Tante Rili 
TipsAsik Nekat Tentang Pariwisata Bali
Terdapat 10 air terjun di Kabupaten Buleleng. Salah satu yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah air terjun kembar Gitgit atau air terjun Campuhan (Gitgit Twin Waterfall).
Nama Gitgit berasal dari nama desa tempat air terjun ini berada.
Obyek wisata ini menjadi unik dan penuh dengan daya tarik karena alamnya yang mempesona, yang dibentuk oleh hijau segarnya tanaman, gemuruh terjunnya air, beningnya air di sela-sela bebatuan yang bertebaran, serta sesekali di selingi kicauan burung, sehingga sangat ideal untuk lo para pelancong buat mandi, berendam di daerah terbuka alami.
Sedikit ngebahas Sejarah tentang Obyek Wisata Air Terjun Gitgit Sob,
Sejarah Objek Wisata Air Terjun Gitgit
Pada zaman penjajahan Belanda yang bermarkas di Persanggrahan Gitgit, Objek Wisata Air Terjun Gitgit dulu dikenal sebutan “Ceburan Tuan” (Sebagai tempat pemandian Tuan-tuan Belanda) yang kemudian dikembangkan dengan baik tahun 1939 oleh seorang Pegawai Belanda yang bernama : “Dr.Chooykas” yang pada saat itu bertugas sebagai Kepala Liefring Van der Tuuk yang kini dikenal dengan Gedong Kertya.
Air Terjun Gitgit merupakan objek wisata alam yang intak, unik, alami, magis, mempunyai pemandangan sangat naturalistik dan menawan serta lestari sebagai suatu wisata alam. Udaranya sangat sejuk dan menyegarkan angin cendrung berhembus lamban dan semilir, sehingga menamba kesegaran.
Air Terjun Gitgit mempunyai ketinggian ± 65 meter, sumber air pada objek wisata ini berasal dari berbagai mata air sepanjang aliran sungai dan hulu sungai, mata air yang keluar disepanjang tebing relatif bersifat konstan disebabkan karena daerah wisata air terjun disangga oleh hutan, resepan Danau Buyan dan Tamblingan kwalitas air sangat jernih, alami dan bebas polusi limbah.
Obyek wisata Air terjun Gitgit ini terletak di desa Gigit, kecamata Sukasada, pada jarak sekitar 10 Km dari kota Singaraja atau sekitar 70 Km dari Kota Denpasar, pada ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Objek wisata ini merupakan satu daerah pencapaian dengan monumen perjuangan “Wira bhuana Pangkung Bangka”. Monumen ini berwujud tugu dan patung aksi perjuangan rakyat melawan penjajahan Belanda.
lokasi monumen ini diapit oleh tebing dan jurang yang sangat terjal. Jurangnya yang terjal disebut “pangkung bangka”, dan disanalah dulunya warga sekitar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda sampai hingga akhirnya sekarang dibuatkannya monumen ini sebagai penghormatan untuk para pejuang yang telah gugur disana. Daerahnya berada pada ketinggian kurang lebih 600 meter. Di kanan-kirinya dapat dijumpai kebun kopi cengkeh yang subur.
Setelah sampai di Tempat parkir Obyek wisata Gitgit sob Selanjutnya setelah memarkir kendaraan di parkiran yang terletak di jalan raya utama, perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih 500 m menuju lokasi air terjun berada. Ada petunjuk arah yang jelas di sana. Jalan setapak ini memiliki lebar 1 m dengan kontur medan berundak naik turun dan berkelok-kelok. Akan tetapi jalan kecil ini sudah terlihat rapi dengan dasar yang berpaving, juga berpagar besi. Setelah sekitar 50 m berjalan dari tempat parkiran akan ditemui loket pintu masuk.
Dari loket masuk ini perjalanan diteruskan, masih melewati jalan setapak akan tetapi medannya lebih berat dengan kemiringan mendekati 45 derajat. Jalanan setapak ini melewati persawahan dan rumah penduduk. Sesudah itu melewati kios-kios yang banyak menjual kerajinan souvenir khas Bali.
Kelelahan dan keringat yang habis untuk berjalan menuju tempat wisata ini akan terbayar lunas saat kita sampai di Air Terjun Gitgitnya
sob!