Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Quote:
Just for Sharing gan, semoga aja berguna
Baca pelan pelan gan biar meresap
Apakah agan pernah berlaku seperti ini kepada orang tua
(coba jawab jujur di hati ente gan )
Quote:
- Menimbulkan ketidak enakan terhadap orang tua, baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih atau sakit hati.
- Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
- Membentak atau menghardik orang tua.
- Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya,bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurusi orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan den penuh perhitun.
- Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh,kolot,dll.
- Menyuruh orang tua,misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua dan lemah. Tetapi, jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut den kemauannya sendiri, maka tidak mengapa, dan karena itu anak harus berterima kasih.
- Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
- Mendahului taat kepada istri daripada kepada orang tua.Bahkan ada sebagian orang den tega mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Sebagian orang yang telah menikah tidak menafkahkan hartanya lagi kepada orang tuanya karena takut kepada istrinya.
- Malu mengakui orang tuanya.Sebagian orang merasa malu den keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
- Dan lain lain yang intinya membuat orang tua sedih dan kecewa.
Jika agan pernah melakukan hal itu apakah agan masih bisa hidup tenang? Apakah tidak ada waktu disaat agan merasa di cap anak durhaka oleh diri agan sendiri?
Ane merasakannya ketika kuliah di Jakarta,terpisah jarak lebih dari 1000 km dari rumah.Yah meskipun tidak separah yang diatas tapi ane pernah juga melakukan kesalahan pada orang tua terutama emak, sampe emak ane pernah menangis
.
Waktu semester tiga (udah 5 tahun yang lalu) entah kenapa saat bedug magrib berbunyi ane lagi diam aja di kamar. Aneh sekali bedug kali ini. Ana merinding, tiba tiba ada sms dari emak ane bertanya apakah anesudah shalat?
Ane terdiam gan, entah kenapa tiba tiba ingat akan semua kesalahan yang pernah ane lakukan terhadap orang tua saya. Kemudian ane bales sms emak ane. Smsnya gini
Quote:
Inggih Buk, ini mau shalat kok dan kulo minta maaf ya Bu selama ini jadi anak yang belum berbakti”.
Ane langsung wudhu trus shalat .Abis shalat baru ane baca balasan sms dari emak. Ane langsung
gan.
Quote:
“Bagaimanapun kamu dulu le, Bapak dan Ibuk memaafkan kok ,Ibuk sama Bapak meridhai apa diri kamu sekarang. Udah jangan sampai lupa shalat ya supaya Allah meridhai keluarga kita dan belajar yang rajin tole supaya bisa jadi pembarep yang bisa mikul dhuwur mendhem jero keluarga kita”.
Ane nangis terisak gan waktu itu padahal umur sudah kepala dua dan setelah itu ane mengetik sesuatu di laptop saya, sebuah puisi, ya sebuah puisi karena dulu ane seneng banget sama puisi.
Ini puisi ane buat mereka berdua gan
Quote:
Sepenggal Kalimat Untuk Mereka
Entah berapa kali aku memalingkan muka.
Entah berapa kali aku menadakan tinggi suaraku.
Entah berapa kali aku menolak, bukan dengan halus, bukan dengan lembut, hanya kerutan muka cemberut.
Setiap dentuman shalat senja mereka menunggguku.
berharap ada suara Al Quran yang mengisi rumah.
Berharap suara adzan adalah suaraku serakku.
Iya semua itu hanya harapan.
Selebihnya aku tak hanya seorang remaja yang tak kenal waktu.
Tak kenal suara adzan.
Tak kenal ayat Tuhan.tak kenal mereka.
Ah kenapa semuanya seperti slide abadi yang tak pernah berganti.
Seperti sebatang pohon pinus yang terus beranjak tinggi.
Aku sadar,aku dapat berdiri karena akarku yang kuat.
Aku bisa berdiri dengan setiap doa mereka.
Sekarang setiap aku melihat wajah mereka.
Kerutan harapan mereka masih terlihat,coklat hitam peluh kulit mereka masih nampak.
Kerutan kesabaran yang entah dua puluh tahun tak hilang.
Sebenarnya semuanya begitu sederhana.
Hanya senyum yang mereka harap,bukan tangisku,bukan derai air mata remajaku.
Biarlah kami mati asal kamu yang hidup.
Itulah yang kubaca..
