- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Surat Pengakuan Murid Bandel Kepada Guru


TS
Mrschikuzou
Surat Pengakuan Murid Bandel Kepada Guru

Quote:







Quote:

Dengan Hormat,
Bersama surat ini, kami, anak-anak muda yang belum dan sudah lulus dari sekolah menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para Guru atas tindak tanduk kami yang sangat iseng di kelas.
Semua ini kami lakukan karena Hari Guru jatuh pada hari ini, 25 November 2013. Tapi jangan tanya siapakah guru yang jatuh pada tanggal segitu. Kami tahu peringatan Hari Guru bukan karena itu, melainkan karena pada 25 November 1945 resmi berdiri Persatuan Guru Republik Indonesia, yaitu organisasi yang membela hak para guru se-Indonesia Raya.
Kami harus setuju bahwa guru itu penting bagi kehidupan kita. Apalah dunia ini tanpa guru. Sekolah tidak akan ada, kami pun nggak bakal semudah ini untuk belajar. Guru adalah jembatan antara kita dan ilmu pengetahuan. Selain itu, tanpa ‘guru’ binatang khas Australia hanya akan menjadi ‘kang’ saja, nanti dikira asalnya bukan dari Aussie, tapi dari Sukabumi.
Guru oh guru. Kami banyak bersalah padamu pasti. Bukannya malah menyimak pelajaran darimu yang padahal penting itu, kami sering iseng kepadamu. Menjadikan dirimu sebagai objek becandaan dan kadang tak memikirkan perasaanmu. Di Hari Guru ini, kamu mau mengakui keisengan-keisengan kami itu, wahai Guru. Dan inilah itu:
Miscall HP Saat Pelajaran Membosankan
Ketika pelajaran yang kamu berikan membosankan, apalagi ditambah dengan caramu menjelaskan yang membuat kami sulit mencerna kami merasah butuh istirahat. Karena kami ingat dirimu selalu bela-belain keluar kelas tiap ada telpon bunyi, kami pun menelpon nomormu. Dengan nomor yang tak mungkin engkau kenal pasti. Kami bersekongkol mencari-cari siapa teman yang punya pulsa dan nomornya tidak di-save oleh dirimu wahai Bapak, Ibu Guru, lalu kami menelponmu, dan ketika kantong celanamu bergetar hebat kamu keluar dari kelas. Lalu, kalau sedang berani-beraninya, kami tak langsung menutup telpon begitu engkau angkat, kami mencoba bicara. Berkata kalau ada panggilan dari ruang guru, dan engkau harus segera ke situ.[/SPOILER]
Spoiler for Kesalahan ke 2:
Manggil Terus Kabur
Wahai Bapak, Ibu Guru. Itulah salah satu dari kami, yang pernah memanggil namamu keras sekali, lalu ketika kamu menengok, tiadalah satu pun yang kau temui. Kami kabur. Kami memanggilmu hanya untuk iseng belaka./SPOILER]
[SPOILER=Kesalahan ke 3]Memasang Jebakan Permen Karet
Ketika engkau kesal dan menghardik karena celana yang kau pake kena jebakan permen karet yang ditempel dikursi lalu engkau menanyakan siapa pelakunya, tentu tiadalah kami ingin mengaku. Maafkan kami guru, sehingga membuatmu jadi begitu.
Wahai Bapak, Ibu Guru. Itulah salah satu dari kami, yang pernah memanggil namamu keras sekali, lalu ketika kamu menengok, tiadalah satu pun yang kau temui. Kami kabur. Kami memanggilmu hanya untuk iseng belaka./SPOILER]
[SPOILER=Kesalahan ke 3]Memasang Jebakan Permen Karet
Ketika engkau kesal dan menghardik karena celana yang kau pake kena jebakan permen karet yang ditempel dikursi lalu engkau menanyakan siapa pelakunya, tentu tiadalah kami ingin mengaku. Maafkan kami guru, sehingga membuatmu jadi begitu.
Spoiler for Kesalahan ke 4:
Mengejek
Temen kami yang jago gambar bikin karikatur yang konyol tentang dirimu, temen-temen yang doyan nge-tweet ngata-ngatain dirimu di Twitter. Kami semua tertawa karena tingkahnya itu. Mau bagaimana lagi, kadang semua memang benar dan lucu.
Temen kami yang jago gambar bikin karikatur yang konyol tentang dirimu, temen-temen yang doyan nge-tweet ngata-ngatain dirimu di Twitter. Kami semua tertawa karena tingkahnya itu. Mau bagaimana lagi, kadang semua memang benar dan lucu.
Spoiler for Kesalahan ke 5:
Bolos Berjamaah
Ketika kemalasan kami sudah tidak tertolong lagi, kami hanya bisa pasrah mengikuti hasrat yang salah. Kami membolos, pura-pura polos. Di tengah-tengah pelajaran ada dari kami yang ijin ke belakang tapi nggak balik-balik lagi sampe jam pelajaranmu habis. Ada juga, teman kami yang sama sekali mangkir dari awal kelas. Tak jarang juga kami beramai-ramai madol atas nama kebersamaan. Kelas pun jadi sepi, situasi belajar-mengajar jadi keki. Dan engkau pun jadi kesal kepada kami.
Ketika kemalasan kami sudah tidak tertolong lagi, kami hanya bisa pasrah mengikuti hasrat yang salah. Kami membolos, pura-pura polos. Di tengah-tengah pelajaran ada dari kami yang ijin ke belakang tapi nggak balik-balik lagi sampe jam pelajaranmu habis. Ada juga, teman kami yang sama sekali mangkir dari awal kelas. Tak jarang juga kami beramai-ramai madol atas nama kebersamaan. Kelas pun jadi sepi, situasi belajar-mengajar jadi keki. Dan engkau pun jadi kesal kepada kami.
Spoiler for Kesalahan ke 6:
Janjian Nggak Ngerjain Tugas Sekelas
Ketika tugas yang kau berikan begitu sulit dan banyak sehingga temen sekelas yang paling pintar pun nggak bisa ngerjain, tentulah kami membuat perjanjian. Untuk sama-sama mengaku belum mengerjakan tugasmu itu. Biasanya kamu akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas, tetapi karena ini yang nggak ngerjain tugas ada banyak, engkau pun jadi kesulitan memberi hukuman. Jadinya, kami bisa dimaklumi. Dengan begitu juga, kami ingin menyadarkanmu bahwa tugas-tugas darimu itu sulit dikerjakan.
Ketika tugas yang kau berikan begitu sulit dan banyak sehingga temen sekelas yang paling pintar pun nggak bisa ngerjain, tentulah kami membuat perjanjian. Untuk sama-sama mengaku belum mengerjakan tugasmu itu. Biasanya kamu akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas, tetapi karena ini yang nggak ngerjain tugas ada banyak, engkau pun jadi kesulitan memberi hukuman. Jadinya, kami bisa dimaklumi. Dengan begitu juga, kami ingin menyadarkanmu bahwa tugas-tugas darimu itu sulit dikerjakan.
Spoiler for Kesalahan ke 7:
Bandel Sampai Membuatmu Nangis
Inilah yang paling kami sesali, ketika ada guru yang tersedu-sedu lalu menangis karena kecewa dengan kelakuan kami para muridnya yang ribut di kelas nggak karuan, selalu nyeletukin tiap perkataanmu sehingga kelas tak pernah sepi dari ketawa, atau memang mengejekmu. Tahukah engkau wahai guru, ketika kau keluar kelas setelah menangis sambil bilang, “Saya nggak akan mau ngajar di kelas ini lagi,” kami sangat menyesal sampe ubun-ubun.
Inilah yang paling kami sesali, ketika ada guru yang tersedu-sedu lalu menangis karena kecewa dengan kelakuan kami para muridnya yang ribut di kelas nggak karuan, selalu nyeletukin tiap perkataanmu sehingga kelas tak pernah sepi dari ketawa, atau memang mengejekmu. Tahukah engkau wahai guru, ketika kau keluar kelas setelah menangis sambil bilang, “Saya nggak akan mau ngajar di kelas ini lagi,” kami sangat menyesal sampe ubun-ubun.
Sekali lagi, maafkan kami wahai guru. Kami tahu enam kenakalan kami itu masih belum lengkap. Masih banyak sederetan keisengan kami yang akan diteruskan oleh teman-teman nanti di kolom komentar. Percayalah wahai guru, kami tidak akan mengulanginya lagi.
Demikian surat ini kami sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf dan mohon cemara.
Tertanda,
Muridmu
Quote:
Semoga Berberkah yang memberikan











Mohon di Vote












Mohon di Vote

Quote:
Spoiler for Sumber:
Diubah oleh Mrschikuzou 03-12-2013 15:58


tien212700 memberi reputasi
1
4K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan