13 Maret 2014, namaku Eli, 35 tahun. Hari itu merupakan hari yang cukup melelahkan buatku di kantor karena kerjaan yang menumpuk setelah libur yang cukup panjang karena adanya hari kejepit. Sorenya sekitar pukul 15:35, daerah kantor ku yang terletak di Jakarta Selatan yang menjadi perbatasan wilayah Jakarta – Depok diguyur hujan yang cukup deras. Begitu kulihat di jendela kantor ku, “Hmmmm… Sial!” jeritku dalam hati, “Ga ada jas ujan lagi di tas, gimana mau pulang nih.” Aku yang keseharianku menggunakan Honda Tiger selama 4 tahun ini, merasa cukup tertipu dengan cuaca cerah di pagi hari.
Begitu jam desktop ku menunjukkan pukul 16:00, aku langsung beranjak dari tempat dudukku menuju parkiran motor di bawah, tanpa berpikir panjang lagi. Dipikiranku hanya bagaimana supaya bisa tiba di rumah dengan cepat berkumpul bersama istri dan anak2ku. Sesampainya di parkiran motor, langsunglah aku menyalakan motorku dan pulang lewat jalan belakang kantor.
Kupacu motorku agak cepat, dengan harapan bisa tiba di rumah sekitar pukul 17:00. Yah, maklumlah jarak antara kantorku yang terletak di Jakarta Selatan dengan rumah di Jakarta Timur berjarak 20km, belum lagi ditambah dengan kemacetan kota Jakarta. Dan benar saja, selama perjalanan aku melihat mobil penuh sesak, dan hanya memberi ruang sedikit kepada pengendara motor. “Ini lah keuntungan naik motor” pikirku, sambil selap-selip di antara mobil2.
Pukul 17:15 aku tiba di rumah, disambut hangat oleh Tasya, istriku. “Mana anak-anak, say?” tanyaku. “Andrea (anakku paling kecil berumur 3tahun) masih tidur, Kenai (anakku yang kedua, berumur 6tahun) lagi main diatas sama Peter (anakku paling besar, berumur 11tahun).” Lalu kami mengobrol sambil menonton TV. Tak lama kemudian, Andrea bangun dan langsung memanggilku “Papi Bul!” itulah panggilanku di rumah. Panggilan itu dimulai karena tadinya badanku cukup gembul dengan tinggi 180 dan berat 103kg, tapi sekarang sudah menjadi 85kg. Istriku lebih sering memanggilku dengan “Papi Bear” karena fisikku yang mirip2 Beruang Grizzly.