AMBPRKRI MENOLAK KERADAAN HTI DI BALI



POLRESTA DENPASAR | Sabtu, 30 Nopember 2013 | Denpasar - Puluhan masa yang tergabung di dalam Aliansi Masyarakat Bali Penegak (AMBPNKRI) melakukan aksi demonstrasi di sejumlah titik di kota Denpasar. Seperti di depan Lapangan Niti Mandala Renon, Perempatan Suci dan di. Lapangan Puputan Badung. Hal ini dilakukan untuk menolak keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Indonesia.

Aksi ini mendapat pengamanan dan pengawalan ketat dari aparat Polresta Denpasar, dari mulai titik berkumpul dan orasi sampai long march ke lapangan puputan.

Koordinator lapangan, Japa Jules saat melakukan orasi mengungkapkan, ada gerakan terorganisir yang ingin mengubah ideologi Pancasila. "Ada gerakan terorganisir yang bersifat sembunyi atau pun terlihat yang ingin mengubah ideologi," ungkapnya di sela-sela aksi.

Aksi dilaksanakan dengan menyerukan orasi dan membentangkan spanduk bertuliskan "Bersama Kita Bisa Jaga". Kata yang dituliskan pada spanduk tersebut ditujukan untuk menjaga persatuan NKRI. "Pahlawan dan Proklamator Indonesia bersusah payah memerdekakan dan membangun negeri ini. Bangun dan hadapi tantangan yang ingin menurunkan Pancasila dan Sumpah Pemuda," sebutnya.

Berdasarkan selebaran yang disebarkan para pengunjuk rasa, ada tiga tuntutan mengapa harus membubarkan HTI, yakni 1. HTI Anti Pancasila, 2. HTI Antis Sumpah Pemuda, 3. HTI Anti budaya Nusantara dan akan mengganti dengan budaya Arab.

Keberadaan ormas yang memiliki aliran keras ini menurutnya akan menjadi penghambat dalam pembangunan bangsa. Selain itu bisa merusak kerukunan antar umat beragama yang telah dibina sejak dulu. Yang mengkhawatirkan, jika hal ini dibiarkan akan terjadi pem­berontakan DI/TII yang pernah terjadi di tahun 1949.

sumber

sebelumnya:



Hizbut Tahir Indonesia Merasa Nyaman di Bali

Untuk menyambut tahun baru 1435 Hijriyah, Hizbut Tahir Indonesia (HTI) wilayah Bali melakukan aksi damai dengan menggelar Tarhib Muharram. Mereka mendeklarasikan bahwa Islam cinta damai, Islam tidak mengenal kekerasan.

Islam itu adalah agama yang cinta damai, agama yang memberikan kedamaian untuk umat manusia.

Dalam aksi itu HTI Bali mengatakan Acara aksi damai yang dilakukan di bundaran jalan Sudirman Denpasar ini dengan target terpahamkannya umat tentang pentingnya syariah Islam dalam mengatur kehidupan. Masyarakat paham akan hal penyebab problem kemasyarakatan yang dihadapi pada era ini. Dan yang penting bahwa masyarakat non muslim faham dan merasa aman dengan aktifitas dakwah umat Islam di Bali.

”Di Bali sama dengan di daerah lain. Umat yang non muslim faham dan merasa aman jika ada kegiatan dakwah di sini. Dan kami merasa nyaman dan mendapatkan tempat di sini (Bali)

Bali memang tempat yang begitu indah untuk semua perbedaan, di pulau yang mayoritas umat nya beragama Hindu penduduk bali begitu toleran. Tidak ada satu pun masyarakat mengangu aksi damai yang dilakukan HTI walaupun dalam tuntutannya disana adalah adanya syariah islam. Penduduk Bali tentu tidak setuju dengan syariah islam karena bali merasa aturan dengan dasar UUD 45 saja sudah cukup dan bisa mengayomi perbedaan yang ada. Disamping itu penduduk Bali adalah mayoritas Hindu.

Masyarakat Bali begitu toleran dengan ajaran agama lain, tanpa ingin mengusik keberadaan agama lain, karena pada prinsipnya bagi masyarakat Bali urusan dengan tuhan adalah urusan individu seseorang yang tidak bisa dipaksakan oleh siapa pun jadi tidaklah perlu orang lain mengatur keimanan orang lain, karena belum tentu keimanan orang yang ingin mengatur itu bisa lebih baik.

Saya hanya ingin memperlihatkan bagaimana Bali bisa menjadi contoh kedepan akan keharmonisan perbedaan agama, tidak perlu memaksa atau mempergaruhi seseorang untuk ikut beragama atau berkeyakinan seperti kita, cukup untuk menghormati pilihan keyakinan mereka.

Bali itu indah, HTI bisa bebas berorasi dengan tujuannya. Tapi pertanyaanya apa di daerah lain umat lain bisa berorasi bebas

sumber

gw sendiri menolak kehadiran aliran garis keras di Bali semacam HTI