Sebelum semuanya terlambat,sebelum aku jadi sosok yang bersimpuh sesal di atas tanah pekuburan.
Aku akan membuat mereka tersenyum.
Senyum yang sama ketika mereka melihatku menghirup udara pertama kali.
Senyum yang sama ketika mereka melihatku merangkak mulai berjalan dan berkata kata.
Semoga Allah mengampuni dosa mereka,melebihkan derajat mereka dan melimpahkan rahmat atas mereka,memberiku kesempatan untuk mengantar mereka mencium belahan bumi dimana Nabi dilahirkan.
Dan semoga Allah berkenan untuk tidak mencabut nyawaku sebelum semuanya terwujud.
Dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24
Quote:
ALLAH berfirman: “Dan Robb-mu telah memerintahkan kepada manusia, janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu, maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak kedua-nya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasing sayang. Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil”
Pesen ane gan untuk kita kita yang masih menyia-nyiakan orang tua,bersikap yang tak sopan,bertindak semaunya, tobat aja gan mulailah berbakti sebelum mereka meninggal dan kita hanya menjadi anak yang bersimpuh sesal dikuburan,betapapun jahatnya ibu tetap berlaku baiklah Karena apa? karena surga di telapak kaki ibu dan ridha Allah adalah ridha orang tua.
Quote:
Tambahan :
Ada sebuah hadist
Quote:
”Janganlah kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi anak-anak kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan (do’a) dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu” (HR.Muslim)
Hadits diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik yang didalamnya akan dikabulkan doa, karena itu hadist ini melarang para orang tua untuk menyumpahi diri, putera-puteri, dan harta kekayaan, supaya sumpah itu tidak bertepatan dengan waktu pengabulan do’a sehingga selamat dari bahaya. Karena itulah jangan sampai kita (ane termasuk agan semua) membuat marah orang tua kita. Kalo orang jawa bilang bisa “kualat”.
Saya pernah membaca sebuah cerita dari sebuah blog namun sayangnya saya lupa alamatnya karena sudah lumayan lama saya baca, sebuah cerita nyata yang dituturkan oleh penulis itu yang saya juga lupa namanya (semoga pahala ilmu selalu mengalir untuk beliau) kisah nyata yang patut untuk dijadikan renungan bersama bagi para ibu-ibu dan orang tua pada umumnya.
Berikut kisahnya.
Quote:
Quote:
“Tak jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu ada tetangga yang mempunyai seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun ditemukan tewas tersambar petir. Berdatanganlah semua orang untuk melihatnya, namun tak lama kemudian datanglah sang ibu yang menangis terisak-isak kemudian menjerit karena tidak mengira anaknya telah mati. Jadi ternyata beliau adalah ibu dari anak yang meninggal itu.
Setelah beberapa waktu kemudian penulis mendengar bahwa sebab kematian anaknya tersebut adalah akibat dari sumpah si ibunya sendiri yang pada waktu ketika ia marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir. Waliyyadzu billah. Akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah dan menyesallah sang ibu dengan penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi bubur.
Quote:
Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih sama terjadi dekat lokasi penulis.Seorang anak laki-laki berusia kira-kira 7 tahun ditemukan tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini belumlah lama terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya anak ini juga terkena sumpah ibunya.
Ibunya yang marah mendoakan kematian bagi anaknya tersebut. Dalam hujan gerimis anak itupun keluar bermain den kawan-kawannya ketika dia berjalan ditepian sungai malang kakinya tergelincir, maka tenggelamlah ia kedalamnya. Kawan-kawannya tak kuasa menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan orang dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan tetapi dia telah meninggal karena terlalu banyak menelan air sungai dan meraunglah sang ibu den ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi anaknya Semua orang yang hadir hanya lah terhenyak. Ya kiranya sumpah dan laknat telah menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.
Nah gan ngeri banget kan sumpah orang tua apalagi ibu. Kaskuser yang udah berkeluarga hati hati ya gan, jangan gara gara emosi nyumpahin anaknya
:
Mulai sekarang yuk berbakti sama orang tua gan
thumbup
MANUSIA ITU KALO BERBAKTI SAMA EMAK BAPAKKNYA
Semoga bisa bermanfaat apa yang saya ungkapkan di atas dan semoga kita menjadi manusia yang bisa berbakti untuk Bapak dan Ibu kita masing masing.Aamiin
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh