- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lahan makin mahal, apa mungkin ada makam gratis di Jakarta?
TS
bubs
Lahan makin mahal, apa mungkin ada makam gratis di Jakarta?
Quote:
Original Posted By >
Di Jakarta, semua serba mahal. Biaya
pemakaman pun mahal. Ditambah muncul banyak calo sebagai jasa pemakaman.
Biaya yang seharusnya hanya Rp 100 ribu, bisa membengkak menjadi jutaan rupiah. Padahal aturan Pemprov DKI jelas. Masyarakat hanya dipungut biaya retribusi sebesar Rp 100 ribu.
Biaya semakin mahal, karena masyarakat sering kali menyewa tenda, sound system dan kursi. Sewa-sewa barang-barang itulah yang membuat harga semakin mahal.
Di TPU Karet Bivak misalnya, untuk menyewa fasilitas penunjang proses pemakaman itu harus merogoh kantong sekitar Rp 3-5 juta. Angka itu tentu tidak sedikit bukan.
Sedangkan praktik percaloan menjamur karena mereka sering memanfaatkan sempitnya lahan pemakaman. Menurut data yang diperoleh Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna, tiap hari ada sekitar 100-120 orang meninggal dan butuh tempat pemakaman.
Kondisi itulah dimanfaatkan oleh para calo. Siapa berani bayar malah, akan mendapat tempat. Tahun lalu, Catharina Suryowati sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengaku sudah sering mensosialisasikan jika biaya pemakaman gratis dan hanya dikenakan uang retribusi sebesar Rp 100 ribu. Tapi pada praktiknya, biaya Pemakaman selalu mencapai jutaan rupiah.
"Kasih penyuluhan, terus lewat kelurahan diimbau bahwa pemakaman itu gratis hanya bayar retribusi saja. Dan saya sering berpesan kepada anak buah saya, bahwa jangan sekali-
sekali melakukan pelanggaran nanti akan dapat sanksi karena itu menyangkut pelayanan masyarakat," ujar Catharina.
Kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berbicara soal biaya pemakaman. Ia rencananya akan menggratiskan fasilitas penunjang prosesi pemakaman seperti sewa tenda, kursi, dan sound system. "Ternyata dulu orang harus menyewa tenda, kursi, sound system untuk pemakaman. Itu yang bikin mahal.
Nah sekarang kami anggarkan untuk siapkan saja. Supaya masyarakat tidak perlu sewa," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (4/12).
Menurutnya, anggaran untuk penyediaan peralatan penunjang tersebut sudah ada di Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Ahok berharap, mulai tahun depan, warga sudah bisa menikmati fasilitas gratis itu.
Untuk menyiasati keterbatasan Lahan pemakaman, Ahok mengatakan sudah membeli tanah di daerah Cengkareng dan Kamal. Luas tanahnya sekitar 100 hektare dan akan dijadikan taman pemakaman umum (TPU).
"Sudah ada kok lahannya. Supaya nanti semua warga bisa dapat jatah di sana. Sudah berapa puluh tahun kan, tidak ada pemakaman yang muat," ujarnya.
Di Jakarta, semua serba mahal. Biaya
pemakaman pun mahal. Ditambah muncul banyak calo sebagai jasa pemakaman.
Biaya yang seharusnya hanya Rp 100 ribu, bisa membengkak menjadi jutaan rupiah. Padahal aturan Pemprov DKI jelas. Masyarakat hanya dipungut biaya retribusi sebesar Rp 100 ribu.
Biaya semakin mahal, karena masyarakat sering kali menyewa tenda, sound system dan kursi. Sewa-sewa barang-barang itulah yang membuat harga semakin mahal.
Di TPU Karet Bivak misalnya, untuk menyewa fasilitas penunjang proses pemakaman itu harus merogoh kantong sekitar Rp 3-5 juta. Angka itu tentu tidak sedikit bukan.
Sedangkan praktik percaloan menjamur karena mereka sering memanfaatkan sempitnya lahan pemakaman. Menurut data yang diperoleh Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna, tiap hari ada sekitar 100-120 orang meninggal dan butuh tempat pemakaman.
Kondisi itulah dimanfaatkan oleh para calo. Siapa berani bayar malah, akan mendapat tempat. Tahun lalu, Catharina Suryowati sebagai Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengaku sudah sering mensosialisasikan jika biaya pemakaman gratis dan hanya dikenakan uang retribusi sebesar Rp 100 ribu. Tapi pada praktiknya, biaya Pemakaman selalu mencapai jutaan rupiah.
"Kasih penyuluhan, terus lewat kelurahan diimbau bahwa pemakaman itu gratis hanya bayar retribusi saja. Dan saya sering berpesan kepada anak buah saya, bahwa jangan sekali-
sekali melakukan pelanggaran nanti akan dapat sanksi karena itu menyangkut pelayanan masyarakat," ujar Catharina.
Kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berbicara soal biaya pemakaman. Ia rencananya akan menggratiskan fasilitas penunjang prosesi pemakaman seperti sewa tenda, kursi, dan sound system. "Ternyata dulu orang harus menyewa tenda, kursi, sound system untuk pemakaman. Itu yang bikin mahal.
Nah sekarang kami anggarkan untuk siapkan saja. Supaya masyarakat tidak perlu sewa," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (4/12).
Menurutnya, anggaran untuk penyediaan peralatan penunjang tersebut sudah ada di Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Ahok berharap, mulai tahun depan, warga sudah bisa menikmati fasilitas gratis itu.
Untuk menyiasati keterbatasan Lahan pemakaman, Ahok mengatakan sudah membeli tanah di daerah Cengkareng dan Kamal. Luas tanahnya sekitar 100 hektare dan akan dijadikan taman pemakaman umum (TPU).
"Sudah ada kok lahannya. Supaya nanti semua warga bisa dapat jatah di sana. Sudah berapa puluh tahun kan, tidak ada pemakaman yang muat," ujarnya.
Berita terkait
"Biaya Kubur Jerat Warga Miskin"
Quote:
Original Posted By >
Biaya pemakaman yang mahal membuat sebagian warga Jakarta mengeluh. Pengelolaan biaya pemakaman belum transparan, padahal pemerintah Jakarta memberikan subsidi bagi warga miskin untuk mengurus pemakaman.
Di Jakarta memang bukan cuma biaya hidup sehari-hari yang mahal, tetapi juga biaya pengurusan pemakaman juga menelan biaya tinggi. Bagi masyarakat miskin, tingginya biaya pemakaman sangat membebani perekonomian mereka.
Keluarga Maryono, warga Kayu Manis, Jakarta Timur, misalnya, harus mengeluarkan biaya Rp 300 ribu untuk memakamkan kerabatnya dengan sistem tumpuk di TPU Prumpung. Jumlah ini akan bertambah jika digelar prosesi upacara lainnya. Padahal sesuai aturan biaya pemakaman tak lebih dari Rp 100 ribu.
Sekitar 120 warga Jakarta setiap hari meninggal dan dimakamkan di 95 tempat pemakaman umum yang tersebar di lima wilayah. Sesuai aturan, tarif sewa petak makam di blok AA1 setiap TPU mencapai Rp 100 ribu, , blok AA2 Rp 80 ribu dan A1, Rp 60 ribu.
Pemerintah DKI Jakarta memberikan subsidi bagi keluarga miskin sebesar Rp 885 ribu per jenazah. Anggaran itu digunakan untuk mengurus pemakaman mulai pembelian kain kafan, sewa ambulan hingga biaya penguburan.
Selain subsidi untuk biaya permakaman, pemakaman dengan sistem bertumpuk juga mendapat potongan harga 25 persen . Namun subsidi biaya pemakaman ternyata belum tersosialisasi dengan baik. Dari seluruh anggaran yang ada, baru 30 persen yang terserap warga miskin.
Pemerintah Jakarta berdalih, tingginya biaya pemakaman akibat keperluan lain yang diinginkan ahli waris, misalnya biaya tenda, kursi dan prosesi pemakaman lain-lain. Namun pemerintah siap memberikan sanksi jika ada petugas yang memungut melebihi tarif yang
ditetapkan.
Biaya pemakaman yang mahal membuat sebagian warga Jakarta mengeluh. Pengelolaan biaya pemakaman belum transparan, padahal pemerintah Jakarta memberikan subsidi bagi warga miskin untuk mengurus pemakaman.
Di Jakarta memang bukan cuma biaya hidup sehari-hari yang mahal, tetapi juga biaya pengurusan pemakaman juga menelan biaya tinggi. Bagi masyarakat miskin, tingginya biaya pemakaman sangat membebani perekonomian mereka.
Keluarga Maryono, warga Kayu Manis, Jakarta Timur, misalnya, harus mengeluarkan biaya Rp 300 ribu untuk memakamkan kerabatnya dengan sistem tumpuk di TPU Prumpung. Jumlah ini akan bertambah jika digelar prosesi upacara lainnya. Padahal sesuai aturan biaya pemakaman tak lebih dari Rp 100 ribu.
Sekitar 120 warga Jakarta setiap hari meninggal dan dimakamkan di 95 tempat pemakaman umum yang tersebar di lima wilayah. Sesuai aturan, tarif sewa petak makam di blok AA1 setiap TPU mencapai Rp 100 ribu, , blok AA2 Rp 80 ribu dan A1, Rp 60 ribu.
Pemerintah DKI Jakarta memberikan subsidi bagi keluarga miskin sebesar Rp 885 ribu per jenazah. Anggaran itu digunakan untuk mengurus pemakaman mulai pembelian kain kafan, sewa ambulan hingga biaya penguburan.
Selain subsidi untuk biaya permakaman, pemakaman dengan sistem bertumpuk juga mendapat potongan harga 25 persen . Namun subsidi biaya pemakaman ternyata belum tersosialisasi dengan baik. Dari seluruh anggaran yang ada, baru 30 persen yang terserap warga miskin.
Pemerintah Jakarta berdalih, tingginya biaya pemakaman akibat keperluan lain yang diinginkan ahli waris, misalnya biaya tenda, kursi dan prosesi pemakaman lain-lain. Namun pemerintah siap memberikan sanksi jika ada petugas yang memungut melebihi tarif yang
ditetapkan.
sumur 1|sumur 2
"semoga praktik seperti calo dan harga mahal dalam pemakaman bisa di tertibkan...bagaimana ga miris..lah wong lagi berduka ada aja yang ngambil kesempatan dalam kesempitan..dasar pada ga nggak mikir tuh oknum
Diubah oleh bubs 05-12-2013 06:17
0
1K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan