- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Logika atau Perasaan?
TS
fae12y
Logika atau Perasaan?
Selamat datang agan2 sekalian, ane mau share apa yang pernah ane alamin pas jaman kuliah dulu, dimana ane dihadapkan ama 2 pilihan yang sangat sulit diputuskan. Tanpa basa basi ini dia ceritanya:
Quote:
Terkadang kita pernah mengalami kondisi dimana kita harus memilih antara 2 pilihan yang sebenarnya kita sangat ingin memilih keduanya, akan tetapi kita harus memilih salah satu diantaranya. Betapa sulit untuk memilihnya karena perasaan kita sangat ingin memilih si A dan logika kita memilih si B. Kali ini saya ingin berbagi kisah hidup yang pernah terjadi pada tahun 2010 dulu, dimana saya dihadapkan pada 2 pilihan antara perasaan atau logika.
Tahun 2010 dimana itu adalah tahun ke-2 saya di Kota Malang, di Kota ini saya merasaakan banyak sekali atmosfir yang berbeda dengan kota asal saya di Banyuwangi. Tahun 2009 saya menginjakkan kaki di Malang dengan tujuan menambah ilmu sekaligus mengadu nasib. Sebelum meninggalkan Banyuwangi saya mempunyai seorang pacar sebut saja si "M" dan kita sudah cukup lama menjalin hubungan, dan kita sudah saling mengenal dengan keluarga masing. Akan tetapi pada tahun 2010 muncullah masalah yang akhirnya memisahkan kita. Selang 2 hari kemudian ketika saya kuliah, muncullah sesosok gadis manis sebut saja si "T" dari kelas sebelah yang tiba2 datang menyapa saya di Lab Kampus ketika saya sedang mengerjakan tugas kuliah. Saya membalas salamnya dan kita saling berkenalan, tidak lama setelah itu saya berbasa basi mengajak dia ngopi di kantin tempat biasa saya ngopi sepulang kuliah, dan tak disangka dia mau menerimanya.
Beberapa hari kita sering ketemu dan mengobrol dan akhirnya kekosongan hati saya terisi olehnya. Dan semenjak itu hubungan kami berjalan lancar dan mesra seperti orang2 pada umumnya yang baru pacaran. Berbulan2 selama kuliah kita berhubungan tidak pernah ada pertengkaran, karena dia orangnya sangat sabar dan pengertian serta paham gimana caranya menghadapi saya, padahal bisa dibilang saya adalah orang yang egois dan sering mengabaikannya. Itulah yang membuatku merasa nyaman bersamanya.
Ujian akhir tinggal 3 bulan lagi dan saat ini saya harus pulang ke Banyuwangi untuk menyelesaikan tugas On The Job Trainning a.k.a magang di salah satu SMA Negeri di Rogojampi (salah satu daerah di Banyuwangi). Saat di Banyuwangi saya bertemu dengan si "M" berlinang air mata terlihat tak terima dengan semua keadaan ini, dan membuat hatiku luluh lantah tak tahan melihat air matanya yang membasahi pipinya. Selama di Banyuwangi saya dan si "M" sering bertemu dan si "M"pun selalu menjemputku kala saya pulang dari magang. Dan saya tak bisa berbohong bahwa rasa cintaku pada si "M" juga masih ada dan masih besar seperti sebelumnya.
Sebulan tak terasa dan kini tiba saatnya saya kembali ke Kota Malang. Saya sengaja tak mengabari si "T" bahwa saya telah kembali ke Malang, agar saya bisa memantau secara diam2 kegiatan magangnya. Kubuntuti dia dari tempat magangnya yang ternyata saat pulang dia diantar oleh teman cowoknya, saya merasa sedikit cemburu dan marah, tapi melihat gerak geriknya selama perjalanan menjaga jarak dengan teman cowoknya itu, saya merasa sangat tenang karena dia masih menjaga hatiku. Saat temannya sudah mengantarkannya pulang, saya langsung menghapirinya dan dia terlihiat sangat senang saat melihatku yang secara tiba2 datang menemuinya. Sayapun senang melihatnya bahagia bersamaku.
Tapi sangat disayangkan saat2 bahagia ini saya harus memilih antara si "M" atau si "T" untuk menjadi satu2nya seseorang yang mendampingiku. Saat itu saya mulai berfikir kalau lebih baik memilih si "M" karena keluarga kita sudah saling kenal dan saling dekat, hubungan kita juga sudah cukup lama walau sudah banyak pedih yang mendera saat bersamanya. Namun perasaanku memilih si "T" karena saat ini hubungan kita sedang hangat2nya dan posisinya si "T" sedang sangat bahagia disampingku, betapa brengseknya diriku jika saya meninggalkannya saat keadaan hatinya sedang bahagia seperti ini.
Saya kuliah jurusan IT dimana IT itu dtuntut untuk selalu menggunakan logikanya saat membuat sebuah program atau proyek, karena code tidak bisa diselesaikan dengan perasaan, tapi harus dengan logika agar setiap code menjadi script yang berfungsi. Jadi dengan berat hati saya memutuskan untuk meninggalkan si "T" dan sekali lagi saya melihat air mata wanita yang mencintaiku setulus hati dengan sia-sia tumpah membasahi pipinya yang lembut karena keputusan seorang cowok brengsek seperti saya.
Begitulah kisahku yang pada akhirnya saya memilih logika untuk melanjutkan hidup dengan mengorbankan perasaanku dan perasaan seseorang yang mencintaiku. Sampai saya lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia, hubunganku dengan si "M" masih berjalan baik2 saja walaupun sering terjadi pertengkaran yang sangat menguras hati dan pikiran. Namun hubunganku dengan si "T" juga baik2 saja kita berteman seperti biasa walau kita sama2 menyadari bahwa sebenernya kita masih saling peduli.
Tahun 2010 dimana itu adalah tahun ke-2 saya di Kota Malang, di Kota ini saya merasaakan banyak sekali atmosfir yang berbeda dengan kota asal saya di Banyuwangi. Tahun 2009 saya menginjakkan kaki di Malang dengan tujuan menambah ilmu sekaligus mengadu nasib. Sebelum meninggalkan Banyuwangi saya mempunyai seorang pacar sebut saja si "M" dan kita sudah cukup lama menjalin hubungan, dan kita sudah saling mengenal dengan keluarga masing. Akan tetapi pada tahun 2010 muncullah masalah yang akhirnya memisahkan kita. Selang 2 hari kemudian ketika saya kuliah, muncullah sesosok gadis manis sebut saja si "T" dari kelas sebelah yang tiba2 datang menyapa saya di Lab Kampus ketika saya sedang mengerjakan tugas kuliah. Saya membalas salamnya dan kita saling berkenalan, tidak lama setelah itu saya berbasa basi mengajak dia ngopi di kantin tempat biasa saya ngopi sepulang kuliah, dan tak disangka dia mau menerimanya.
Beberapa hari kita sering ketemu dan mengobrol dan akhirnya kekosongan hati saya terisi olehnya. Dan semenjak itu hubungan kami berjalan lancar dan mesra seperti orang2 pada umumnya yang baru pacaran. Berbulan2 selama kuliah kita berhubungan tidak pernah ada pertengkaran, karena dia orangnya sangat sabar dan pengertian serta paham gimana caranya menghadapi saya, padahal bisa dibilang saya adalah orang yang egois dan sering mengabaikannya. Itulah yang membuatku merasa nyaman bersamanya.
Ujian akhir tinggal 3 bulan lagi dan saat ini saya harus pulang ke Banyuwangi untuk menyelesaikan tugas On The Job Trainning a.k.a magang di salah satu SMA Negeri di Rogojampi (salah satu daerah di Banyuwangi). Saat di Banyuwangi saya bertemu dengan si "M" berlinang air mata terlihat tak terima dengan semua keadaan ini, dan membuat hatiku luluh lantah tak tahan melihat air matanya yang membasahi pipinya. Selama di Banyuwangi saya dan si "M" sering bertemu dan si "M"pun selalu menjemputku kala saya pulang dari magang. Dan saya tak bisa berbohong bahwa rasa cintaku pada si "M" juga masih ada dan masih besar seperti sebelumnya.
Sebulan tak terasa dan kini tiba saatnya saya kembali ke Kota Malang. Saya sengaja tak mengabari si "T" bahwa saya telah kembali ke Malang, agar saya bisa memantau secara diam2 kegiatan magangnya. Kubuntuti dia dari tempat magangnya yang ternyata saat pulang dia diantar oleh teman cowoknya, saya merasa sedikit cemburu dan marah, tapi melihat gerak geriknya selama perjalanan menjaga jarak dengan teman cowoknya itu, saya merasa sangat tenang karena dia masih menjaga hatiku. Saat temannya sudah mengantarkannya pulang, saya langsung menghapirinya dan dia terlihiat sangat senang saat melihatku yang secara tiba2 datang menemuinya. Sayapun senang melihatnya bahagia bersamaku.
Tapi sangat disayangkan saat2 bahagia ini saya harus memilih antara si "M" atau si "T" untuk menjadi satu2nya seseorang yang mendampingiku. Saat itu saya mulai berfikir kalau lebih baik memilih si "M" karena keluarga kita sudah saling kenal dan saling dekat, hubungan kita juga sudah cukup lama walau sudah banyak pedih yang mendera saat bersamanya. Namun perasaanku memilih si "T" karena saat ini hubungan kita sedang hangat2nya dan posisinya si "T" sedang sangat bahagia disampingku, betapa brengseknya diriku jika saya meninggalkannya saat keadaan hatinya sedang bahagia seperti ini.
Saya kuliah jurusan IT dimana IT itu dtuntut untuk selalu menggunakan logikanya saat membuat sebuah program atau proyek, karena code tidak bisa diselesaikan dengan perasaan, tapi harus dengan logika agar setiap code menjadi script yang berfungsi. Jadi dengan berat hati saya memutuskan untuk meninggalkan si "T" dan sekali lagi saya melihat air mata wanita yang mencintaiku setulus hati dengan sia-sia tumpah membasahi pipinya yang lembut karena keputusan seorang cowok brengsek seperti saya.
Begitulah kisahku yang pada akhirnya saya memilih logika untuk melanjutkan hidup dengan mengorbankan perasaanku dan perasaan seseorang yang mencintaiku. Sampai saya lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia, hubunganku dengan si "M" masih berjalan baik2 saja walaupun sering terjadi pertengkaran yang sangat menguras hati dan pikiran. Namun hubunganku dengan si "T" juga baik2 saja kita berteman seperti biasa walau kita sama2 menyadari bahwa sebenernya kita masih saling peduli.
Gak apa2 kalo mau anggap hoax yang penting ane udah ngerasa plong cerita disini, kalo mau bukti ini bukan hoax silahkan aja mampir dimari
Thx udah visit di Thread ane, BTW avatar ane itu dia si "M"
0
2.4K
Kutip
25
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan