Kaskus

Entertainment

ken neroAvatar border
TS
ken nero
Ahli Bom: Fakta Menunjukkan Bom di Bali adalah Mikro Nuklir!
Bukti bahwa bom bali adalah micro nuclear yg hanya bisa dibuat oleh segelintir negara dan bukan jenis bom biasa spt yg dibuat
oleh Amrozy cs.
Ahli Bom: Fakta Menunjukkan Bom di Bali adalah Mikro Nuklir
Reporter : Arifin Asydhad
detikcom - Jakarta,
Berita bahwa ledakan bom di Bali merupakan mikro nuklir bisa jadi bukan omong kosong. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan
bahwa ledakan di Jl. Legian,Kuta, Bali sangat mungkin akibat ledakan mikro nuklir.
Adanya unsur nuklir dalam ledakan di Bali ini pertama kali dimunculkan halturnershow, sebuah situs milik Hal Turner yang
mengelola acara talk show radio paling kontroversial di Amerika Serikat. Setelah detikcom mengklarifikasikan dengan seorang ahli
bom di lingkungan TNI, berita di halturnershow bisa dijelaskan dengan gamblang.
Kepada detikcom, Kamis (31/10/2002) sumber yang pernah menjadi guru nuklir di sekolah TNI ini sependapat dengan berita itu.
Menurut dia, bom di Legian itu merupakan bahan peledak Plutonium 239 tanpa dilapisi Uranium 238.
Ledakan jenis bahan peledak ini bisa dikembalikan dan bersih. Artinya, bahan peledak ini tidak mengeluarkan radio aktif, karena
sinar Beta dan sinar Gamma sudah dicuci, sehingga yang tertinggal adalah sinar Alfa. "Bom ini mengeluarkan berjuta-juta partikel
radio aktif Alfa. Tetapi, daya jelejahnya hanya beberapa kaki," kata dia.
Sepengetahuan dia, bom jenis ini hanya diproduksi oleh satu negara di dunia, Israel. Bom ini dibuat di Pusat Nuklir Israel di
Dimona, di Gurun Negev,sebuah kawasan tertutup sejak 1960.
Di kalangan militer, bom ini disebut dengan micro-nuc atau micro nuclear. Dibuat dalam berbagai varian kekuatan. Yang terkecil,
setara dengan kekuatan 2000 kilo Highs Explosive (HE) TNT dan terkuat setara dengan kekuatan 100.000 HE TNT.
"Dari besarnya kawah di bekas ledakan di depan Sari Club, berdiameter 7,0 meter dengan kedalaman 1,50 meter, setidaknya
kekuatan bahan peledak yang digunakan setara dengan 4000 HE TNT," kata dia.
Dia memperkirakan bom ini sebesar mug copy dengan diameter 6 inchi (15 cm). Bom dibuat secara stabil, sehingga dilemparkan
atau terkena api, tidak akan meledak. "Bom seperti ini memang sering digunakan di luar negeri untuk operasi yang sembunyi-
sembunyi, " ungkapnya.
Untuk meledakkan bom ini atau mengubah status stabil menjadi masa kritis, kata dia, diperlukan pemicu. "Pemicunya tidak lain
adalah C4, bahan peledak yang bersifat lamban. Dia harus juga diledakkan dengan RDX," ujarnya.
Bagaimana dahsyatnya bom ini? Pada saat mencapai masakritis dalam tempo 5/1000 detik, micro-nuc mengalami eksplosi dan
membentuk bola api, yang panasnya pada titik ledak sekitar 300 ribu derajat celcius. "Bola api itu mengembang dan melemparkan
ke udara 2 ton aspal batu, tanah, pasir, dan sebagainya yang ada di permukaan jalan di depan Sari Club dan membentuk kawah
berdiamater 7 meter tadi itu," kata dia menganalisis.
Menurut dia, gelombang panas 300 ribu derajat Celcius ini membakar bangunan sampai dua blok di sekitar Sari Club serta 100-an
mobil. Dalam catatan yang dimilikinya, sebanyak 47 bangunan yang terbakar akibat bom di Legian itu.
"Dalam jarak 10 meter dari titik ledak itu, seseorang akan musnah menguap (evaporasing) , seperti dikremasi. Jarak yang lebih
jauh lagi sekitar 50 meter dari titik ledak, manusia akan menjadi serpihan-serpihan kecil. Daging, tulang, dan semacamnya hilang.
Sedangkan, pada jarak sekitar 100 meter akan terjadi kebakaran hebat," jelasnya.
Karena dahsyatnya efek ledakan ini, kata dia, tiga dokter ahli di Sydney Australia malah bingung ketika menerima pasien korban
bom Legian. "Mereka belum pernah melihat adanya kebakaran kulit sehebat itu, karena memang terbakarnya kulit seperti itu hanya
bisa terjadi akibat dampak dari gelombang tanah dari nuklir," terangnya.
Efek kedua dari micro nuclear ini adalah adanya gelombang tekan. Artinya, adanya tekanan ke segala arah dengan kecepatan 1
juta kaki per detik.
Dampak dari gelombang tekan, terjadilah angin taufan nuklir ke segala arah. "Angin taufan inilah yang meluluhlantakkan 47
bangunan di sekitar Jl. Legian. Besi terputus dan kaca beterbangan, sehingga menimbilkan efek sekunder," ungkapnya.
"Besi dan kaca yang beterbangan itu akan memutus apa saja. Itu sebabnya, ditemukan jenazah tidak berlengan atau anggota
tubuh lainnya yang ditemukan di atas atap. Adapaun 100-an mobil yang hancur itu akibat gelombang tekan dan gelombang panas
yang bersifat menghancurkan dan membakar," tambahnya.
Efek ketiga, adanya radio aktif dengan mengeluarkan sinar alfa. Berjuta-juta partikel sinar Alfa ini akan hilang disapu oleh angin
pantai dan hilang. "Inilah sebabnya, Geiger Counter (alat untuk menghitung radio aktif) tidak bisa mendeteksi," kata dia.
Efek lainnya akibat ledakan bom ini, kata dia, adanya cendawan nuklir (mushroom) saat ledakan terjadi. "Foto ini bisa dilihat di
majalah Kompas halaman 10 tanggal 14 Oktober. Ciri seperti ini adalah ledakan nuklir, bukan TNT," ujarnya.
Menurut dia, ledakan TNT hanya menimbulkan api selama dua detik dan tidak bersifat membakar. Sedangkan ledakan nuklir
memunculkan api, karena adanya gelombang panas, munculnya proses cendawan dan jilatan api menuju langit cukup lama,"
jelasnya.
Bom seperti ini, sudah diuji coba oleh AS di Kosovo dan Irak (1991), dan terakhir di Afganistan, saat AS memburu kaum Taliban di
pegunungan Bora-Bora. Penggunaan bom seperti di daerah pegunungan Afganistan, sangat efektif.
Lantas, bagaimana pelaku menghilangkan jejak? "Diledakkanlah bomkonvensional yang jauhnya 3 bangunan dari Sari Club, yaitu di
depan Paddy's Café," ujarnya.
Ledakan di Paddy's Café inilah yang menggunakan sebuah mobil van. Peledakannya menggunakan bahan C4 dan RDX. "Bom di
Paddys Café ini saya nilai sebagai flash card, untuk menipu kawan main," jelasnya sambil mengutip istilah intelijen.
Dalam analisisnya, bom di depan Paddys Café ini dipasang oleh orang suruhan, yang tidak tertutup kemungkinan orang lokal.
Pelaku suruhan inilah yang akan dikorbankan oleh pelaku bom sesungguhnya.
Dengan fakta-fakta di lapangan inilah, dia yakin, bom di Legian ini adalah bom buatan Israel. "Sampai sekarang, aparat keamanan
dan penyidik gabungan belum bisa menjelaskan mengapa ada api berbentuk cendawan. Hal-hal seperti ini tidak mereka
ungkapkan," kata dia.
Yang ada, kata dia, malah keganjilan.. Ini berkaitan sketsa yang dibuat Polri dengan AFP (Australian Federal Police) berbeda. "Ini
sesuatu yang ganjil, karena tidak ada koordinasi untuk menutupi kejahatan ini," kata dia. Dia sendiri pesimis, hal-hal di atas akan
bisa diungkap tim penyidik, karena tekanan AS sangatlah kuat.
Ledakan Bom Bali Bukan C4 Tapi Mikro Nuklir!
Reporter : Rita Uli Hutapea
detikcom - Jakarta,
Berita yang beredar selama ini adalah bahan peledak C4 digunakan dalam ledakan bom Bali, 12 Oktober lalu. Namun ternyata ada
kabar baru. Bukan C4 yang digunakan, melainkan 99,78 persen murni plutonium 239 tanpa uranium 238 "neutron reflector".
Plutonium yang digunakan ini diproduksi di Dimora, Negev, Israel. Bahan ini hanya dikuasai oleh pemerintah Israel. Jadi tidak
berlebihan bila menuding pemerintah Israel bertanggung jawab atas tragedi Bali.
Demikian seperti dilansir halturnershow, sebuah situs milik Hal Turner yang mengelola acara talk show radio paling kontroversial di
Amerika Serikat. Turner kerap dianggap sebagai salah satu bapak kebangkitan talk show di radio-radio Amerika.
Dalam artikel berjudul "Ledakan Bali Sebenarnya Mikro-Nuklir; Menggunakan Radiasi Alfa, Bukan Radiasi Gamma!", disebutkan
bahwa karena menggunakan radiasi alfa, maka Geiger counters standar tidak bisa mendeteksi keberadaannya. Pasalnya alat
tersebut hanya bisa mendeteksi radiasi gamma.
Disebutkan pula, tragedi Bali merupakan aksi perang oleh Israel terhadap Indonesia dan Australia. Ledakan tersebut dirancang
agar terlihat sebagai aksi teroris yang tujuannya untuk membuat Indonesia dan Australia mendukung perang melawan teroris dan
serangan ke Irak.
Dituliskan bahwa salah satu indikasi yang menunjukkan ledakan bom Bali merupakan ledakan mikro nuklir adalah menghilangnya
puluhan tubuh manusia tanpa bekas. Padahal bahan peledak konvensional tidak mempunyai cukup panas dan velositas untuk
memusnahkan tubuh manusia tanpa sisa. Hanya bom nuklir yang mempunyai panas cukup untuk bisa melakukan 'kremasi instan'.
Jadi tidak benar bila C4 yang digunakan dalam ledakan bom di Bali. Kekuatan Composition 4 (C4) tidaklah sehebat yang
dibayangkan orang. Kekuatannya hanya 1,2 kali lipat kekuatan TNT. Namun C4 ini memang sangat dikenal akan kefleksibelannya
dalam penggunaan.
Anda bisa membentuknya seperti yang Anda suka. Anda juga bisa menempelkannya dimanapun yang Anda inginkan, termasuk di
bawah air dengan risiko personal yang minim.
Ingin membaca lebih jauh artikel kontroversial ini? Silahkan lihat di http://www.halturnershow.com/ BaliBlast2. html(ita)

Indonesia Matters
Leave a Reply

Proudly powered by WordPress
August 23, 2006  35 Replies
Micro Nuclear Bomb
Posted by Patung
Abu Bakar Baasyir says one of the bombs used in the 2002 Bali bombings was a nuclear device.
Bashir said he got word from an expert in bombs that the device, which Amrozi is said to have made, was not a homemade
bomb but a micro-nuclear one. For those who disagreed with him these words were offered:
If anyone says it was a homemade bomb it's clear that that opinion is from an idiot.
(Kalau ada yang mengatakan itu bom rakitan, jelas pernyataan itu adalah pendapat dari orang idiot.)
Speaking in Malang on the 21st Bashir urged that the matter be investigated thoroughly. He alleged that the reason this had
not yet happened was pressure from the United States, which sought to cover up the truth and lay the blame on Amrozi,
Amrzi being a person incapable of making such a sophisticated device.
Bashir has long been on the record as claiming that America planned and carried out the bombing in Kuta of the Paddyghtclub and that the bomb used could not have been made by Amrozi, who Bashir seems to think of as no Einstein (see
Jamestown ).
On the recent travel warning from Australia Bashir said that Australia itself would create terror attacks in Indonesia. If Australia
predicted there would be a terror attack it must mean that they themselves were planning it, according to Bashir's Yemeni
logic:
That's their way and actually terrorism can't be separated from them, that's why they predict an attack will
happen in September, because at that time they will create an attack.
(Itu kan ulah mereka dan sebenarnya teror itu tidak lepas dari mereka sendiri, makanya berani memprediksi
akan terjadi pada bulan September karena pada waktu-waktu itu mereka akan berbuat.)
Prior to visiting Malang Bashir had been on a whirlwind tour across eastern Java, visiting Madiun, Ponorogo, Mojokerto, and
Surabaya. Attending the celebration of the anniversary of the founding of the Front Pembela Islam, Islam Defenders' Front,
(FPI) meant a trip to Jakarta interrupted his East Java odyssey. After Malang visits to Pamekasan and Probolinggo have already
been pencilled in in his busy schedule.




ckckck dahsyat!.politik memang kejam
katanya wtc di ledakan as sendiri untuk megesahkan perang irak....
0
8.5K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan