- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenekatan Anak-anak Demi Menggapai Cita-cita


TS
carolineseconda
Kenekatan Anak-anak Demi Menggapai Cita-cita
Seumur-umur saya belum pernah liat yang kaya gini. Anak-anak harus berjuang ngelawan maut cuma untuk bisa belajar di Sekolah.
Seperti yang dilakukan Anak-anak Desa Genguan di China. Setiap hari mereka harus merayap di pinggir-pinggir tebing & masuk ke dalam gua. Tebing yang curam di tambah jalan setapak yang hampir ga keliatan menambah besar resiko yang mereka ambil.
Selain mereka, masih banyak lagi anak-anak dari negara lain yang menantang maut untuk bisa pergi ke Sekolah.
Berikut potret kehidupan mereka :

Anak-anak menyebrangi jembatan yang sudah rusak demi bisa sampi ke Sekolah tujuan masing. Untungnya pada Januari 2012 PT Krakatau Steel and beberapa lainnya membangun jembatan baru untuk menggantikan jembatan yang sudah rusak tersebut.
Entah jembatan ini dibuat seperti ini atau memang jembatan ini tidak digunakan untuk menyebrang seperti yang tampak di gambar. Mereka terpaksa melewatinya bila tidak ingin berjalan sepanjang kaki 6km.
Anak-anak ini memanfaatkan ban dalam bekas untuk bisa mengantarnya ke Sekolah tujuan. Satu ban merekan manfaatnya untuk 2 orang atau lebih. kalo aliran sungai sedang deras, sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan anak-anak ini.
Kalo di Manila anak-anak menyebrangi sungai menggunakan ban dalam bekas, lain dengan Vietnam, anak-anak berenang tanpa bantuan apapun, hanya mengandalkan diri sendiri. Agar tidak basah, alat tulis dan buku mereka masukkan ke dalam plastik besar dan diikat dengan membetuk gelembung.
Apakah keliatan dari ketiga pelajar ini menikmati perjalanannya? sama sekali tidak. Mereka menggunakan jembatan buatan yang terbuat dari papan sebagai tempat duduk, tali juga katrol tak ketinggalan untuk bisa membawa tubuh mereka menyebrangi sungai.
Di kolombia, anak kecil ini bukan lagi main flying fox yang tanpa pengaman. dia ingin berangkat ke Sekolah. Panjang kabel/tali yang harus dia terjuni sepanjang 800 meter dengan tinggi 400 meter kebawah dan tanpa pengaman yang menjamin keselamatannya. Kengeriannya melewati tambang tersebut keliatan dari raut mukanya. Seolah anak kecil ini bicara "saya takut".
Nah yang ini gan sangat mengharukan. Gadis kecil dengan tas dipunggungnya bukan berisi amunisi, atau bom ingin melakukan percobaan bunuh diri. Dia gadis kecil yang membawa buku dan alat tulis lainnya untuk pergi ke Sekolah. Seolah anak ini memaklumi keadaan negaranya yang sedang berperang antara Israel dan Palestina.
Huufftt, Semoga mereka iklas menjalaninya, sampai diturunkannya malaikat-malaikat baik berwujud manusia. Yang akan mempermudah jalan mereka untuk pergi menuntut ilmu.
Mampir ke trid saya yang lain gan...







Seperti yang dilakukan Anak-anak Desa Genguan di China. Setiap hari mereka harus merayap di pinggir-pinggir tebing & masuk ke dalam gua. Tebing yang curam di tambah jalan setapak yang hampir ga keliatan menambah besar resiko yang mereka ambil.
Selain mereka, masih banyak lagi anak-anak dari negara lain yang menantang maut untuk bisa pergi ke Sekolah.
Berikut potret kehidupan mereka :

Spoiler for Desa Genguan di China:
Spoiler for Di Sumatra, Indonesia :
Spoiler for Desa Sanghiang Tanjung, Indonesia :
Anak-anak menyebrangi jembatan yang sudah rusak demi bisa sampi ke Sekolah tujuan masing. Untungnya pada Januari 2012 PT Krakatau Steel and beberapa lainnya membangun jembatan baru untuk menggantikan jembatan yang sudah rusak tersebut.
Spoiler for Desa Suro and Desa Plempungan, Pulau Jawa, Indonesia. :
Entah jembatan ini dibuat seperti ini atau memang jembatan ini tidak digunakan untuk menyebrang seperti yang tampak di gambar. Mereka terpaksa melewatinya bila tidak ingin berjalan sepanjang kaki 6km.
Spoiler for Desa Remote di Provinsi Rizal ,Manila, Filipina :
Anak-anak ini memanfaatkan ban dalam bekas untuk bisa mengantarnya ke Sekolah tujuan. Satu ban merekan manfaatnya untuk 2 orang atau lebih. kalo aliran sungai sedang deras, sudah bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan anak-anak ini.
Spoiler for Vietnam :
Kalo di Manila anak-anak menyebrangi sungai menggunakan ban dalam bekas, lain dengan Vietnam, anak-anak berenang tanpa bantuan apapun, hanya mengandalkan diri sendiri. Agar tidak basah, alat tulis dan buku mereka masukkan ke dalam plastik besar dan diikat dengan membetuk gelembung.
Spoiler for Nepal :
Apakah keliatan dari ketiga pelajar ini menikmati perjalanannya? sama sekali tidak. Mereka menggunakan jembatan buatan yang terbuat dari papan sebagai tempat duduk, tali juga katrol tak ketinggalan untuk bisa membawa tubuh mereka menyebrangi sungai.
Spoiler for Columbia:
Di kolombia, anak kecil ini bukan lagi main flying fox yang tanpa pengaman. dia ingin berangkat ke Sekolah. Panjang kabel/tali yang harus dia terjuni sepanjang 800 meter dengan tinggi 400 meter kebawah dan tanpa pengaman yang menjamin keselamatannya. Kengeriannya melewati tambang tersebut keliatan dari raut mukanya. Seolah anak kecil ini bicara "saya takut".
Spoiler for Shuafat, near Jerusalem :
Nah yang ini gan sangat mengharukan. Gadis kecil dengan tas dipunggungnya bukan berisi amunisi, atau bom ingin melakukan percobaan bunuh diri. Dia gadis kecil yang membawa buku dan alat tulis lainnya untuk pergi ke Sekolah. Seolah anak ini memaklumi keadaan negaranya yang sedang berperang antara Israel dan Palestina.

Huufftt, Semoga mereka iklas menjalaninya, sampai diturunkannya malaikat-malaikat baik berwujud manusia. Yang akan mempermudah jalan mereka untuk pergi menuntut ilmu.

Selebihnya agan bisa lihat di sini gan :
http://www.sunoco-news.com/2013/12/f...maut-demi.html
http://www.sunoco-news.com/2013/12/f...maut-demi.html
Mampir ke trid saya yang lain gan...
Quote:











Diubah oleh carolineseconda 05-12-2013 10:11
0
1.9K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan