2 hari yang lalu tepatnya tgl 26 nov 2013 saat saya menghadiri seminar guru besar yg di selenggarakan oleh Universitas Indonesia, mungkin sya orng yg beruntung bisa mengikuti seminar tersebut krna rekomendasi dan di daftarkan langsung oleh adik saya yg kebetulan sedang menempuh program pasca sarjana di UI..
Karena banyaknya pembicara pada seminar tersebut maka saya memilih tgl 26 yg ketika itu pembicaranya adalah abraham samad dan mahfud MD, dengan tema yg di gusung ialah Indonesia menjawab tantangan: kepemimpinan menjadi bangsa pemenang.
Saya pribadi adalah orng yang mengagumi sosok abraham samad ialah beliau yg terahir di makasar tanggal 27 November 1967 sosok pemimpin yang luarbiasa dalam memimpin KPK saat ini, terbukti dari kinerjanya pada tahun 2011 sampai dengan saat ini telah menangkap sejumlah koruptor2 besar dan yang paling mencengangkan akhir2 ini ialah ketua MK.
dengan banyaknya politisi yg tertangkap bukan hanya pembuktian dari integritas KpK itu sendiri tp jg mengundang sebuah persepsi negativ kepada sluruh jajaran politisi di negri ini.
Dalam kesempatannya beliau mengatakan:
"Anak2 indonesia saat ini perlu di beri pemahaman korupsi sejak playgroup sampai jenjang SMA" pada saat yg sama saya jg merasa takjub akan ide yang di kemas oleh beliau untuk mengenalkan korupsi kepada anak2, beliau berpendapat bahwa dengan mengenalkan korupsi sejak dini tentu kecendrungan mreka untuk melakukan korupsi di masa yg akan datang akan sedikit berkurang dan bahkan di harapkan tiada lg calon pemimpin kita yg berpotensi korupsi, beliau mengatakan "Ini kita MOU nya sudah di berikan ke president dan tinggal menunggu langkah kongkritnya untuk meujudkan gagasan ini".
Dengan panjang lebar beliau memaparkan banyak hal2 yg terkait dengan korupsi, tibalah belau memulai cerita pada masa kecilnya, penontonpun hening seraya fokus untuk mendengarkan kisah masa lampaunya seorang abraham samad.
Ambraham samad: "Kadang banyak guru yang menganggap remeh prilaku muridnya, sperti saya dulu sewaktu umur 10 tahun ada beberapa teman saya mengambil kapur papan tulis dan sewaktu itu tidak ada guru yg berjaga, tp kemudian guru itu mendapati kapurnya hilang karena mungkin nilai kapur itu tidak seberapa maka guru itupun tidak mengambil pusing ataupun mengambil tindakan, dengan seringnya prilaku tersebut maka saya mengambil kapur itu 5 buah untuk di bawa pulang, karena saya berfikir teman2 saya banyak yg melakukan hal serupa dan guru2pun membiarkan hal itu, saya bawa lah 5 kapur tulis yg masih baru itu ke rumah dengan harapan kapur itu bisa saya pakai untuk tulis2 di papan di rumah.
Tiba sesampainya di rumah ibu sayapun memergoki saya saat saya meletakan kapur tersebut di kamar,beliau mengatakan "dari mana kamu dapatkan kapur itu? apakah gurumu tau?" kemudian saya menceritakan hal yg sebenarnya, sungguh kaget beliau mengetahui hal tersebut, beliau menyuruh saya untuk mengembalikan kapur tersebut dan jangan sedikitpun kapur itu terpakai, dengan nada marah sang ibu seorang abraham samad pun mematuhi perintahnya, setelah sudah di kembalikanpun beliau masih saja mengecek tas abraham samad untuk memastikan seorang abraham kecil itu sudah mengembalikan kapur tersebut, hal ini lah yg selalu terngiang dalam benak abraham samad untuk selalu jujur dan tidak mengambil yg bukan haknya"
Dari sepenggal cerita di atas tentu kita bisa melihat bagaimana pentingnya peran keluarga dalam memberikan ilmu bukan hanya dari guru saja tp peran orang tua sangat berpengaruh.
walau masih banyak pesan2 moral yg abraham samad berikan pada seminar tersebut tp sepenggal cerita inilah yg membuat saya mengenal lebih dalam sosok seorang abraham samad.