- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
RATAP PILU SANG SAKA


TS
triyuki25
RATAP PILU SANG SAKA
RATAP PILU SANG SAKA
Ini aku, berdiri di bawah bendera yang berkibar di tiup angin senja. Sebentar lagi malam akan menyembunyikan matahari dalam jubah hitamnya. Bulan pun belum tentu akan bersinar malam ini, melihat cahaya langit yang mendung merengut. Perlahan-lahan aku buka simpul tali yang ada di tiang bendera. Ku pejamkan mata, dan dalam diam aku nyanyikan lagu Indonesia Raya. Pelan, dan penuh penjiwaan tanganku menurunkan sang saka merah putih. Tanpa terasa air mata mengalir di pipiku.
Indonesia, tanah airku, Tanah tumpah darahku, Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku,
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu!
Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, rakyatku, Semuanya
Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya…
Sampai disini, aku berhenti bernyanyi. Aku sudah tidak sanggup lagi melanjutkan lagu kebangsaan tersebut, bukan karena aku lupa liriknya seperti kebanyakan orang Indonesia yang sudah lupa dengan lagu bangsanya sendiri. Tidak, sekali-kali aku tidak lupa dengan lirik lagu tersebut, aku hanya tidak sanggup. Tidak sanggup aku melafalkan lirik yang menyatakan bangsa ini sudah MERDEKA. Dengan perasaan luka, aku menarik secepat yang aku bisa tali yang mengikat sang saka. Aku menutupi perasaanku dengan menatap sang bendera yang sekarang berada dalam genggamanku. Siluet masa lalu membayang di mataku, bagaimana perjuangan para pendahulu dalam mengibarkan sang merah putih, bagaimana harta, jiwa dan keluarga dikorbankan untuk memperoleh yang namanya MERDEKA.
Entahlah, aku hanya bisa menatap hari ini. Hari dimana negaraku, tergeletak tidak berdaya. Manusia Indonesia yang sekarang hanya hidup dalam ketakutan. Manusia Indonesia yang sekarang hanya hidup terkotak-kotak. Sikaya makin kaya, sedang si miskin makin terpinggirkan. Sampai kapan? Sampai kapan kesenjangan hidup di bumi ini akan berakhir?
Indonesiaku, walau tubuhmu sekarang dipenuhi luka dan borok, walau di dalam jiwamu sudah tidak sanggup lagu menahan beban dosa masyarakat Indonesia, tapi percayalah, di hati kecilku, masih bangga menjadi Orang Indonesia.
Mungkin suatu saat, aku akan bisa dengan lantang melanjutkan lagu Indonesia Raya ini.
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA TANAHKU, NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA HIDUPLAH INDONESIA RAYA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA TANAHKU, NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA HIDUPLAH INDONESIA RAYA
The End
Ini aku, berdiri di bawah bendera yang berkibar di tiup angin senja. Sebentar lagi malam akan menyembunyikan matahari dalam jubah hitamnya. Bulan pun belum tentu akan bersinar malam ini, melihat cahaya langit yang mendung merengut. Perlahan-lahan aku buka simpul tali yang ada di tiang bendera. Ku pejamkan mata, dan dalam diam aku nyanyikan lagu Indonesia Raya. Pelan, dan penuh penjiwaan tanganku menurunkan sang saka merah putih. Tanpa terasa air mata mengalir di pipiku.
Indonesia, tanah airku, Tanah tumpah darahku, Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku,
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu!
Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, rakyatku, Semuanya
Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya…
Sampai disini, aku berhenti bernyanyi. Aku sudah tidak sanggup lagi melanjutkan lagu kebangsaan tersebut, bukan karena aku lupa liriknya seperti kebanyakan orang Indonesia yang sudah lupa dengan lagu bangsanya sendiri. Tidak, sekali-kali aku tidak lupa dengan lirik lagu tersebut, aku hanya tidak sanggup. Tidak sanggup aku melafalkan lirik yang menyatakan bangsa ini sudah MERDEKA. Dengan perasaan luka, aku menarik secepat yang aku bisa tali yang mengikat sang saka. Aku menutupi perasaanku dengan menatap sang bendera yang sekarang berada dalam genggamanku. Siluet masa lalu membayang di mataku, bagaimana perjuangan para pendahulu dalam mengibarkan sang merah putih, bagaimana harta, jiwa dan keluarga dikorbankan untuk memperoleh yang namanya MERDEKA.
Entahlah, aku hanya bisa menatap hari ini. Hari dimana negaraku, tergeletak tidak berdaya. Manusia Indonesia yang sekarang hanya hidup dalam ketakutan. Manusia Indonesia yang sekarang hanya hidup terkotak-kotak. Sikaya makin kaya, sedang si miskin makin terpinggirkan. Sampai kapan? Sampai kapan kesenjangan hidup di bumi ini akan berakhir?
Indonesiaku, walau tubuhmu sekarang dipenuhi luka dan borok, walau di dalam jiwamu sudah tidak sanggup lagu menahan beban dosa masyarakat Indonesia, tapi percayalah, di hati kecilku, masih bangga menjadi Orang Indonesia.
Mungkin suatu saat, aku akan bisa dengan lantang melanjutkan lagu Indonesia Raya ini.
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA TANAHKU, NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA HIDUPLAH INDONESIA RAYA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA TANAHKU, NEGERIKU YANG KUCINTA
INDONESIA RAYA MERDEKA, MERDEKA HIDUPLAH INDONESIA RAYA
The End
0
1K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan