- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alihkan Subsidi ke Kereta Api


TS
kemalmahendra
Alihkan Subsidi ke Kereta Api
Tekanan terhadap rupiah belum juga berakhir. Salah satu penyebab pelemahan nilai tukar rupiah adalah tingginya impor bahan bakar minyak. Ketika nilai ekspor produk non-migas merosot akibat rendahnya permintaan dunia dan diikuti dengan turunnya harga komoditas, maka ketidakseimbangan itu membuat nilai tukar rupiah terus menurun.
Persoalan tingginya impor bahan bakar minyak bukan baru sekarang diketahui. Hanya saja respons yang kita lakukan sangatlah lamban. Perizinan bagi dilakukannya eksplorasi minyak baru begitu berbelit-belit. Pengurangan tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara tidak berani dilakukan karena takut untuk menaikkan harga BBM.
Kondisi ini menyebabkan defisit neraca transaksi berjalan semakin melebar. Sepanjang sembilan kuartal kita selalu menghadapi defisit neraca transaksi berjalan. Tahun ini defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan di atas 30 miliar dollar AS.
Ketidakberanian menaikkan harga BBM membuat subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah terus membengkak. Tahun 2013 alokasi subsidi BBM yang dikeluarkan di atas Rp 350 triliun terdiri dari subsidi untuk transportasi dan juga subsidi untuk listrik.
Subsisi Rp 350 triliun tidak bisa dikatakan kecil karena menyedot sekitar 22 persen dri APBN. Artinya subsidi yang kita hamburkan untuk BBM lebih besar dari anggaran pendidikan yang diperlukan untuk mencerdaskan bangsa.
Kita semua pasti tidak akan keberatan apabila subsidi itu kita kurangi dan dialihkan untuk membangun transportasi umum. Salah satu yang dibuatkan oleh kita adalah kereta api. Kalau kita mampu membangun sistem kereta api yang andal di seluruh Indonesia, maka kita tidak hanya membuat ekonomi menjadi lebih efisien, tetapi akan bisa mempersatukan Indonesia.
Dalam dialog "Economic Challenges" hari Senin malam di MetroTV, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Budhi Suyitno menjelaskan, rencana strategis pembangunan kereta api sudah dibuat hingga tahun 2030. Dalam rencana yang disusun, maka kereta api bukan hanya dibangun di Pulau Jawa, tetapi seluruh Indonesia termasuk Papua.
Kebutuhan total anggaran yang diperlukan untuk membangun seluruh jaringan kereta api itu sekitar Rp 300 triliun. Dibutuhkan waktu hingga 17 tahun untuk memiliki jaringan kereta api di seluruh Indonesia, karena anggaran yang disediakan memang terbatas.
Ada sesuatu yang ironis apabila kita melihat besaran subsidi BBM yang kita keluarkan dengan kebutuhan anggaran untuk membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia. Hanya dengan menghapus satu tahun subsidi BBM, maka kita akan memiliki sistem jaringan kereta api nasional.
Oke kita tidak mampu membebani rakyat sekaligus untuk menghapus subsidi BBM. Kalau kita potong Rp 60 triliun subsidi BBM setiap tahun, maka kita hanya perlu 5 tahun untuk membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia, tidak harus menunggu sampai tahun 2030.
Kita percaya seluruh rakyat akan setuju kalau kita mengurangi subsidi BBM untuk membangun jaringan kereta api. Sekarang ini rakyat sering keberatan dengan pengurangan subsidi BBM, karena pengurangan itu tidak otomatis dialihkan untuk membangun transportasi massal. Akibatnya, beban rakyat bertambah, tetapi manfaat langsungnya tidak dirasakan.
Kereta api merupakan sarana transportasi massal yang dibutuhkan semua orang. Ketika kereta api dibuat nyaman dan tepat waktu, maka orang langsung beralih ke kereta api. Pembukaan rute baru kereta api langsung direspons positif oleh masyarakat. Lihatlah jalur kereta api Bogor-Sukabumi yang rata-rata 80 persen terisi penumpang, padahal dalam satu hari ada tiga perjalanan bolak-balik.
Pilihan kepada kereta api disebabkan tidak adanya kemacetan di jalur kereta api. Itulah yang membuat orang akan bisa lebih cepat sampai ke tujuan, dibandingkan dengan menggunakan mobil yang sekarang ini bisa berjam-jam karena kemacetan di mana-mana.
Kalau jaringan kereta api bisa kita bangun sampai Papua, maka ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Bahkan itu akan bisa mempersatukan Indonesia sebagai sebuah negara.
Dalam sarasehan kebangsaan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Prof Emil Salim mengusulkan agar kita untuk mengikuti langkah Amerika Serikat untuk mempersatukan negaranya. Dengan membangun Amtrax yang menyambungkan Pantai Timur dan Pantai Barat, AS bukan hanya mempersatukan negaranya, tetapi melakukan demokrasi ekonomi, karena masyarakat pedesaan mempunyai akses masuk ke kota.
Kita pasti akan mendapatkan manfaat yang luar biasa untuk memperkokoh persatuan nasional apabila segera membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia. Biaya logistik pun pasti akan jauh lebih murah apabila kita mendorong pergerakan barang melalui angkutan kereta api.
Aneh jika kita tidak juga tergugah untuk segera membangun sistem kereta api nasional. Kemacetan yang membuat kita frustasi sekarang ini akan terurai apabila kita tidak menumpukan transportasi kepada lalu lintas jalan raya. Apa lagi yang harus kita tunggu?
Persoalan tingginya impor bahan bakar minyak bukan baru sekarang diketahui. Hanya saja respons yang kita lakukan sangatlah lamban. Perizinan bagi dilakukannya eksplorasi minyak baru begitu berbelit-belit. Pengurangan tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara tidak berani dilakukan karena takut untuk menaikkan harga BBM.
Kondisi ini menyebabkan defisit neraca transaksi berjalan semakin melebar. Sepanjang sembilan kuartal kita selalu menghadapi defisit neraca transaksi berjalan. Tahun ini defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan di atas 30 miliar dollar AS.
Ketidakberanian menaikkan harga BBM membuat subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah terus membengkak. Tahun 2013 alokasi subsidi BBM yang dikeluarkan di atas Rp 350 triliun terdiri dari subsidi untuk transportasi dan juga subsidi untuk listrik.
Subsisi Rp 350 triliun tidak bisa dikatakan kecil karena menyedot sekitar 22 persen dri APBN. Artinya subsidi yang kita hamburkan untuk BBM lebih besar dari anggaran pendidikan yang diperlukan untuk mencerdaskan bangsa.
Kita semua pasti tidak akan keberatan apabila subsidi itu kita kurangi dan dialihkan untuk membangun transportasi umum. Salah satu yang dibuatkan oleh kita adalah kereta api. Kalau kita mampu membangun sistem kereta api yang andal di seluruh Indonesia, maka kita tidak hanya membuat ekonomi menjadi lebih efisien, tetapi akan bisa mempersatukan Indonesia.
Dalam dialog "Economic Challenges" hari Senin malam di MetroTV, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Budhi Suyitno menjelaskan, rencana strategis pembangunan kereta api sudah dibuat hingga tahun 2030. Dalam rencana yang disusun, maka kereta api bukan hanya dibangun di Pulau Jawa, tetapi seluruh Indonesia termasuk Papua.
Kebutuhan total anggaran yang diperlukan untuk membangun seluruh jaringan kereta api itu sekitar Rp 300 triliun. Dibutuhkan waktu hingga 17 tahun untuk memiliki jaringan kereta api di seluruh Indonesia, karena anggaran yang disediakan memang terbatas.
Ada sesuatu yang ironis apabila kita melihat besaran subsidi BBM yang kita keluarkan dengan kebutuhan anggaran untuk membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia. Hanya dengan menghapus satu tahun subsidi BBM, maka kita akan memiliki sistem jaringan kereta api nasional.
Oke kita tidak mampu membebani rakyat sekaligus untuk menghapus subsidi BBM. Kalau kita potong Rp 60 triliun subsidi BBM setiap tahun, maka kita hanya perlu 5 tahun untuk membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia, tidak harus menunggu sampai tahun 2030.
Kita percaya seluruh rakyat akan setuju kalau kita mengurangi subsidi BBM untuk membangun jaringan kereta api. Sekarang ini rakyat sering keberatan dengan pengurangan subsidi BBM, karena pengurangan itu tidak otomatis dialihkan untuk membangun transportasi massal. Akibatnya, beban rakyat bertambah, tetapi manfaat langsungnya tidak dirasakan.
Kereta api merupakan sarana transportasi massal yang dibutuhkan semua orang. Ketika kereta api dibuat nyaman dan tepat waktu, maka orang langsung beralih ke kereta api. Pembukaan rute baru kereta api langsung direspons positif oleh masyarakat. Lihatlah jalur kereta api Bogor-Sukabumi yang rata-rata 80 persen terisi penumpang, padahal dalam satu hari ada tiga perjalanan bolak-balik.
Pilihan kepada kereta api disebabkan tidak adanya kemacetan di jalur kereta api. Itulah yang membuat orang akan bisa lebih cepat sampai ke tujuan, dibandingkan dengan menggunakan mobil yang sekarang ini bisa berjam-jam karena kemacetan di mana-mana.
Kalau jaringan kereta api bisa kita bangun sampai Papua, maka ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Bahkan itu akan bisa mempersatukan Indonesia sebagai sebuah negara.
Dalam sarasehan kebangsaan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Prof Emil Salim mengusulkan agar kita untuk mengikuti langkah Amerika Serikat untuk mempersatukan negaranya. Dengan membangun Amtrax yang menyambungkan Pantai Timur dan Pantai Barat, AS bukan hanya mempersatukan negaranya, tetapi melakukan demokrasi ekonomi, karena masyarakat pedesaan mempunyai akses masuk ke kota.
Kita pasti akan mendapatkan manfaat yang luar biasa untuk memperkokoh persatuan nasional apabila segera membangun jaringan kereta api di seluruh Indonesia. Biaya logistik pun pasti akan jauh lebih murah apabila kita mendorong pergerakan barang melalui angkutan kereta api.
Aneh jika kita tidak juga tergugah untuk segera membangun sistem kereta api nasional. Kemacetan yang membuat kita frustasi sekarang ini akan terurai apabila kita tidak menumpukan transportasi kepada lalu lintas jalan raya. Apa lagi yang harus kita tunggu?
0
1.4K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan