Etika Curhat
Saat emosi sudah tidak terbendung, kebanyakan orang memilih curhat pada pasangan, sahabat, atau keluarga untuk mengeluarkan seluruh perasaannya. Namun keberadaan orang terdekat ini sering kali dimanfaatkan secara berlebihan, sampai-sampai mereka merasa menjadi tempat sampah dari seluruh kegilaan hidup Anda. Berikut tip menjadi pencurhat yang baik.
No more drama
Quote:
Ini berkaitan dengan waktu dan tempat curhat Anda. Tolong hindari jam kerja, event reuni, atau acara keluarga besar, saat terlalu banyak keramaian di sekitar Anda. Tidak semua orang perlu tahu soal pertengkaran besar Anda dengan pasangan yang mungkin berujung pada putusnya hubungan. Meskipun Anda melakukannya dengan berbisik-bisik pada sahabat Anda, hal ini mungkin mengundang rasa penasaran orang lain yang pada akhirnya membuat Anda dan sahabat tidak nyaman.
Keep it private
Quote:
Apa definisi Anda soal orang terdekat? Jawab pertanyaan itu dengan saksama sebelum Anda mengeluarkan unek-unek Anda pada orang lain. Masalah yang awalnya kecil bisa seakan-akan menjadi besar saat terlalu banyak orang yang tahu. Jika tidak pilih-pilih tempat curhat, keluh kesah Anda yang bosan dengan pekerjaan kantor, bisa berkembang menjadi kabar bahwa Anda ingin berhenti. Situasi Anda akan lebih sulit saat berita ini sampai di telinga kolega, bos, atau bagian HRD Anda. Jangan salahkan orang lain soal gosip tersebut, karena mungkin Anda sendiri lah sang penyebar berita.
Diam dan dengarkan
Quote:
Sungguh egois jika Anda berpikir bahwa Anda hanya perlu didengarkan, bukan dikritik oleh sahabat. Wajar jika mereka mengungkapkan pendapatnya soal masalah Anda. Hargai usaha dan dengarkan saran mereka untuk membantu Anda. Mereka hanya ingin Anda terbebas dari kebingungan dan tidak kembali dengan masalah yang sama. Mendengarkan keluhan yang sama berulang-ulang, itu lebih membosankan dan melelahkan daripada menyelesaikan beberapa masalah yang berbeda sekaligus.
Know your limit
Quote:
Untuk kasus tertentu yang pelik, curhat bisa jadi tidak menyelesaikan masalah. Anda hanya merasa lebih tenang dengan berbagi beban tersebut dengan seseorang. Teman Anda mungkin tidak keberatan untuk menjadi pendengar. Namun itu bukan lampu hijau untuk terus mengganggunya setiap kali ada update terbaru. Masalah itu tetap menjadi urusan Anda, bukan urusannya. Cobalah lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah Anda sendiri.
Sekarang giliran Anda
Quote:
Kasus yang banyak terjadi, setelah panjang lebar curhat soal ini-itu, Anda akan ‘menagih’ giliran sahabat untuk mengungkapkan unek-uneknya. Dengan segala cara, Anda berusaha mengorek informasi darinya. Babes, curhat itu bukan arisan. Tidak semua orang wajib dapat giliran. Hargai privasi orang lain yang tidak mau membicarakan masalah yang sedang dihadapinya. Tidak selalu dijadikan tempat curhat bukan berarti Anda berhenti menjadi sahabatnya.
Quote: