- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CINTA ONET #part1


TS
meneer25
CINTA ONET #part1
Gue gak pernah suka masa orientasi di sekolah biasa disebut MOS. Acara perkenalan sekola untuk murid-murid baru ini dia pikir mengerikan. Dimana para senior menyuruh-nyuruh murid baru, memberi nama dengan nama yang aneh-aneh. Berpenampilan aneh pula dengan rambut diikat sesuai tanggal kelahiran. So what??? Beruntung bagi mereka yang tanggal lahirnya 1 atau 2, kalau yang lebih dari angka 20?? Gak bisa dibayangin deh itu kuncirnya gimana.
Gue Kurnia Pamela, panggil aja Nia. Kebetulan gue lahir tanggal 2 jadi yaa gak malu-malu amat lah dibandingkan temen gue yang lahir tanggal 12. Baru kenalan sih tapi gue udah cukup akrab sama dia. Namanya Ratna Sari, biasa sih gue panggil Nana. Waktu MOS gue satu meja sama dia dan kita pun berkenalan. Di belakang gue ada cewek yang pertama kali gue ngeliat dia, dia orangnya polos. Gak taunya setelah lo kenal dia, dia orangnya bawel abis! Namanya Nurcahyani, panggil aja Cahya meskipun kadang-kadang gue manggil dia Nur soalnya gak pantes aja dia dipanggil dengan nama Cahya. Kemana-mana yang diomongin senior kece. Gue sama Nana yang cuma heran aja ngeliat dia yang begitu antusias ngeliat senior yang dia anggap kece itu padahal menurut gue sih biasa aja. Selera dia mungkin gak setinggi selera gue
Waktu itu murid-murid baru dikumpulkan di sebuah aula. Gue, Nana dan Cahya jalan bertiga menuju ke aula. Seperti biasa, Cahya sepanjang jalan ngomongin senior yang kece-kece. Dan yang paling memalukan adalah dimana saat dia ngeliat senior yang merupakan cowok idaman baginya, dia kayak histeris gitu. Malu-maluin banget! Gue tarik tangan Nana untuk segera menjauh dari dia yang lagi megap-megap ngeliat senior itu. Baru ketemu dia aja udah gitu apalagi ketemu Taylor Lautner. Tetapi ketika gue sama Nana kabur menjauhi Cahya, sebelum pintu masuk aula ada senior yang sedang berdiri dengan badan yang bersandar di tembok senyum-senyum ngeliat gue sama Nana lari. Senyumnya manis…. Entah dia tau apa yang terjadi atau dia kesemsem sama salah satu diantara gue dan Nana.
Kembali lagi ke Cahya. Dia selalu ingin mencari tahu nama senior itu. Lalu ketika murid-murid baru disuruh untuk meminta tanda tangan para senior, yang paling pertama dia minta tanda tangannya adalah senior itu. Ya, senior yang udah bikin dia terpesona. Ia menghampiri senior itu dan dengan senangnya dia tau nama dari senior itu. Namanya Arya. Entah ada apa dengan cewek-cewek sekolah baru gue yang kayaknya ngefans sama Arya.
Setelah melalui masa MOS dan sudah duduk di kelas. Oh iya, gue, Nana dan Cahya satu kelas. Gue dan Nana satu meja sedangkan Cahya duduk di depan kami dengan teman baru, namanya Wulan. Beberapa hari setelah itu, senior yang sedang berdiri dekat pintu aula datang ke kelas kami. Seperti biasa dengan senyum manis ia masuk ke kelas kami. Dan yang gue tau namanya dia itu Fatir. Gak tau kenapa dia udah menghipnotis dan membius gue dengan senyuman manisnya yang sumringah itu.
“Lo kenapa Ni, senyum-senyum sendiri? Lo suka sama doi?” tanya Cahya.
“Ha? Engga kok gue cuma seneng aja ngeliat senyumnya, gak dibuat-buat.” jawab gue dengan pipi yang tiba-tiba memerah.
“Ah lo jangan bohong sama gue, bilang aja kali kalau suka. Mau gue bantuin buat deket sama doi?” Cahya mendekati gue sambil menaikkan alis untuk meyakinkan.
“Ummm.. Boleh deh hihi.” gue mendaratkan sedikit cubitan ke pipinya.
Nana dan Wulan cuma ketawa-ketawa melihat gue diejek oleh Cahya.
Waktu terus berlalu. Kemana-mana gue cuma bertiga sama Nana dan Wulan, tanpa Cahya. Ya.. dia berhasil menarik hati kak Arya tapi mereka belum pacaran, baru sebatas pedekate. Sepulang sekolah dia langsung menemui Arya yang sudah menunggu di depan kelas kami.
Keesokan harinya, sehabis pelajaran Bahasa Indonesia handphone milik Cahya bergetar ada pesan masuk yang kebetulan sedang gue pinjem. Gak sengaja pesannya kebuka dan ternyata pesan itu dari…… kak Fatir! Senior yang selama ini gue suka dengan senyum manisnya ternyata mereka berdua sedang dekat. Langsung gue kasih handphone miliknya.
“Tuh ada SMS dari kak Fatir.” ketus gue
“Oh ya?” jawab Cahya merasa gak enak sama gue
Dia minta maaf sama gue dan menjelaskan semuanya. Ternyata dugaan gue yang mengira dia sedang dekat sama kak Fatir salah, mereka berkomunikasi karena kak Fatir suka sama gue.
(APAAA??? Kak Fatir suka sama gue??)
Ada perasaan bangga tersendiri karena yang gue tau dia ketua OSIS di sekolah kami. Seorang ketua OSIS suka sama gue?? Mungkin itu keberuntungan gue hahaha ;
Gue mulai pendekatan sama kak Fatir. Meskipun hanya di sms dan telepon. Karena gue selalu menolak ketika doi mengajak gue jalan. Setelah kurang lebih sebulan gue dekat sama dia, dia nembak gue. Oh my God! Gue gak percaya doi bakal nembak gue dalam waktu yang singkat itu. Dan dengan rasa gak percaya kalau doi nembak gue, gue bilang iya gue mau jadi pacar dia karena waktu itu juga gue suka dengannya. Gue mulai smsan dan jalan bareng sama dia. Mulai dari berangkat dijemput, dan pulang dianterin. Jadi gue gak kaya jelangkung lah yang datang tak dijemput pulang tak diantar
Dan sebenarnya itu pacar apa tukang ojek ya padahal gue gak mau dianter jemput sama dia karena rumah kita emang beda arah dan lumayan jauh. Tapi doi pengen banget buat nganter jemput gue. Yaudahlah nevermind~
Gue Kurnia Pamela, panggil aja Nia. Kebetulan gue lahir tanggal 2 jadi yaa gak malu-malu amat lah dibandingkan temen gue yang lahir tanggal 12. Baru kenalan sih tapi gue udah cukup akrab sama dia. Namanya Ratna Sari, biasa sih gue panggil Nana. Waktu MOS gue satu meja sama dia dan kita pun berkenalan. Di belakang gue ada cewek yang pertama kali gue ngeliat dia, dia orangnya polos. Gak taunya setelah lo kenal dia, dia orangnya bawel abis! Namanya Nurcahyani, panggil aja Cahya meskipun kadang-kadang gue manggil dia Nur soalnya gak pantes aja dia dipanggil dengan nama Cahya. Kemana-mana yang diomongin senior kece. Gue sama Nana yang cuma heran aja ngeliat dia yang begitu antusias ngeliat senior yang dia anggap kece itu padahal menurut gue sih biasa aja. Selera dia mungkin gak setinggi selera gue

Waktu itu murid-murid baru dikumpulkan di sebuah aula. Gue, Nana dan Cahya jalan bertiga menuju ke aula. Seperti biasa, Cahya sepanjang jalan ngomongin senior yang kece-kece. Dan yang paling memalukan adalah dimana saat dia ngeliat senior yang merupakan cowok idaman baginya, dia kayak histeris gitu. Malu-maluin banget! Gue tarik tangan Nana untuk segera menjauh dari dia yang lagi megap-megap ngeliat senior itu. Baru ketemu dia aja udah gitu apalagi ketemu Taylor Lautner. Tetapi ketika gue sama Nana kabur menjauhi Cahya, sebelum pintu masuk aula ada senior yang sedang berdiri dengan badan yang bersandar di tembok senyum-senyum ngeliat gue sama Nana lari. Senyumnya manis…. Entah dia tau apa yang terjadi atau dia kesemsem sama salah satu diantara gue dan Nana.
Kembali lagi ke Cahya. Dia selalu ingin mencari tahu nama senior itu. Lalu ketika murid-murid baru disuruh untuk meminta tanda tangan para senior, yang paling pertama dia minta tanda tangannya adalah senior itu. Ya, senior yang udah bikin dia terpesona. Ia menghampiri senior itu dan dengan senangnya dia tau nama dari senior itu. Namanya Arya. Entah ada apa dengan cewek-cewek sekolah baru gue yang kayaknya ngefans sama Arya.
Setelah melalui masa MOS dan sudah duduk di kelas. Oh iya, gue, Nana dan Cahya satu kelas. Gue dan Nana satu meja sedangkan Cahya duduk di depan kami dengan teman baru, namanya Wulan. Beberapa hari setelah itu, senior yang sedang berdiri dekat pintu aula datang ke kelas kami. Seperti biasa dengan senyum manis ia masuk ke kelas kami. Dan yang gue tau namanya dia itu Fatir. Gak tau kenapa dia udah menghipnotis dan membius gue dengan senyuman manisnya yang sumringah itu.
“Lo kenapa Ni, senyum-senyum sendiri? Lo suka sama doi?” tanya Cahya.
“Ha? Engga kok gue cuma seneng aja ngeliat senyumnya, gak dibuat-buat.” jawab gue dengan pipi yang tiba-tiba memerah.
“Ah lo jangan bohong sama gue, bilang aja kali kalau suka. Mau gue bantuin buat deket sama doi?” Cahya mendekati gue sambil menaikkan alis untuk meyakinkan.
“Ummm.. Boleh deh hihi.” gue mendaratkan sedikit cubitan ke pipinya.
Nana dan Wulan cuma ketawa-ketawa melihat gue diejek oleh Cahya.
Waktu terus berlalu. Kemana-mana gue cuma bertiga sama Nana dan Wulan, tanpa Cahya. Ya.. dia berhasil menarik hati kak Arya tapi mereka belum pacaran, baru sebatas pedekate. Sepulang sekolah dia langsung menemui Arya yang sudah menunggu di depan kelas kami.
Keesokan harinya, sehabis pelajaran Bahasa Indonesia handphone milik Cahya bergetar ada pesan masuk yang kebetulan sedang gue pinjem. Gak sengaja pesannya kebuka dan ternyata pesan itu dari…… kak Fatir! Senior yang selama ini gue suka dengan senyum manisnya ternyata mereka berdua sedang dekat. Langsung gue kasih handphone miliknya.
“Tuh ada SMS dari kak Fatir.” ketus gue
“Oh ya?” jawab Cahya merasa gak enak sama gue
Dia minta maaf sama gue dan menjelaskan semuanya. Ternyata dugaan gue yang mengira dia sedang dekat sama kak Fatir salah, mereka berkomunikasi karena kak Fatir suka sama gue.
(APAAA??? Kak Fatir suka sama gue??)
Ada perasaan bangga tersendiri karena yang gue tau dia ketua OSIS di sekolah kami. Seorang ketua OSIS suka sama gue?? Mungkin itu keberuntungan gue hahaha ;

Gue mulai pendekatan sama kak Fatir. Meskipun hanya di sms dan telepon. Karena gue selalu menolak ketika doi mengajak gue jalan. Setelah kurang lebih sebulan gue dekat sama dia, dia nembak gue. Oh my God! Gue gak percaya doi bakal nembak gue dalam waktu yang singkat itu. Dan dengan rasa gak percaya kalau doi nembak gue, gue bilang iya gue mau jadi pacar dia karena waktu itu juga gue suka dengannya. Gue mulai smsan dan jalan bareng sama dia. Mulai dari berangkat dijemput, dan pulang dianterin. Jadi gue gak kaya jelangkung lah yang datang tak dijemput pulang tak diantar

Dan sebenarnya itu pacar apa tukang ojek ya padahal gue gak mau dianter jemput sama dia karena rumah kita emang beda arah dan lumayan jauh. Tapi doi pengen banget buat nganter jemput gue. Yaudahlah nevermind~


anasabila memberi reputasi
1
1.2K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan