tulisan iseng yang kian hari kian tak ada. Tapi sudah lah semua sudah terjadi seandainya aku bias kembali ke masa dahulu ,untuk memulai segalanya dari nol untuk tidak melakukan kesalahan kecil yang menjadi masalah besar ini….sesal !!!! ”.
“ Aku tidak bisa memulai catatan kehidupan di dalam bui ini, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana ketika aku keluar dari penjara ini, bagaimana orang-orang puas menghinaku dengan hanya menatapku, bagaimana anak-anak mungkin sudah lupa dan jijik dengan ibunya, mantan narapidana. Bahkan aku tidak tau aku harus memulai dengan apa tanpa apa-apa yang tersisa”.
“ Betapa jahat Pembina “Partai Makmur Raya” yang dulu sempat ku ‘sembah’ itu. Kini dia hanya melihat, menyaksikan dan prihatin seakan-akan dia tidak terlibat sama sekali. Membiarkan lingkungannya berbau busuk tanpa memiliki ketajaman penciuman. Dasar bodoh, bodoh jika dia tidak tau betapa busuknya kita semua. Tapi yang paling bodoh adalah aku , aku yang terjebak masuk dalam lingkungan busuknya. Kau tau betapa lugunya dia dahulu, betapa bijaksananya, betapa kasihannya dia ,pemimpin yang muncul dengan pencitraan yang terzolimi yang pantas untuk di bela dan di pertaruhkan. Lihat betapa usahanya sangat berhasil bukan hanya kepada ku tapi juga kepada jutaan orang yang empati. Keterlibatan ku pada lingkungan busuk ini bukan karna ku berempati pada rakyat tapi lebih karna hipnotisnya”.
“ Bagaimana mungkin dia tidak pernah bertanya ‘dari mana kalian mendapatkan limpahan padi bergunung gunung untuk pesta ku ini wahai dayang dayang’? “.
“Satu hal yang paling membuat ku sakit hati, adalah kau disana wahai bapak yang terhormat, kau disana masih dapat berdiri menegakan kepala tanpa rasa malu, dan kau hanya menyesal dan prihatin tanpa rasa malu seakan akan semuanya tidak ada hubungannya dengan mu. Bagaimana tidak ? “.
“ Lihatlah betapa banyak orang-orang dekat yang berkorban untuk mu , dan kau malah berkata ,‘aku pun mengorbankan diri ku untuk rakyat, itulah gunanya pemimpin berkorban untuk rakyatnya, walaupun rakyatku sudah tumbuh dengan sendirinya, sehingga aku tidak perlu susah payah lagi itu lah gunanya pencitraan , bekerja menggunakan otak lebih baik dari pada pakai nurani ataupun sekedar menggunakan tangan sendiri, …hahahaha’. “
“ Baiklah Nyai , akan Eyang sampaikan padanya, tapi mungkin nanti , nanti jika dia datang mengetuk pendengaran Eyang, ketika dia mengusik semedi malam Eang dan mulai berkeluh kesah kepada Eyang. Mungkin nanti kalau dia sudah lengser , sehingga dia sudah tidak terlalu sibuk dan punya banyak waktu untuk merasa gelisah, takut dan penyesalan”.
“ Eyang apakah aku harus menjalankan masa tahanan 10 tahunku ini ?, atau aku harus melarikan diri dari penjara ini Eang, aku masih punya sedikit uang untuk menyogok beberapa sipir disini, ini demi anak ku Eang mereka butuh kasih sayang seorang ibu”.


Jakarta, 4 Januari 2013
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan