- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Keluarga Korban Beberkan Dugaan Malpraktik dr Ayu, Seperti Ini Ceritanya


TS
MuhammadAveSina
Keluarga Korban Beberkan Dugaan Malpraktik dr Ayu, Seperti Ini Ceritanya
Quote:
Dont Judge Before Read
Aksi keprihatinan terhadap terpidana dugaan malpraktik, dr Dewa Ayu Sasiary Prawani dan kolega, terus menggema. Di kalangan dokter, kematian pasien sudah menjadi sebuah risiko medis.
Namun bagi Yulin Mahengkeng, ibu Julia Fransiska Makatey yang meninggal saat operasi caesar, medio April 2010 lalu, berkata lain. Ada proses pembiaran terhadap anaknya yang sudah dalam keadaan gawat dan harus segera dioperasi.
Yulin kemudian menceritakan kembali kejadian yang berawal pada tanggal 9 April 2010 lalu. Saat itu anaknya, masuk ke Puskesmas di Bahu Kecamatan Malalayang jelang melahirkan. Tanda-tanda melahirkan terlihat pukul 04.00 WITA, keesokan harinya, setelah pecah air ketuban dengan pembukaan 8 hingga 9 Centimeter.
Tapi dokter Puskemas merujuk ke RS Prof dr Kandou Malalayang karena Fransiska mempunyai riwayat melahirkan dengan cara divakum pada anak pertamanya. "Kami tiba pukul 07.00 WITA, lalu dimasukkan ke ruangan Irdo," kata Yulin kepada detikcom, Senin (25/11/2013) malam.
Karena hasil pemeriksaan terjadi penurunan pembukaan hingga 6 cm, pagi itu Fransiska lalu diarahkan ke ruang bersalin. Yulin lalu mengatakan, saat itulah seakan terjadi pembiaran terhadap anaknya, karena terkesan mengulur waktu menunggu persalinan normal.
"Padahal anak saya harus dioperasi karena air ketuban sudah pecah dan kondisinya sudah lemah," terangnya.
Hingga malam hari sekitar pukul 20.00 WITA, tindakan melakukan operasi baru dilakukan dr Ayu dan dua rekannya. Keluarga pun bolak-balik ruang operasi dan apotek untuk membeli obat. Dengan kondisi tidak membawa uang cukup, tawar-menawar obat dan peralatan terjadi.
"Bahkan saya coba menjamin kalung emas yang saya pakai, sambil menunggu uang yang masih dalam perjalanan, tapi tetap tidak dihiraukan. Operasi pun akhirnya mengalami penundaan," beber Yulin.
Lanjutnya, pada pukul 22.00 WITA, uang dari adiknya pun tiba. Jumlahnya pun tidak mencukupi seperti permintaan pihak rumah sakit. Setelah bermohon berulang kali, operasi kemudian dilaksanakan. 15 menit kemudian, dokter keluar membawa bayi dan memberi kabar anaknya dalam keadaan sehat. Tapi hanya berselang 20 sampai 30 menit kemudian, dokter bawa kabar lagi kalau anaknya sudah meninggal dunia.
"Kami kecewa terjadi pembiaran selama 15 jam terhadap anak saya. Kenapa tindakan operasi baru dilakukan setelah kondisi anak saya sudah menderita dan tidak berdaya?" tandasnya.
"Ini jelas ada kesalahan yang dilakukan dokter, itu makanya kami keluarga melaporkan ke polisi," tambah Yulin.
Menurutnya, kejadian itu sudah beberapa kali diceritakannya ke berbagai pihak untuk membuktikan adanya pembiaran yang dilakukan para dokter yang menangani anaknya.
"Makanya saya menangis saat dengar, putusan bebas Pengadilan Negeri Manado. Tapi Tuhan dengar doa kami, karena kasasi kami dan Kejaksaan diterima Mahkamah Agung dan mengabulkan tuntutan 10 bulan penjara," tutupnya.
Atas dasar putusan MA yang mengabulkan kasasi jaksa, dr Ayu dijebloskan ke Rutan Mandeleng Manado, Jumat (8/11). dr Hendry Simanjuntak menyusul hari ini. Hanya dr Hendry Siagian yang saat ini masih buron.
[URL="http://health.detik..com/read/2013/11/25/191538/2423158/763/2/keluarga-korban-beberkan-dugaan-malpraktik-dr-ayu-seperti-ini-ceritanya"][CENTER]sumber[/CENTER][/URL]
0
1.2K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan