Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bedubedaAvatar border
TS
bedubeda
kakek Hamid & Nenek Aisyah masih berjuang untuk pendidikan << Pahlawan Pendidikan
kakek Hamid &amp; Nenek Aisyah masih berjuang untuk pendidikan &lt;&lt; Pahlawan Pendidikan

Merdeka.com - Meski usianya telah uzur, Abdul Hamid (80), warga Jalan Genteng Durasim No 9, Surabaya, Jawa Timur, tak pernah bosan membagi ilmu pengetahuannya kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Di rumahnya yang kecil, bapak dua anak ini mendirikan sekolah gratis yang diberi nama Sekolah Dasar Islam Tarbiyatul Aitam.

Dengan ruang belajar yang sempit, berukuran sekitar 2x3 meter di rumahnya itu, enam pasang meja-kursi belajar tertata rapi. Juga terdapat perpustakaan dengan buku-buku pelajaran kuno, khusus sekolah dasar.

Di tempat ini pula, setiap hari antara pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, bersama istrinya Dewi Aisyah (48), Abdul Hamid mengajari murid-muridnya ilmu bermanfaat meski hanya setingkat sekolah dasar.

Meski tak dibayar alias gratis, sepasang kakek nenek ini ikhlas membagi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya yang rata-rata berasal dari anak warga Madura tetapi tinggal di Surabaya. Orang tua anak-anak ini tak mampu menyekolahkan di sekolah formal sehingga mereka hanya menitipkan anak-anaknya itu kepada Abdul Hamid.

"Jam pelajaran saya mulai seperti sekolah-sekolah umum lainnya. Saya mengajar mulai Senin sampai Sabtu, dari pukul 07.00 hingga pukul 11.00 WIB. Tapi, kadang kalau hari Sabtu banyak yang tidak masuk," ungkap Hamid saat ditemui di kediamannya, Senin sore (25/11).

Profesi yang dijalani Hamid ini, sudah sejak 50 tahun silam dan dia tak pernah memungut biaya sepeserpun dari orang tua para siswanya.

Meski terkadang, ada yang memberi ala kadarnya sebagai ganti biaya pendidikan anak-anaknya. "Sekarang murid-murid saya jumlahnya ada 23 orang. Itu total dari kelas 1 sampai 6 SD," kata dia sambil menunjukkan data murid yang dimilikinya.

Sementara warga sekitar menganggap Hamid-Aisyah sebagai pejuang pendidikan. Sebagai sosok guru dan warga teladan yang patut dibanggakan.

"Saya tak pernah menarik ongkos belajar dari mereka. Tapi terkadang mereka ngasih saya seikhlas mereka. Kalaupun mereka tak ngasih apapun, saya tetap akan mengajar anak-anak mereka. Yang penting mereka bisa belajar dengan tekun. Kasihan, tidak ada yang mempedulikan nasib pendidikan mereka," ungkap Hamid lirih.

Hamid yang saat itu mengenakan baju kokoh tersebut mengaku, memang sekolahnya itu kerap disambangi banyak orang. Namun, tak satupun dari mereka yang bisa mengembangkan sekolah gratis yang didirikannya.

"Saya dan istri sebenarnya malu dengan tetangga jika sering menerima bantuan dari berbagai pihak. Dikiranya kami meminta belas kasihan. Padahal, kami melakukan ini ikhlas dan demi kebaikan dunia pendidikan di Surabaya," ungkap Aisyah menimpali keterangan suaminya.

Aisyah juga mengungkap, meski hidup sederhana dan serba kekurangan, mereka tetap bisa bertahan dan bersyukur. "Meski hidup kami kurang, tapi buktinya kami tetap bisa bertahan dan kegiatan belajar-mengajar ini juga tetap bisa berlangsung sampai sekarang ini," tandas Aisyah.

sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/mes...endidikan.html

emoticon-Matabelo kakek Hamid & Nenek Aisyah salah satu yang pantas diberi gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

gmn pendapat Kaskuser ????
Diubah oleh bedubeda 26-11-2013 02:17
0
2.3K
6
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan