- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pengabdian dr Somali, Dokter 'Seribu Perak' di Bandung
TS
Mr.Josh.Ganteng
Pengabdian dr Somali, Dokter 'Seribu Perak' di Bandung
Quote:
Dokter Johan Somali namanya. Di usianya yang sudah kepala delapan, banyak cerita tentang sosoknya. Salah satunya karena ia tersohor dengan sebutan 'dokter seribu perak'.
Detikcom mencoba menemui dokter tersebut ke tempat praktiknya di RS Kebonjati. Sesuai namanya, rumah sakit tersebut berada di kawasan Kebonjati, Bandung, Jawa Barat, Senin (2/12/2013), sekitar pukul 10.00 WIB. Dari bagian informasi RS Kebonjati, diperoleh keterangan bahwa dr Somali buka praktik sore, mulai pukul 17.00 WIB. Namun untuk bisa bertemu langsung dengan sang dokter di luar praktek, seorang petugas bagian informasi tersebut mempersilakan untuk menemui Ibu Lani di bagian laboratorium.
Pertemuan dengan Ibu Lani melahirkan harapan. Ia menyarankan detikcom agar datang kembali pukul 15.00 WIB sebelum dokter membuka praktiknya. Pada jam yang sudah ditentukan, Ibu Lani berusaha 'melobi' sang dokter. Ia masuk ke ruangan bertuliskan 'R Direktur', tempat praktik dr Somali.
Tak lama, Ibu Lani keluar ruangan. Ia menyampaikan pesan sang dokter. Katanya, dr Somali tidak ingin diwawancarai. Menurut dia, dokter tidak ingin sosoknya diketahui banyak orang.
"Dokternya tidak mau diwawancara. Kalau soal 'dokter seribu perak', itu mah sudah dari dulu. Dia memang enggak pernah matok harga untuk pasien. Berapa saja, mau seribu atau dua ribu. Bahan kalau lihat pasiennya bajunya lusuh, digratiskan saja," terang Ibu Lani memberi informasi awal soal sosok dr Somali.
Rabu (4/12/2013), detikcom kembali menyambangi tempat praktik dr Somali. Beberapa pasien menanti giliran di depan ruang praktik nomor 9. Sekitar pukul 17.30 WIB atau 10 menit sebelum azan Magrib berkumandang, dr Somali mulai menerima pasien. Sang dokter mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana hitam. Garis-garis kerutan begitu jelas di wajahnya.
Langkah dr Somali terlihat gontai. Sambil berjalan menuju meja kerjanya, ia mempersilakan pasiennya masuk di ruang tunggu, lalu duduk. Ketika berbicara dengan pasien, suara dr Somali terdengar membisik, menyiratkan usianya yang sudah uzur. Satu persatu, pasien diperiksanya dengan seksama. Rata-rata satu pasien diperiksa tak sampai 5 menit.
Ruangan praktik dr Somali sangat sederhana. Luasnya kurang lebih 2x5 meter. Di dekat pintu masuk ruangan, ada kursi tunggu untuk pasien. Dua gorden berwarna putih menutupi sepertiga ruangan tersebut. Ia duduk di kursi besi berbentuk bulat. Di sampingnya ada lemari merangkap meja yang di dalamnya banyak kertas berserakan.
Detikcom mendapat giliran terakhir untuk 'didagnosa'. Setelah menyapa, detikcom langsung mengkonfirmasi informasi bahwa dr Somali adalah sosok yang tidak komersial. Ia tidak terlalu mendengar pertanyaan itu dan meminta bicara lebih kencang.
"Ah enggak, biasa saja. Sudah jangan banyak omong, kamu sakit?" ujarnya sembari balik bertanya.
Lalu detikcom memberi penjelasan bahwa hanya ingin wawaancara atau mengobrol biasa, bukan untuk berobat. "Ngobrol apa? Jangan lama-lama nanti saya pingsan lho, udah 80 lebih (usia saya)," ucapnya.
Ketika ditanya mengapa ia memasang tarif murah kepada pasiennya, ia menjawab singkat, "Ya kasihan sama pasien," singkatnya.
Memang niatnya membantu pasien, ya dok? "Ya memang begitulah, saya sudah 60 tahun kerja di sini. Sudah ya," ucapnya mengakhiri pembicaraan. Lalu ia pergi meninggalkan ruangannya.
Detikcom lalu menghampiri sejumlah pasiennya yang sedang menunggu obat. Dari keterangan mereka, memang benar, dr Somali bertarif murah.
"Bayar dokternya cuma Rp 10 ribu, obatnya paling Rp 15 ribu. Kalau dulu kata orangtua saya, kadang gratis atau cuma bayar seribu dua ribu saja," ujar Ade, warga Maleber Rajawali Bandung.
Di era komersialisasi, dr Somali melawan arus. Saat dokter-dokter lain berebut memasang tarif tinggi, ia tidak. Sikap dan tindakannya serupa dengan dr Lo Siauw Ging (79) atau dr Lo di Solo, dokter gratis dari Solo. Bisa dibilang, keduanya tidak hidup dalam gemerlap, hanya mengabdi. Karena, menurut dr Lo, menjalani profesi adalah tugas
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/05/101401/2433064/486/2/pengabdian-dr-somali-dokter-seribu-perak-di-bandung"]SUMBER[/URL]
Dokter yang keren nih gan
0
3.4K
Kutip
19
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan