Jakarta – Kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap sejumlah pejabat di Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga saat ini masih belum jelas. Tidak ada yang tahu bagaimana Australia bisa menyadap Indonesia.

Meskipun demikian, pakar telematika Roy Suryo mengatakan bahwa penyadapan Australia terhadap Indonesia itu ada kaitannya dengan penjualan Indosat ke pihak asing. Roy menuding Indosat di balik kasus penyadapan yang terjadi tahun 2009 itu. “Sudah beberapa kali dimuat di media Australia, bahwa penjualan Indosat menjadi awal upaya penyadapan Australia terhadap Indonesia,” kata Roy yang juga merupakan Menteri Pemuda dan Olahraga, seperti dikutip dari Merdeka.com, Senin (25/11/2013).

Roy mengungkapkan bahwa sejak satelit Palapa bukan milik Indonesia, sejak saat itulah penyadapan dilakukan Australia. Hal ini sangat memungkinkan karena Indosat merupakan pemilik infrastruktur telekomunikasi paling lengkap. Media Australia, The Australian juga menuliskan bahwa pemerintah Australia telah menyadap satelit Palapa. Penyadapan dilakukan oleh Australian Signals Directorate (ASD), salah satu direktorat di Kementerian Pertahanan Australia. Terkait dengan hal itu, Roy pun mendukung rencana pencabutan slot orbit 150,5 BT dari Indosat karena hanya digunakan untuk memata-matai Indonesia. Indosat juga dituding ada kaitannya dengan keluarnya Timor Timur dari Indonesia. Menanggapi pernyataan Roy, President Director and CEO Indosat Alexander Rusli pun mempertanyakan alasan kenapa Roy menuduh Indosat dibalik penyadapan Australia. Padahal menurut Rusli, para pejabat yang disadap tidak menggunakan nomor Indosat. “Coba cek lagi mereka (pejabat yang disadap) pakai nomor apa?” kata Rusli.

Hingga saat ini kejelasan mengenai alasan Australia menyadap Indonesia masih belum jelas. Berkaitan dengan kasus penyadapan ini, hubungan kerja sama antara Australia dengan Indonesia masih memanas.