- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pilih Bidan atau Dokter Kandungan ?


TS
harunza
Pilih Bidan atau Dokter Kandungan ?

Quote:
assalamualaikum wr.wb
thread ane untuk para calon orangtua yg ingin punya anak nih gan, silahkan menyimak
thread ane untuk para calon orangtua yg ingin punya anak nih gan, silahkan menyimak


Quote:
Memeriksakan kondisi kandungan selama masa kehamilan, merupakan hal wajib yang harus dilakukan ibu yang sedang mengandung. Selain bisa mengetahui kondisi janin dan kesehatan ibu hamil, juga bisa mengantisipasi gangguan kehamilan, sehingga bisa dilakukan tindakan yang tepat. Namun, kemana sebaiknya anda pergi untuk memeriksakan kondisi kandungan anda? Bidan atau dokter yang lebih baik?
Bidan dan dokter kandungan sama-sama diakui secara medis untuk membantu pemeriksaan ibu hamil dan proses persalinan. Tugas utama seorang bidan adalah mendampingi kaum perempuan dalam menjalani kehamilan, mulai dari prakonsepsi hingga masa persalinan. Begitu pula dengan dokter kandungan. Keduanya memiliki peran yang sama dalam memastikan kesehatan ibu hamil.
Jika fungsinya hampir sama, lalu kapan sebaiknya ibu hamil memilih bidan atau dokter kandungan?
“Bidan sendiri sebenarnya hanya menolong ibu melahirkan, hanya punya ilmu dasar saja. Selama ibu dan bayi dalam keadaan normal tidak masalah dibantu bidan,”
Dalam kondisi tertentu tugas menangani ibu hamil harus diambil alih oleh dokter kandungan atau SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi).
Kondisi yang dimaksud bila ibu atau bayinya mengalami komplikasi atau ketidaknormalan, misalnya sungsang, kembar, atau ibunya memiliki penyakit berat seperti hipertensi. “Tetapi biasanya di daerah terpencil bidan-bidan masih saja mengambil alih peran dokter dan menangani semuanya, sehingga angka kematian ibu melahirkan di daerah masih tinggi"
Selama kehamilan dan persalinan tidak berisiko maka bisa dilakukan oleh bidan. “Bidan kan juga tenaga terlatih. Selama persalinannya normal nol risiko, maka boleh dilakukan bidan. Tapi bila terjadi komplikasi, seperti perdarahan, bidan sudah diajari harus segera dirujuk ke rumah sakit,” tegas Dr Frizar.
Dibanding dokter, bidan memang lebih sering terjun langsung ke masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil. Ditambah lagi, bidan lebih mudah menjadi sahabat perempuan karena yang ditangganinya juga seorang perempuan. Itu sebabnya bidan dalam bahasa inggris disebut midwife, yang berarti perempuan yang bijaksana.
Untuk pemeriksaan dasar seperti tekanan darah, gula darah dan berat badan, ibu hamil masih bisa melakukan pemeriksaan di bidan. Namun untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau perkembangan janin secara lengkap, maka pemeriksaan sebaiknya dilakukan di dokter kandungan.
Sekretaris Jenderal Ikatan Bidan Indonesia Yetty Leoni M. Irawan, Msc mengaku peran para bidan sangat penting artinya bagi kesehatan masyarakat. Tugas seorang bidan adalah memberikan pendidikan kesehatan, khususnya kesehatan bayi dan balita serta calon ibu. “Jika ada komplikasi pada kehamilan, baru akan dirujuk ke dokter,” katanya.
Seorang dokter, lanjutnya, pendekatannya adalah mengobati penyakit. Sedangkan bidan akan mengusahakan agar proses kehamilan dan persalinan berjalan secara alamiah. Kendati demikian, untuk kehamilan yang beresiko tinggi, sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
“Kalau tidak ada komplikasi atau penyakit, bidan akan mengusahakan berjalan alamiah karena kehamilan dan melahirkan adalah hal alamiah. Karena itu tarif bidan lebih murah,” katanya.
Data Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyebutkan, setidaknya 60 persen bayi di Indonesia dilahirkan melalui jasa bidan. Persalinan melalui jasa dokter kandungan hanya sekitar 5 persen saja, dan sisanya masih menggunakan jasa non-medis.
Dari data ini menunjukkan kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih percaya bidan untuk menangangi berbagai kasus kehamilan. “Sebagian besar bidan adalah wanita. Para ibu hamil lebih cenderung terbuka menceritakan masalahnya kepada sesama jenis. Selain itu, kebanyakan bidan juga seorang ibu, jadi seperti kontak batin muncul rasa saling mengerti,” ungkap Yetty.
Karena sama-sama perempuan, seorang bidan biasanya lebih sabar dan bisa menjadi teman untuk mendampingi seorang ibu hamil. Kehamilan dan persalinan adalah proses yang alamiah bagi seorang perempuan, karena itu bidan akan membantu ibu hamil menjalaninya dengan enjoy.
Menurut Yetty, bidan menjadi mitra wanita tak hanya dikala mengandung atau persalinan namun jauh sebelum wanita merencanakan kehamilan bahkan hingga anak tumbuh dewasa. “Bidan juga menjadi agent of change, yang maksudnya mereka turut memajukan kesehatan dan gizi di lingkungannya, terutama di daerah-daerah yang memiliki kondisi geografis yang sulit dijangkau oleh tenaga kesehatan lainnya,” lanjut Yetty.
Sayangnya, tugas bidan saat ini masih mengalami banyak kendala di lapangan, terutama untuk para bidan di daerah tertinggal. Menurut Yetty, kendala yang dihadapi oleh para bidan di daerah tertinggal sangat beragam, mulai dari masalah minimnya sarana dan prasarana, faktor sosial budaya masyarakat, hingga kondisi geografis.
“Budaya masyarakat yang lebih memercayakan tenaga non-medis untuk persalinan mempersulit bidan untuk menjangkau masyarakat. Bukan hanya itu, masyarakat juga masih memiliki anggapan-anggapan tersendiri yang secara medis tidak dibenarkan ” ungkap Yetty.
Ia juga memaparkan, kondisi geografis di wilayah terpencil kerap membuat para bidan mengalami kesulitan. Terkadang, para bidan harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer untuk mencapai tempat tinggal pasien akibat akses jalan yang buruk dan tidak dapat dilalui kendaraan.
“Terlebih di daerah pegunungan, ketika musim hujan tidak bisa dilewati, sedangkan ada ibu mau melahirkan. Ibu tidak bisa turun, bidan tidak bisa naik,” ungkapnya.
Kendala lainnya yang kerap ditemui adalah masih banyaknya masyarakat yang sebenarnya mampu, tetapi masih menggunakan fasilitas Jaminan Persalinan (Jampersal) agar dapat melahirkan secara gratis. Padahal ini justru dapat membebani para bidan karena proses pencairan dana Jampersal cukup sulit dan lama.
“Jampersal hanya untuk orang yang benar-benar tidak mampu. Banyaknya orang yang sebenarnya mampu tetapi masih pakai jampersal menyulitkan bidan. Bahkan ada seorang bidan yang sudah menolong 67 orang, tapi dananya belum cair,” kata Yetty.
Sejumlah kendala tersebut, lanjut Yetty, perlu diatasi demi mempermudah para bidan dalam melaksanakan tugasnya di daerah. Pemerintah melalui beberapa Kementerian terkait perlu berkoordinasi untuk memberikan fasilitas yang layak bagi para bidan. Selain itu, kesadaran warga yang mampu perlu ditingkatkan lagi agar mereka tidak lagi menggunakan fasilitas Jampersal dari pemerintah.
Di luar itu, yang perlu diperhatikan ketika hendak memeriksa kehamilan adalah memilih dokter atau bidan yang tepat. Ketepatan ini akan lebih menjamin kelancaran dan keselamatan kehamilan Anda sehingga proses kehamilan dapat berlangsung sesuai harapan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah komunikatif, yaitu memilih dokter atau bidan yang enak diajak bicara dan suka berbagi informasi. Informasi mengenai hasil pemeriksaan adalah hak pasien dan pasien seharusnya boleh banyak bertanya sampai puas.
Selanjutnya berpengalaman. Dokter atau bidan itu telah banyak menangani berbagai kasus kehamilan. Ketika Anda mendapat masalah, dokter atau bidan ini akan sigap dan banyak pilihan mengatasi masalah kehamilan Anda. Selain itu punya wawasan luas, dalam arti dokter atau bidan yang memahami agama, memahami sosiologi, dan psikologi akan sangat baik bagi Anda. Dalam memberikan nasihat, ia tidak hanya berbicara tentang kondisi bayi Anda, tetapi juga mampu menyampaikan saran-saran tentang gaya hidup, spiritualitas, dan memotivasi Anda.
Dan terakhir adalah aksesibilitas, yakni pertimbangkan jarak, lokasi, kondisi perjalanan, dan fasilitas transportasi yang tersedia untuk menuju tempat praktik dokter.
Pemilihan tenaga medis
Selamat kami ucapkan kepada anda yang telah mendapatkan kehamilan. Setelah berjuang mencari tahu cara agar cepat hamil, rupanya perjuangan kita sebagai manusia masih belum selesai. Perjuangan selanjutnya tentunya adalah merawat kehamilan hingga janin dalam kandungan lahir dengan sehat.
Salah satu hal yang ingin penulis kemukakan disini adalah pemilihan tenaga medis yang mendampingi selama kehamilan antara bidan atau dokter kandungan. Keduanya sebetulnya sama-sama terlatih dalam mendampingi jalannya kehamilan, lalu dimanakah bedanya?
Biaya Pemeriksaan
Tentunya perawatan kehamilan dengan didampingi dokter kandungan jauh lebih mahal dibandingkan dengan bidan. Hal ini sejalan dengan kondisi dimana seorang dokter kandungan seharusnya memiliki ilmu teori yang lebih banyak dibanding seorang bidan. Namun demikian penulis juga yakin bahwa seorang bidan pasti memiliki pengalaman yang tidak kalah banyaknya dalam menolong ibu hamil menjalani proses persalinan.
Biaya Persalinan
Bersalin dengan menggunakan jasa bidan tentunya jauh lebih murah dibanding dengan dokter kandungan. Namun demikian perlu diingat bahwa biaya persalinan sangat tergantung dari rumah sakit tempat kita bersalin. Terkadang ada paket bersalin yang ditawarkan oleh beberapa rumah sakit khusus bersalin.
Peralatan Pendukung
Seorang bidan umumnya hanya menggunakan peralatan sederhana untuk melihat kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Bidan akan memeriksa tekanan darah dan perkembangan berat badan ibu untuk menentukan kesehatan. Dokter kandungan dapat menggunakan alat USG untuk memeriksa kesehatan janin di dalam kandungan seperti lingkar kepala, jenis kelamin hingga kemungkinan organ tubuh yang tidak tumbuh sempurna.
Jenis Persalinan
Dalam dunia medis, seorang bidan hanya diperkenankan untuk menolong persalinan yang tergolong normal dan maksimal menggunakan alat bantu persalinan seperti vakum atau tang. Dokter kandungan tentunya dapat melakukan persalinan dengan cara operasi sesar.
Bidan dan dokter kandungan sama-sama diakui secara medis untuk membantu pemeriksaan ibu hamil dan proses persalinan. Tugas utama seorang bidan adalah mendampingi kaum perempuan dalam menjalani kehamilan, mulai dari prakonsepsi hingga masa persalinan. Begitu pula dengan dokter kandungan. Keduanya memiliki peran yang sama dalam memastikan kesehatan ibu hamil.
Jika fungsinya hampir sama, lalu kapan sebaiknya ibu hamil memilih bidan atau dokter kandungan?
“Bidan sendiri sebenarnya hanya menolong ibu melahirkan, hanya punya ilmu dasar saja. Selama ibu dan bayi dalam keadaan normal tidak masalah dibantu bidan,”
Dalam kondisi tertentu tugas menangani ibu hamil harus diambil alih oleh dokter kandungan atau SpOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi).
Kondisi yang dimaksud bila ibu atau bayinya mengalami komplikasi atau ketidaknormalan, misalnya sungsang, kembar, atau ibunya memiliki penyakit berat seperti hipertensi. “Tetapi biasanya di daerah terpencil bidan-bidan masih saja mengambil alih peran dokter dan menangani semuanya, sehingga angka kematian ibu melahirkan di daerah masih tinggi"
Selama kehamilan dan persalinan tidak berisiko maka bisa dilakukan oleh bidan. “Bidan kan juga tenaga terlatih. Selama persalinannya normal nol risiko, maka boleh dilakukan bidan. Tapi bila terjadi komplikasi, seperti perdarahan, bidan sudah diajari harus segera dirujuk ke rumah sakit,” tegas Dr Frizar.
Dibanding dokter, bidan memang lebih sering terjun langsung ke masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil. Ditambah lagi, bidan lebih mudah menjadi sahabat perempuan karena yang ditangganinya juga seorang perempuan. Itu sebabnya bidan dalam bahasa inggris disebut midwife, yang berarti perempuan yang bijaksana.
Untuk pemeriksaan dasar seperti tekanan darah, gula darah dan berat badan, ibu hamil masih bisa melakukan pemeriksaan di bidan. Namun untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau perkembangan janin secara lengkap, maka pemeriksaan sebaiknya dilakukan di dokter kandungan.
Sekretaris Jenderal Ikatan Bidan Indonesia Yetty Leoni M. Irawan, Msc mengaku peran para bidan sangat penting artinya bagi kesehatan masyarakat. Tugas seorang bidan adalah memberikan pendidikan kesehatan, khususnya kesehatan bayi dan balita serta calon ibu. “Jika ada komplikasi pada kehamilan, baru akan dirujuk ke dokter,” katanya.
Seorang dokter, lanjutnya, pendekatannya adalah mengobati penyakit. Sedangkan bidan akan mengusahakan agar proses kehamilan dan persalinan berjalan secara alamiah. Kendati demikian, untuk kehamilan yang beresiko tinggi, sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
“Kalau tidak ada komplikasi atau penyakit, bidan akan mengusahakan berjalan alamiah karena kehamilan dan melahirkan adalah hal alamiah. Karena itu tarif bidan lebih murah,” katanya.
Data Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyebutkan, setidaknya 60 persen bayi di Indonesia dilahirkan melalui jasa bidan. Persalinan melalui jasa dokter kandungan hanya sekitar 5 persen saja, dan sisanya masih menggunakan jasa non-medis.
Dari data ini menunjukkan kecenderungan masyarakat Indonesia yang masih percaya bidan untuk menangangi berbagai kasus kehamilan. “Sebagian besar bidan adalah wanita. Para ibu hamil lebih cenderung terbuka menceritakan masalahnya kepada sesama jenis. Selain itu, kebanyakan bidan juga seorang ibu, jadi seperti kontak batin muncul rasa saling mengerti,” ungkap Yetty.
Karena sama-sama perempuan, seorang bidan biasanya lebih sabar dan bisa menjadi teman untuk mendampingi seorang ibu hamil. Kehamilan dan persalinan adalah proses yang alamiah bagi seorang perempuan, karena itu bidan akan membantu ibu hamil menjalaninya dengan enjoy.
Menurut Yetty, bidan menjadi mitra wanita tak hanya dikala mengandung atau persalinan namun jauh sebelum wanita merencanakan kehamilan bahkan hingga anak tumbuh dewasa. “Bidan juga menjadi agent of change, yang maksudnya mereka turut memajukan kesehatan dan gizi di lingkungannya, terutama di daerah-daerah yang memiliki kondisi geografis yang sulit dijangkau oleh tenaga kesehatan lainnya,” lanjut Yetty.
Sayangnya, tugas bidan saat ini masih mengalami banyak kendala di lapangan, terutama untuk para bidan di daerah tertinggal. Menurut Yetty, kendala yang dihadapi oleh para bidan di daerah tertinggal sangat beragam, mulai dari masalah minimnya sarana dan prasarana, faktor sosial budaya masyarakat, hingga kondisi geografis.
“Budaya masyarakat yang lebih memercayakan tenaga non-medis untuk persalinan mempersulit bidan untuk menjangkau masyarakat. Bukan hanya itu, masyarakat juga masih memiliki anggapan-anggapan tersendiri yang secara medis tidak dibenarkan ” ungkap Yetty.
Ia juga memaparkan, kondisi geografis di wilayah terpencil kerap membuat para bidan mengalami kesulitan. Terkadang, para bidan harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer untuk mencapai tempat tinggal pasien akibat akses jalan yang buruk dan tidak dapat dilalui kendaraan.
“Terlebih di daerah pegunungan, ketika musim hujan tidak bisa dilewati, sedangkan ada ibu mau melahirkan. Ibu tidak bisa turun, bidan tidak bisa naik,” ungkapnya.
Kendala lainnya yang kerap ditemui adalah masih banyaknya masyarakat yang sebenarnya mampu, tetapi masih menggunakan fasilitas Jaminan Persalinan (Jampersal) agar dapat melahirkan secara gratis. Padahal ini justru dapat membebani para bidan karena proses pencairan dana Jampersal cukup sulit dan lama.
“Jampersal hanya untuk orang yang benar-benar tidak mampu. Banyaknya orang yang sebenarnya mampu tetapi masih pakai jampersal menyulitkan bidan. Bahkan ada seorang bidan yang sudah menolong 67 orang, tapi dananya belum cair,” kata Yetty.
Sejumlah kendala tersebut, lanjut Yetty, perlu diatasi demi mempermudah para bidan dalam melaksanakan tugasnya di daerah. Pemerintah melalui beberapa Kementerian terkait perlu berkoordinasi untuk memberikan fasilitas yang layak bagi para bidan. Selain itu, kesadaran warga yang mampu perlu ditingkatkan lagi agar mereka tidak lagi menggunakan fasilitas Jampersal dari pemerintah.
Di luar itu, yang perlu diperhatikan ketika hendak memeriksa kehamilan adalah memilih dokter atau bidan yang tepat. Ketepatan ini akan lebih menjamin kelancaran dan keselamatan kehamilan Anda sehingga proses kehamilan dapat berlangsung sesuai harapan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah komunikatif, yaitu memilih dokter atau bidan yang enak diajak bicara dan suka berbagi informasi. Informasi mengenai hasil pemeriksaan adalah hak pasien dan pasien seharusnya boleh banyak bertanya sampai puas.
Selanjutnya berpengalaman. Dokter atau bidan itu telah banyak menangani berbagai kasus kehamilan. Ketika Anda mendapat masalah, dokter atau bidan ini akan sigap dan banyak pilihan mengatasi masalah kehamilan Anda. Selain itu punya wawasan luas, dalam arti dokter atau bidan yang memahami agama, memahami sosiologi, dan psikologi akan sangat baik bagi Anda. Dalam memberikan nasihat, ia tidak hanya berbicara tentang kondisi bayi Anda, tetapi juga mampu menyampaikan saran-saran tentang gaya hidup, spiritualitas, dan memotivasi Anda.
Dan terakhir adalah aksesibilitas, yakni pertimbangkan jarak, lokasi, kondisi perjalanan, dan fasilitas transportasi yang tersedia untuk menuju tempat praktik dokter.
Pemilihan tenaga medis
Selamat kami ucapkan kepada anda yang telah mendapatkan kehamilan. Setelah berjuang mencari tahu cara agar cepat hamil, rupanya perjuangan kita sebagai manusia masih belum selesai. Perjuangan selanjutnya tentunya adalah merawat kehamilan hingga janin dalam kandungan lahir dengan sehat.
Salah satu hal yang ingin penulis kemukakan disini adalah pemilihan tenaga medis yang mendampingi selama kehamilan antara bidan atau dokter kandungan. Keduanya sebetulnya sama-sama terlatih dalam mendampingi jalannya kehamilan, lalu dimanakah bedanya?
Biaya Pemeriksaan
Tentunya perawatan kehamilan dengan didampingi dokter kandungan jauh lebih mahal dibandingkan dengan bidan. Hal ini sejalan dengan kondisi dimana seorang dokter kandungan seharusnya memiliki ilmu teori yang lebih banyak dibanding seorang bidan. Namun demikian penulis juga yakin bahwa seorang bidan pasti memiliki pengalaman yang tidak kalah banyaknya dalam menolong ibu hamil menjalani proses persalinan.
Biaya Persalinan
Bersalin dengan menggunakan jasa bidan tentunya jauh lebih murah dibanding dengan dokter kandungan. Namun demikian perlu diingat bahwa biaya persalinan sangat tergantung dari rumah sakit tempat kita bersalin. Terkadang ada paket bersalin yang ditawarkan oleh beberapa rumah sakit khusus bersalin.
Peralatan Pendukung
Seorang bidan umumnya hanya menggunakan peralatan sederhana untuk melihat kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Bidan akan memeriksa tekanan darah dan perkembangan berat badan ibu untuk menentukan kesehatan. Dokter kandungan dapat menggunakan alat USG untuk memeriksa kesehatan janin di dalam kandungan seperti lingkar kepala, jenis kelamin hingga kemungkinan organ tubuh yang tidak tumbuh sempurna.
Jenis Persalinan
Dalam dunia medis, seorang bidan hanya diperkenankan untuk menolong persalinan yang tergolong normal dan maksimal menggunakan alat bantu persalinan seperti vakum atau tang. Dokter kandungan tentunya dapat melakukan persalinan dengan cara operasi sesar.
Quote:
komenya beserta alasan ya gan


Diubah oleh harunza 27-11-2013 11:25
0
4.7K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan