Saat kemarin gencar dengan berita bahwa seluruh dokter akan melakukan mogok, saya menjadi salah satu yang kaget: kok mereka mogok? kenapa harus mogok? kan pekerjaan mereka sendiri bahkan berhubungan erat dengan nyawa manusia?
Mungkin agan-agan pun menyimpan keheranan yang sama. Lantas di perjalanan ke kantor, di bus gan, saya mencoba mencari kontak teman2 yang berprofesi sbg dokter. Kebetulan saya hanya punya tiga teman dekat dengan profesi itu. Saya pilih salah satu di antaranya.
Isi Pertanyaan:
Spoiler for :
Kenapa kasus yang terjadi itu menjadi begitu sensitif? Kan banyak juga profesi lain yang tetap bisa saja berhadapan dengan hukum? Memang bgm dokter melihat profesi mereka sendiri? Bgm dokter di rumah sakit swasta di tengah seruan mogok itu, kan mereka tidak mengabdi pada asosiasi dokter, tapi pada corporate yang membayar mereka? dll...dll
Lalu seperti apa jawaban rekan dokter saya tsb?
Spoiler for :
- Publik cenderung berharap terlalu tinggi kepada dokter. Selama ini dokter dituntut tidak boleh salah sedikitpun. Di tengah kondisi itu, penghargaan terhadap dokter masih rendah. Maka aksi mogok para dokter itu hanya untuk memperlihatkan seperti apa perasaan para dokter. Di luar kasus tiga dokter di Sulawesi Utara yang disebut2 sbg pemicu aksi itu, ada sisi lain yang ingin ditunjukkan: agar publik bisa berempati bahwa peran dokter2 benar2 dibutuhkan, dan lebih menyadari bgm negara jika tanpa dokter.
- Aksi mogok tsb bukan sekadar soal seorang dokter bekerja untuk siapa. Bukan soal bahwa saat katakanlah mereka digaji lantas mereka menjadi budak orang/corporate. Ada persoalan lain yang harus dipahami publik bahwa mereka pun manusia dengan profesi yang tidak bisa diremehkan secara semena-mena.
- Cara publik melihat mereka tak jarang sangat zalim, dari mulai pejabat hingga rakyat jelata. Kerap terjadi pejabat dgn kekuasaan mereka menindas dan memaksa diri mereka dan keluarga mereka lebih diperhatikan. Di sisi lain, masyarakat biasa pun menuntut perhatian saat mereka membutuhkan dokter dan tak jarang memaki hingga melakukan kekerasan thd mereka. Di saat spt itu hampir tak ada yang bisa berempati dan memahami beban seorang dokter. Maka di saat seperti itu seorang dokter hanya bisa berharap untuk dikuatkan oleh kolega dengan profesi yang sama. Maka di sini asosiasi dokter mengambil tempat.
Ini hanyalah sedikit yang bisa saya share dulu gan. Hanya saya ambil intisari dari obrolan saya dengan teman saya yang berprofesi sbg dokter itu. Setidaknya menjadi dukungan kecil saya dan mudah2an menjadi dukungan agan2 juga untuk mereka.
Seberapa besar kebutuhan negara kita terhadap dokter. Spoiler berikut layak kita renungkan:
Spoiler for :
Indonesia masih kekurangan 12 ribu dokter
Pontianak (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI Karolin Margret Natasa mengatakan, Indonesia hingga kini masih kekurangan sekitar 12 ribu dokter yang perlu dipenuhi secara bertahap.
"Ini untuk memenuhi perbandingan jumlah penduduk dengan dokter sesuai WHO," kata Karolin Margret Natasa saat dihubungi di Pontianak, Senin.
Berdasarkan data WHO, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk.
Menurut dia, belum lagi untuk tenaga kesehatan lainnya seperti bidan maupun perawat.
Ia mengakui, sebagian besar tenaga kesehatan masih terpusat di Pulau Jawa sehingga penyebarannya belum merata.
Ia mencontohkan di Kalbar dimana terdapat daerah perbatasan yang masih sulit dijangkau.
"Di daerah Sungkung, Kabupaten Bengkayang misalnya, untuk menjangkau harus pakai speedboat, biayanya bisa Rp2 juta. Nah, kalau tenaga kesehatan ke sana, siapa yang menanggung ongkosnya," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani mengatakan, di Kalbar faktor keterisolasian daerah ikut mempengaruhi pelayanan dan tingkat kesehatan penduduk.
Namun, lanjut dia, untuk angka kematian bayi atau balita, sudah ada perbaikan. "Kalbar angkanya 27 kematian per seribu kelahiran," kata dia.