Film Dokumenter ttg Indonesia Tahun 1965/66 Raih Penghargaan Internasional
TS
mrfro
Film Dokumenter ttg Indonesia Tahun 1965/66 Raih Penghargaan Internasional
Spoiler for berita:
Film Indonesia "Jagal" atau dalam bahasa Inggris berjudul "The Act of Killing" kembali menyabet salah satu penghargaan internasional, Gotham Awards 2013.
Film dokumenter karya sutradara Amerika, Joshua Oppenheimer, itu berhasil memenangi kategori film dokumenter terbaik.
Tahun ini, Gotham Awards kembali diselenggarakan dan beberapa film independen berhasil meraih penghargaan dalam kategori masing-masing. Film karya Joel & Ethan Coen yang berjudul "Inside Llewyn David" meraih penghargaan tertinggi dalam ajang Gotham Independent Film Awards yang ke-23.
Penghargaan itu didominasi oleh film "12 Years a Slave" yang masuk dalam nominasi film terbaik, aktor terbaik, aktor pendatang baru terbaik, dan audience award. Namun, film itu tidak memenangkan satu pun piala.
Film garapan Ryan Coogler "Fruitvale Stasion" memenangi piala terbanyak dengan dua piala. Sementara itu, film "Llewyn Davis", "Short Term 12", "Dallas Buyers Club", "The Act of Killing", dan "Jake Shimabukuro: Life on Four Strings" masing-masing membawa satu piala.
Film dokumenter "Jagal" menyoroti kisah pelaku pembunuhan anti-PKI yang terjadi pada 1965-1966. Setelah PKI dituduh oleh TNI sebagai pelaku G30S pada 1965, Anwar dan kawan-kawan "naik pangkat" dari preman kelas teri pencatut karcis bioskop menjadi pemimpin pasukan pembunuh.
Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu juta orang yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, dan intelektual, dalam waktu kurang dari satu tahun. Sebagai seorang algojo dalam pasukan pembunuh yang paling terkenal kekejamannya di Medan, Anwar telah membunuh ratusan orang dengan tangannya sendiri.
Tidak hanya di Gotham Awards, "The Act of Killing" juga telah memenangi berbagai penghargaan dalam ajang film internasional seperti Berlinale Panorama, Danish Academy Awards, Yamagata International Documentary Film Festival, Bergen International Film Festival, dan masih banyak lagi.
pendapat TS:
inilah salah satu sisi kelam bangsa ini. yg harus bertanya2 dimanakah kebenaran yg sesungguhnya?? dimanakah bukti2 nya?? benarkah apa yg "mereka" lakukan?? apa motivasi mereka melakukan itu?? dan masih banyak lagi.
TS sebagai salah satu anak bangsa merasa prihatin dengan bangsa ini.
mengapa kebenaran harus disembunyikan. toh sudah berpuluh2 tahun yang lalu.
walaupun film ini dibuat oleh orang asing, tapi kita sbg anak bangsa wajib mengetahui sisi lain dari sejarah. sisi yang tidak pernah kita tahu. karena setiap sejarah punya 2 sudut pandang yang berbeda.
mungkin ada kaskuser yang berasal dari Medan yang mengenal bapak Anwar "Congo" ini. mohon dikonfirmasi keberadaan beliau. supaya kita2 yang
berdomisili jauh dari Medan yakin, bahwa film ini tidak dibuat2 (benar2 film dokumenter, bukan fiksi)
Original Posted By Anak2Kecebong►maaf gan bukannya sok tau atau bagaimana.
saya dari jurusan kuliah desain saya tau tentang film ini dan juga asal muasal dari kenapa film dokumenter ini dibuat, awalnya pembuat film ini bertujuan untuk membuat dokumenter "illegal logging (penebangan liar)" akan tetapi setelah ditelusuri hingga ke-akar permasalahan ternyata semua itu tindak dari partai politik yang ada dinegara kita sendiri, dan karena merasa perlu diketahui dunia maka dibuatlah film ini
dan saya tau dari dosen saya, sebenarnya film ini pernah ditayangkan dinegara kita akan tetapi semua bioskop ditutup paksa oleh pasukan baretmerah, entah dengan alasan apa.
untuk masalah "Anwar Congo" sepertinya beliau telah meninggalkan negara kita karena sudah tayangnya film ini
Spoiler for :
[QUOTE=ade_ade;529e2c27bbf87b7457000291]"Defenisi kejahatan perang, itu buatan orang yang menang. Saya pemenang"
- Bpk. Adi Zulkardy
"Dikatakan Pemuda Pancasila ini organisasi preman, kalo Pemuda Pancasila preman, saya lebih preman dari orang yang anggap itu."
- Bpk. Yapto Soerjosoemarno
"Dikatakan Pemuda Pancasila ini organisasi preman, kalo Pemuda Pancasila preman, saya lebih preman dari orang yang anggap itu."
- Bpk. Yapto Soerjosoemarno
"Preman itu arti nya orang yang bekerja di luar, bukan pemerintah. Preman berasal dari kata Free-Man. Karna itu free-man ini di butuhkan untuk membangun bangsa ini."
-Bpk. Jusuf Kalla