- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tidak Masuk Akal


TS
pemikir.kreatif
Tidak Masuk Akal
semoga bermanfaat gan!


Quote:
Sebelum Anda membaca lebih lanjut tulisan ini, coba Anda perhatikan layar monitor komputer. Sepintas mungkin tidak terlalu istimewa, tapi layar monitor itu menyimpan sejarah panjang hingga sampai ke hadapan Anda. Andaikan Steve Jobs dan Steve Wozniak tidak memperkenalkan dan memproduksi massal personal computer, mungkin sampai hari ini komputer hanya berada di laboratorium dan kantor-kantor besar, bukan di rumah Anda. Tapi begitulah, walaupun banyak orang (yang banyak dari mereka disebut ahli) yang mencemooh ide personal computer, mereka tetap keukeuh. Bagi banyak orang, tindakan dua Steve tersebut tidak masuk akal, tapi tidak bagi keduanya. Steve Jobs dan Steve Wozniak adalah orang yang George Bernard Shaw maksud didalam pernyataannya:
“Orang yang masuk akal menyesuaikan diri dengan dunia. Orang yang tidak masuk akal terus berusaha membuat dunia menyesuaikan diri dengannya. Oleh sebab itu, semua kemajuan bergantung pada orang yang tidak masuk akal.”
Masuk akal dan tidak masuk akal sebenarnya hanyalah masalah paradigma. Paradigma yang selalu terkungkung yang dalam istilah kerennya status quo, akan merasa terancam ketika ada sesuatu yang berada jauh dari jangkauan paradigma tersebut. Orang-orang yang mempunyai paradigma status quo, biasanya bersifat rewel, tidak bisa kompromi dan suka mencela orang yang melewati batas paradigmanya. Sebaliknya, orang yang tidak masuk akal mengetahui, selama masih dalam batas kemampuan manusia, semuanya masuk akal. Sehingga menyebabkan mereka berani menantang keyakinan-keyakinan yang ada.
Didalam sebuah organisasi, seharusnya orang-orang yang tidak masuk akal seperti ini diberi porsi lebih. Tapi kenyataannya, mereka seringkali dikekang atau bahkan dikebiri oleh para status quo. Padahal, demi kemajuan organisasi, diperlukan pemikiran-pemikiran yang beragam yang siapa tahu cocok untuknya. Perusahaan Sony telah membuktikan bahwa orang-orang yang tidak masuk akal yang dicap sebagai karyawan bermasalah, berhasil menciptakan walkman yang termahsyur.
Para status quo tidak menyadari itu. Mereka menjadikan keterbatasan paradigma dan apa yang lazim sebagai dasar untuk aktivitas dan pekerjaan mereka. Seolah mereka enggan untuk berpikir lebih keras, lebih nyaman dengan apa yang sudah diperoleh. Padahal perubahan mau tidak mau pasti terjadi. Perubahan tidak memperdulikan siap atau tidak siap, mau atau tidak mau. Nah, kalau kita tetap berpegang teguh kepada keyakinan lama yang salah, sementara perubahan terus menerus terjadi dengan cepat, mau menyalahkan siapa ketika kita tergilas dan hancur oleh perubahan itu? Perubahan, sepahit apapun harus dihadapi, bukan untuk dilawan. Salah satu cara untuk menghadapi perubahan adalah mau keluar dari belenggu status quo paradigma kita.
Setidaknya, ketika kita keluar dari belenggu status quo, menandakan bahwa kita mulai berubah. Nah, semuanya itu perlu belajar, tidak bisa sekaligus. Anda bisa membaca kembali tulisan saya yang berjudul Keajaiban Kreativitas yang saya tulis beberapa tahun lalu di blog saya [url]http://duadua.blogdetik..com/.[/url] Tapi ada beberapa hal yang harus kita pegang. Hal pertama adalah pertanyaan: apa yang sebenarnya saya inginkan dengan semua ini? Apa yang sebenarnya efektif/berguna untuknya? Intinya, kita menyelami terlebih dahulu masalah secara mendalam.
Yang kedua, bersedia menyerap ilmu apa saja, asalkan berguna. Semakin beragam ilmu yang kita serap, semakin kaya paradigma. Yang ketiga, tidak menganggap kita selalu benar ataupun selalu salah, yang wajar saja sebagai manusia. Yang keempat seperti sebuah paradoks, mau belajar dan mendengarkan orang lain. Bahkan orang yang tidak masuk akal seperti Steve Jobspun belajar ke banyak orang. Yang kelima, berpikir jauh kedepan.
Kelima prinsip tersebut merupakan pondasi. Yang harus dimiliki disamping mempelajari bagaimana berpikir yang tidak masuk akal. Tapi berpikir tidak masuk akal tidak cukup bila tanpa tindakan, semangat dan pantang menyerah. Sebab, selalu saja ada tantangan. Para innovator pengubah perdaban mempunyai prinsip ini, disamping berpikir secara tidak masuk akal, mereka bertindak sebagaimana yang dikatakan George Bernard Shaw diawal tulisan ini: Orang yang tidak masuk akal terus berusaha membuat dunia menyesuaikan diri dengannya.
Demikianlah, semoga tulisan singkat ini memotivasi Anda.
“Orang yang masuk akal menyesuaikan diri dengan dunia. Orang yang tidak masuk akal terus berusaha membuat dunia menyesuaikan diri dengannya. Oleh sebab itu, semua kemajuan bergantung pada orang yang tidak masuk akal.”
Masuk akal dan tidak masuk akal sebenarnya hanyalah masalah paradigma. Paradigma yang selalu terkungkung yang dalam istilah kerennya status quo, akan merasa terancam ketika ada sesuatu yang berada jauh dari jangkauan paradigma tersebut. Orang-orang yang mempunyai paradigma status quo, biasanya bersifat rewel, tidak bisa kompromi dan suka mencela orang yang melewati batas paradigmanya. Sebaliknya, orang yang tidak masuk akal mengetahui, selama masih dalam batas kemampuan manusia, semuanya masuk akal. Sehingga menyebabkan mereka berani menantang keyakinan-keyakinan yang ada.
Didalam sebuah organisasi, seharusnya orang-orang yang tidak masuk akal seperti ini diberi porsi lebih. Tapi kenyataannya, mereka seringkali dikekang atau bahkan dikebiri oleh para status quo. Padahal, demi kemajuan organisasi, diperlukan pemikiran-pemikiran yang beragam yang siapa tahu cocok untuknya. Perusahaan Sony telah membuktikan bahwa orang-orang yang tidak masuk akal yang dicap sebagai karyawan bermasalah, berhasil menciptakan walkman yang termahsyur.
Para status quo tidak menyadari itu. Mereka menjadikan keterbatasan paradigma dan apa yang lazim sebagai dasar untuk aktivitas dan pekerjaan mereka. Seolah mereka enggan untuk berpikir lebih keras, lebih nyaman dengan apa yang sudah diperoleh. Padahal perubahan mau tidak mau pasti terjadi. Perubahan tidak memperdulikan siap atau tidak siap, mau atau tidak mau. Nah, kalau kita tetap berpegang teguh kepada keyakinan lama yang salah, sementara perubahan terus menerus terjadi dengan cepat, mau menyalahkan siapa ketika kita tergilas dan hancur oleh perubahan itu? Perubahan, sepahit apapun harus dihadapi, bukan untuk dilawan. Salah satu cara untuk menghadapi perubahan adalah mau keluar dari belenggu status quo paradigma kita.
Setidaknya, ketika kita keluar dari belenggu status quo, menandakan bahwa kita mulai berubah. Nah, semuanya itu perlu belajar, tidak bisa sekaligus. Anda bisa membaca kembali tulisan saya yang berjudul Keajaiban Kreativitas yang saya tulis beberapa tahun lalu di blog saya [url]http://duadua.blogdetik..com/.[/url] Tapi ada beberapa hal yang harus kita pegang. Hal pertama adalah pertanyaan: apa yang sebenarnya saya inginkan dengan semua ini? Apa yang sebenarnya efektif/berguna untuknya? Intinya, kita menyelami terlebih dahulu masalah secara mendalam.
Yang kedua, bersedia menyerap ilmu apa saja, asalkan berguna. Semakin beragam ilmu yang kita serap, semakin kaya paradigma. Yang ketiga, tidak menganggap kita selalu benar ataupun selalu salah, yang wajar saja sebagai manusia. Yang keempat seperti sebuah paradoks, mau belajar dan mendengarkan orang lain. Bahkan orang yang tidak masuk akal seperti Steve Jobspun belajar ke banyak orang. Yang kelima, berpikir jauh kedepan.
Kelima prinsip tersebut merupakan pondasi. Yang harus dimiliki disamping mempelajari bagaimana berpikir yang tidak masuk akal. Tapi berpikir tidak masuk akal tidak cukup bila tanpa tindakan, semangat dan pantang menyerah. Sebab, selalu saja ada tantangan. Para innovator pengubah perdaban mempunyai prinsip ini, disamping berpikir secara tidak masuk akal, mereka bertindak sebagaimana yang dikatakan George Bernard Shaw diawal tulisan ini: Orang yang tidak masuk akal terus berusaha membuat dunia menyesuaikan diri dengannya.
Demikianlah, semoga tulisan singkat ini memotivasi Anda.

Diubah oleh pemikir.kreatif 05-12-2013 20:56
0
1.1K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan