- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengapa Israel (Yahudi) begitu Superior ?


TS
tautoraya
Mengapa Israel (Yahudi) begitu Superior ?
Sebelum ane berikan penjelasan yg panjang yg lebar ane tekankan bahwa thread ini tidak ada maksud SARA sama sekali melainkian hanya menambah wawasan mengenai suatu topik...
Bagi agan-agan yg tidak setuju dengan isi Thread itu semua hak agan, kembali ke pribadi masing-masing. Ane percaya agan-agan semua disini adalah orang-orang yg dewasa dan berfikiran terbuka serta pandai menyikapi sebuah berita jadi ane harap tidak ada lagi hujatan-hujatan apalagi kata-kata kasar yg mengisi Thread ini.



Perang 6 Hari atau Perang Arab-Israel 1967 adalah perang yang berlangsung selama 6 hari, tepatnya antara tanggal 5 - 10 Juni 1967. Konflik tersebut merupakan bagian dari rangkaian konflik bersenjata antara Israel melawan keroyokan negara-negara Arab yang diwakili oleh Mesir, Suriah, & Yordania dengan mendapat bantuan aktif dari negara-negara Arab lainnya seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, Aljazair, dan Sudan. Pasca perang yang dimenangkan oleh Israel tersebut, wilayah Israel bertambah luas, sementara wilayah negara-negara Arab tetangganya menyusut.
Sesuai namanya Perang Enam Hari, perang ini berlangsung kurang dari enam hari atau selama 132 jam 30 menit namun berlangsung enam hari penuh di Suriah. Perang ini mulai pecah pada tanggal 5 Juni 1967 ketika Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir yang telah mempersiapkan 1.000 tank dan 10.000 pasukan yang disiagakan sebelumnya di perbatasan dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan Israel.
Adapun berbagai latar belakang yang menjadi penyebab terjadinya perang ini adalah :
1. Akibat Perang Arab-Israel Pada Tahun 1948 Dan 1956
Kekalahan Arab pada perang Arab-Israel pada tahun 1948 dan 1956 menimbulkan ketidakpuasan pada bangsa Arab. Akibat kekalahan itu pasukan UNEF dari PBB dikirim untuk berjaga-jaga di Semenanjung Sinai Untuk mengamankan daerah itu agar bebas dari tentara dan gerilyawan sehingga perang bisa terhindarkan untuk sementara. Walaupun hal ini sempat mewujudkan perdamaian Mesir dengan Israel, namun hal ini tidak serta merta menyelesaikan konflik. Pada tahun 1956 karena tidak adanya kepastian penyelesaian dan resolusi mengenai masalah-masalah itu menyebabkan keseimbangan yang tidak pasti antar negara-negara Arab dengan Israel. Hal itu membuat negara-negara Arab tidak mengakui kedaulatan Israel, sehingga membuat mereka meendorong gerilyawan-gerilyawan untuk menyerang sasaran-sasaran Israel
2. Israel Dan Suriah
Suriah yang mendukung serangan-serangan terhadap Israel yang sering memasuki Yordania, mulai menembaki komunitas rakyat Israel di timur Danau Galilea dari posisinya Dataran Tinggi Golan, sebagai bagian dari perselisihan atas penguasaan Zona Demiliterisasi, yaitu tanah kecil yang diklaim oleh Israel dan Suriah. Hal ini semakin memperbesar konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.
BERJALANNYA PERANG
Tanggal 5 Juni 1967 di bawah kode sandi "Operasi Fokus", pesawat-pesawat tempur Israel secara mendadak melancarkan serangan ke pangkalan-pangkalan udara milik Mesir. Akibat serangan tersebut, Mesir yang sebelum perang merupakan negara Arab dengan kekuatan militer terlengkap & termodern kehilangan sebagian besar pesawat tempurnya. Total, ada 338 pesawat Mesir yang hancur akibat serangan tersebut. Hancurnya pesawat-pesawat tempur Mesir di lain pihak memberikan keuntungan bagi Israel yang kini bisa mendominasi front udara di sisa Perang 6 Hari.
Pada tanggal yang sama, pasukan darat Israel yang sudah disiagakan di sepanjang perbatasan Israel-Mesir juga mulai bergerak memasuki wilayah Mesir dengan harapan bisa memanfaatkan kelengahan Mesir yang masih terkaget-kaget akan serangan udara mendadak Israel. Awalnya Mesir mengira kalau Israel akan menyerang wilayah darat Mesir dari arah Sinai tengah & selatan seperti dalam konflik Suez di tahun 1956. Namun tanpa disangka-sangka, Israel ternyata melancarkan serangan dari arah Sinai utara & tengah.
Pasukan Israel awalnya mengalami kesulitan saat harus bergerak lebih jauh di Sinai karena terhalang oleh pasukan Mesir yang terkonsentrasi di Abu-Ageila. Namun dengan cerdik, mula-mula Israel menerjunkan pasukan penerjun payungnya di belakang garis depan pertempuran untuk menyabotase artileri milik pasukan Mesir. Rusaknya artileri pasukan Mesir lantas diikuti dengan pergerakan pasukan darat Israel yang mulai mengepung Abu-Ageila dari segala penjuru.
Pasukan Mesir di Abu-Ageila yang sudah dikeroyok dari segala arah sempat berusaha melawan sekuat tenaga. Namun setelah melalui pertempuran sengit selama 3,5 hari, pasukan Mesir akhirnya memilih untuk mundur meninggalkan Sinai & Abu-Ageila pun jatuh ke tangan Israel. Dengan mundurnya pasukan Mesir, selebihnya berjalan relatif mudah bagi Israel & pasukan Israel terus bergerak secara perlahan tapi pasti ke arah Sinai barat. Memasuki tanggal 8 Juni 1967, wilayah Semenanjung Sinai akhirnya berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Israel.
Tanggal 8 Juni juga diwarnai dengan insiden penyerangan kapal perang AS, USS Liberty, oleh armada Israel di Laut Mediterania. Akibat serangan tersebut, USS Liberty mengalami kerusakan & 34 awak kapalnya harus kehilangan nyawa. Israel meminta maaf akan serangan tersebut sambil berdalih kalau mereka mengira bahwa USS Liberty adalah kapal perang Mesir. Permintaan maaf Israel tersebut diterima oleh pemerintah AS, namun peristiwa serangan USS Liberty tetap menjadi kontroversi hingga sekarang karena adanya pendapat bahwa serangan tersebut sebenarnya dilakukan secara sengaja oleh pasukan Israel. (Gila berani banget ampe berani gituin AS)
kapal USS Liberty milik Amerika yg hancur
Front Timur (Tepi Barat, Yordania)
Tanggal 5 Juni 1967 pagi, pasukan Yordania mulai membombardir wilayah timur Israel dengan tembakan artileri. Hujan tembakan artileri tersebut lalu diikuti oleh serangan udara oleh pasukan Yordania tak lama berselang. Israel lantas membalas serangan-serangan tersebut dengan serangkaian gelombang serangan udara & tembakan misil darat yang sukses menghancurkan beberapa pesawat tempur & stasiun radar milik Yordania.
Memasuki sore hari, Israel mulai melancarkan serangan darat besar-besaran untuk merebut Yerusalem. Pertempuran berjalan sengit & pasukan Israel awalnya kesulitan untuk menembus garis pertahanan pasukan Yordania yang berpengamanan tinggi & dilengkapi dengan ranjau. Namun, pasukan Israel yang dibantu oleh serangan udara akhirnya berhasil menembus garis pertahanan tersebut & mencapai tepi Yerusalem pada tanggal 7 Juni. Salah satu kunci keberhasilan dari serangan tersebut adalah karena pesawat tempur Israel menargetkan tangki bahan bakar eksternal milik tank-tank Yordania sehingga tank-tank tersebut tak bisa lagi dioperasikan.
Tank-Tank Yordania hancur
Di daerah sekitar Yerusalem, pertempuran sengit masih tetap berlangsung. Pasukan Yordania yang masih tersisa awalnya masih sanggup bertahan & bahkan sempat berhasil menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur Israel yang berdatangan. Namun, serangan udara besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Israel selama 2 jam akhirnya menamatkan perlawanan pasukan Yordania tersebut. Merasa tidak sanggup lagi bertahan lebih lama menghadapi gempuran pasukan Israel, pasukan Yordania akhirnya memilih untuk mundur & seluruh wilayah Tepi Barat pun jatuh ke tangan Israel.
Front Timur Laut (Dataran Tinggi Golan, Suriah)
Menyusul beredarnya informasi palsu bahwa pasukan Mesir berhasil menundukkan pasukan Israel & sedang bersiap menyerbu Tel Aviv, ibukota Israel saat itu, Suriah akhirnya memutuskan untuk mulai ikut terjun ke medan perang. Sebagai serangan pembuka, Suriah mengirimkan pesawat-pesawat tempurnya untuk membombardir pemukiman Israel di Galilea, namun pesawat-pesawat tempur Israel dengan sigap mencegatnya & sukses menembak jatuh 3 pesawat tempur milik Suriah.
Pada sore hari tanggal 5 Juni, Israel melancarkan serangan udara balasan ke wilayah Suriah. Pesawat-pesawat tempur mereka membombardir pangkalan-pangkalan udara milik Suriah untuk menghancurkan pesawat-pesawat tempur yang masih diparkir - meniru taktik yang mereka lakukan di hari-hari awal peperangan di front Mesir. Akibat serangan tersebut, Suriah kehilangan 30 lebih pesawat militernya & pesawat-pesawat Suriah yang masih tersisa diperintahkan untuk diparkir di wilayah Suriah yang lebih dalam.
Tanggal 9 Juni dini hari, Suriah yang sejak 5 hari sebelumnya terlibat kontak senjata kecil-kecilan dengan pasukan darat Israel mengeluarkan pernyataan gencatan senjata. Namun gencatan senjata tersebut ditolak oleh Israel yang berdalih ingin "menghukum" Suriah atas keterlibatan mereka dalam Perang 6 Hari. Maka masih di tanggal yang sama, dengan modal bocoran informasi dari Eli Cohen - mata-mata Israel yang menyamar sebagai petinggi militer Suriah - pasukan Israel mulai bersiap untuk menguasai Dataran Tinggi Golan yang terletak di perbatasan Israel & Suriah.
Tanggal 9 Juni pagi, Israel memulai agresinya dengan melancarkan serangan udara besar-besaran selama 2 jam yang sukses menghancurkan sejumlah meriam artileri & gudang logistik milik Suriah. Serangan udara tersebut juga memakan korban jiwa dalam jumlah besar sehingga imbasnya, moral pasukan Suriah mulai jatuh & banyak dari mereka yang mulai membelot atau kabur dari medan perang. Di lain pihak, tak lama sesudah serangan udara dilancarkan, pasukan darat Israel mulai digerakkan untuk menembus garis pertahanan yang dibangun oleh pasukan Suriah.

Pasukan suriah menyerah pada Israel
Pertempuran darat berjalan sulit bagi kedua belah pihak, terutama karena kondisi Dataran Tinggi Golan yang berbukit-bukit. Kendati demikian, Israel masih tetap menunjukkan superioritasnya & secara perlahan tapi pasti mereka terus bergerak lebih dalam ke wilayah Suriah. Pasukan Suriah di lain pihak hanya bisa sesekali menahan serangan pasukan Israel sebelum kemudian mundur. Memasuki tanggal 10 Juni, seluruh wilayah Golan akhirnya berhasil dikuasai oleh Israel dengan sedikit usaha karena seluruh pasukan Suriah yang masih ada di Golan ternyata sudah melarikan diri pada hari itu. Dikuasainya Golan sekaligus menandai berakhirnya Perang 6 Hari dengan kemenangan telak Israel atas tetangga-tetangganya.
KONDISI PASCA PERANG
Perang 6 Hari jika ditotal berlangsung selama sekitar 132,5 jam alias sekitar 5,5 hari. Jumlah korban tewas di pihak Israel akibat Perang 6 Hari mencapai 900 jiwa lebih, namun jumlah tersebut bisa dikatakan tidak seberapa bila dibandingkan dengan jumlah korban tewas di pihak negara-negara Arab lawannya. Mesir kehilangan 15.000 tentaranya, Yordania kehilangan 6.000 tentaranya, sementara Suriah kehilangan 2.500 tentaranya. Selain korban tewas yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, negara-negara Arab tersebut juga kehilangan lebih dari 5.000 buah tanknya.
Pasca Perang 6 Hari, wilayah Israel bertambah luas sebagai akibat dari keberhasilannya menguasai wilayah negara-negara tetangganya selama perang. Di sebelah selatan, mereka mendapatkan Semenanjung Sinai & Jalur Gaza dari Mesir. Sementara di sebelah timur, mereka mendapatkan Tepi Barat dari Yordania & Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Bulan November 1967, PBB menginstruksikan Israel untuk mundur dari wilayah-wilayah taklukannya tersebut. Namun selain daerah Sinai & Jalur Gaza, wilayah-wilayah hasil taklukan Israel dalam Perang 6 Hari tetap dikuasai oleh Israel sehingga terus memicu sengketa hingga sekarang.
Kekalahan telak yang diderita oleh negara-negara Arab dalam Perang 6 Hari tidak membuat mereka kapok untuk kembali berkonflik dengan Israel. Sejak bulan Juli 1967 alias hanya sebulan sesudah Perang 6 Hari contohnya, Mesir & Yordania terlibat pertempuran kecil-kecilan dengan Israel yang dikenal sebagai "Perang Pengurangan" (War of Attrition) hingga tahun 1970. Tahun 1973, Mesir & Suriah juga kembali terlibat perang skala besar dengan Israel dalam perang yang populer dengan nama "Perang Yom Kippur". Sesudah Perang Yom Kippur, tidak ada lagi konflik antar negara yang melibatkan Israel, namun mereka tetap terlibat pertempuran dengan milisi-milisi Palestina & Lebanon hingga sekarang
Bagi agan-agan yg tidak setuju dengan isi Thread itu semua hak agan, kembali ke pribadi masing-masing. Ane percaya agan-agan semua disini adalah orang-orang yg dewasa dan berfikiran terbuka serta pandai menyikapi sebuah berita jadi ane harap tidak ada lagi hujatan-hujatan apalagi kata-kata kasar yg mengisi Thread ini.



Quote:
Spoiler for Sejarah singkat siapa Israel itu?:
Yahudi adalah sebuah nama yang bisa dipakaikan untuk agama dan bisa pula untuk bangsa. Jadi, istilah "Agama Yahudi" dan "Bangsa Yahudi" sama-sama benar keduanya. Ini salah satu keunikan Yahudi.
Dalam Islam mereka disebut Bani Israil dan Dalam Kristen disebut Bangsa Israel/Yahudi.
Orang-orang Israel merupakan Keturunan dari Nabi Abraham/Ibrahim kemudian anaknya Ishak/Ishaq dari istrinya bernama Sarah.
Kata Israil sendiri memiliki makna “hamba Allah” atau “manusia pilihan”.
Dalam Islam mereka disebut Bani Israil dan Dalam Kristen disebut Bangsa Israel/Yahudi.
Orang-orang Israel merupakan Keturunan dari Nabi Abraham/Ibrahim kemudian anaknya Ishak/Ishaq dari istrinya bernama Sarah.
Kata Israil sendiri memiliki makna “hamba Allah” atau “manusia pilihan”.
Spoiler for Kecerdasan Orang Yahudi:
Mengapa Orang Yahudi Sangat Cerdas?
[Terdapat sekitar 14 juta orang yahudi di dunia ini; hanya sekitar 0,21 persen penduduk dunia. Namun dari sedikit orang tersebut mengapa terlahir orang-orang yang begitu hebat? Adakah pembaca budiman pernah merenungkannya? Albert Einstein, merupakan tokoh cendekiawan paling berpengaruh sepanjang abad bahkan dianugerahi oleh majalah Time sebagai “Manusia Abad ini” adalah seorang yahudi, Sigmund freud yang dinobatkan sebagai bapak Psikoanalisis adalah seorang yahudi, begitu juga dengan Paul Samuelson dan Milton Friedman.
Contoh lain dari sebagian kecil orang Yahudi yang berjasa dalam bidang kemanusiaan adalah: Benjamin Rubin yang berjasa karena penemuan jarum suntik; Jonas Salk berhasil menemukan vaksin polio; Gertrude Elion menemukan obat penyakit leukemia; Baruch Blumberg menemukan vaksinasi Hepatitis B; Paul Ehrlich menemukan obat penyakit syphilis; Elie Metchnikoff memenangkan nobel atas penemuannya terhadap penyakit menular; Bernard Katz memenangkan nobel karena menemukan transmisi molecular; Andrew Schally memenangkan nobel karena menemukan penyakit endokrinologi (penyakit yang berhubungan dengan tidak berfungsinya system endokrin, diabetes, hyperthyroidism)
Orang Yahudi dikenal unggul dalam sejumlah bidang seperti perdagangan, obat-obatan, dan keuangan sejak abad pertengahan. Mereka juga terkenal dengan kepandaian intelektual. Apa yang membuat mereka memiliki keunggulan itu menjadi misteri dalam sejarah panjang Yahudi.Dalam tulisan Manuel Trajtenberg, seorang ekonom Israel yang diterbitkan Haaretz, setiap orang Yahudi dituntut belajar membaca dan menulis setelah kehancuran Yerusalem pada 70 Masehi. Mereka dituntut memiliki ilmu pengetahuan agar dapat berasimilasi. Dengan kebutuhan itu, orang-orang Yahudi memiliki keterampilan yang penting untuk pembangunan ekonomi mereka.
Mari kita lihat beberapa Penemu-Penemu dan Inovator-inovator dunia yang merupakan orang yahudi
Kita lanjutkan fakta-fakta dan statistik di atas.
Lihatlah dalam sejarah modern:
Albert Einstein: Yahudi.
Sigmund Freud: Yahudi.
Karl Marx: seorang Yahudi.
Paul Samuelson: Yahudi.
Milton Freedman: Yahudi.
Inovasi Medis yang Paling Penting:
Penemu medis injeksi, Benjamin Rubin: Yahudi.
Penemu vaksin polio, Jonas Salk: Yahudi.
Penemu obat kanker darah (leukemia), Gertrude Ilion: seorang Yahudi.
Penemu pengobatan hepatitis C, Barukh Bloomberg: Yahudi.
Penemu obat sifilis, Paul Ehrlich: Yahudi.
Penelitian pengembangan sistem kekebalan tubuh, Eli Machenkov: Yahudi.
Penelitian Endokrinologi yang paling penting, Andrew Schally: Yahudi.
Penelitian Cognitive Therapy yang paling penting Aaron Beck: Yahudi.
Penemu Pil Gregory Pecos: Yahudi.
Studi pengobatan kanker yang paling penting, Stanley Cohen, seorang Yahudi.
Penemu dialisis dan peneliti paling penting dalam organ buatan, Willem Kulovkim: Yahudi.
Penemuan yang Mengubah Dunia:
Pusat pengembangan prosesor , Stanley Mysore: Yahudi.
Penemu reaktor nuklir, Selandia Liu: Yahudi.
Penemu serat optik, Peter Schultz: Yahudi.
Penemu lampu lalu lintas, Charles Adler: Yahudi.
Penemu stainless steel, Pino Ringkas: Yahudi.
Penemu film audio, Isador Casey: Yahudi.
Penemu mikrofon, Jeramavun Emile Berliner: Yahudi.
Penemu Perekam Video, Charles Ginsburg : Yahudi.
Pembuat Nama dan Merek:
Polo – Ralph Lauren: seorang Yahudi.
Jeans Levi – Strauss Levi: Yahudi.
Starbucks – Howard Schultz adalah Yahudi.
Google – Sergey Brin: Yahudi.
Dell – Michael Dell adalah Yahudi.
Oracle – Larry Ellison: seorang Yahudi.
DKNY-Donna Karan: Yahudi.
Baskin dan Robbins – Irv Robbins: Yahudi.
Dunkin Donuts – William Rosenberg: Yahudi.
Facebook- Mark Zuckersberg :Yahudi
Politisi dan Pengambil Keputusan:
Sekretaris Negara Amerika Serikat, Henry Kissinger: Yahudi.
Politisi AS, Joseph Lieberman : Yahudi.
Sekretaris Negara AS, Casper Enbed : Yahudi.
Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Maxim Litvinov : Yahudi.
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key: Yahudi.
Perdana Menteri Singapura, David Marshall : Yahudi.
Gubernur Australia, Ishak Isaac : Yahudi.
Perdana Menteri Inggris, Benjamin Disraeli : Yahudi.
Perdana Menteri Rusia, Yevegni Primakov : Yahudi.
Presiden Portugal, Jorge Sampaio : seorang Yahudi.
Wakil Perdana Menteri Kanada, Herb Jerry : Yahudi.
Perdana Menteri Perancis, Pierre Mendes : Yahudi.
Media Berpengaruh :
CNN – Wolf Blitzer: Yahudi.
ABC News – Barbara Walters: Yahudi.
The Washington Post – Eugene Meyer: Yahudi.
Majalah Time – Henry Grunwald: Yahudi.
The Washington Post – Katherine Graham Yahudi.
New York Times – Joseph Elevid: Yahudi.
New York Times – Max Frankel: Yahudi.
dan masih banyak lagi...
[Terdapat sekitar 14 juta orang yahudi di dunia ini; hanya sekitar 0,21 persen penduduk dunia. Namun dari sedikit orang tersebut mengapa terlahir orang-orang yang begitu hebat? Adakah pembaca budiman pernah merenungkannya? Albert Einstein, merupakan tokoh cendekiawan paling berpengaruh sepanjang abad bahkan dianugerahi oleh majalah Time sebagai “Manusia Abad ini” adalah seorang yahudi, Sigmund freud yang dinobatkan sebagai bapak Psikoanalisis adalah seorang yahudi, begitu juga dengan Paul Samuelson dan Milton Friedman.
Contoh lain dari sebagian kecil orang Yahudi yang berjasa dalam bidang kemanusiaan adalah: Benjamin Rubin yang berjasa karena penemuan jarum suntik; Jonas Salk berhasil menemukan vaksin polio; Gertrude Elion menemukan obat penyakit leukemia; Baruch Blumberg menemukan vaksinasi Hepatitis B; Paul Ehrlich menemukan obat penyakit syphilis; Elie Metchnikoff memenangkan nobel atas penemuannya terhadap penyakit menular; Bernard Katz memenangkan nobel karena menemukan transmisi molecular; Andrew Schally memenangkan nobel karena menemukan penyakit endokrinologi (penyakit yang berhubungan dengan tidak berfungsinya system endokrin, diabetes, hyperthyroidism)
Orang Yahudi dikenal unggul dalam sejumlah bidang seperti perdagangan, obat-obatan, dan keuangan sejak abad pertengahan. Mereka juga terkenal dengan kepandaian intelektual. Apa yang membuat mereka memiliki keunggulan itu menjadi misteri dalam sejarah panjang Yahudi.Dalam tulisan Manuel Trajtenberg, seorang ekonom Israel yang diterbitkan Haaretz, setiap orang Yahudi dituntut belajar membaca dan menulis setelah kehancuran Yerusalem pada 70 Masehi. Mereka dituntut memiliki ilmu pengetahuan agar dapat berasimilasi. Dengan kebutuhan itu, orang-orang Yahudi memiliki keterampilan yang penting untuk pembangunan ekonomi mereka.
Mari kita lihat beberapa Penemu-Penemu dan Inovator-inovator dunia yang merupakan orang yahudi
Kita lanjutkan fakta-fakta dan statistik di atas.
Lihatlah dalam sejarah modern:
Albert Einstein: Yahudi.
Sigmund Freud: Yahudi.
Karl Marx: seorang Yahudi.
Paul Samuelson: Yahudi.
Milton Freedman: Yahudi.
Inovasi Medis yang Paling Penting:
Penemu medis injeksi, Benjamin Rubin: Yahudi.
Penemu vaksin polio, Jonas Salk: Yahudi.
Penemu obat kanker darah (leukemia), Gertrude Ilion: seorang Yahudi.
Penemu pengobatan hepatitis C, Barukh Bloomberg: Yahudi.
Penemu obat sifilis, Paul Ehrlich: Yahudi.
Penelitian pengembangan sistem kekebalan tubuh, Eli Machenkov: Yahudi.
Penelitian Endokrinologi yang paling penting, Andrew Schally: Yahudi.
Penelitian Cognitive Therapy yang paling penting Aaron Beck: Yahudi.
Penemu Pil Gregory Pecos: Yahudi.
Studi pengobatan kanker yang paling penting, Stanley Cohen, seorang Yahudi.
Penemu dialisis dan peneliti paling penting dalam organ buatan, Willem Kulovkim: Yahudi.
Penemuan yang Mengubah Dunia:
Pusat pengembangan prosesor , Stanley Mysore: Yahudi.
Penemu reaktor nuklir, Selandia Liu: Yahudi.
Penemu serat optik, Peter Schultz: Yahudi.
Penemu lampu lalu lintas, Charles Adler: Yahudi.
Penemu stainless steel, Pino Ringkas: Yahudi.
Penemu film audio, Isador Casey: Yahudi.
Penemu mikrofon, Jeramavun Emile Berliner: Yahudi.
Penemu Perekam Video, Charles Ginsburg : Yahudi.
Pembuat Nama dan Merek:
Polo – Ralph Lauren: seorang Yahudi.
Jeans Levi – Strauss Levi: Yahudi.
Starbucks – Howard Schultz adalah Yahudi.
Google – Sergey Brin: Yahudi.
Dell – Michael Dell adalah Yahudi.
Oracle – Larry Ellison: seorang Yahudi.
DKNY-Donna Karan: Yahudi.
Baskin dan Robbins – Irv Robbins: Yahudi.
Dunkin Donuts – William Rosenberg: Yahudi.
Facebook- Mark Zuckersberg :Yahudi
Politisi dan Pengambil Keputusan:
Sekretaris Negara Amerika Serikat, Henry Kissinger: Yahudi.
Politisi AS, Joseph Lieberman : Yahudi.
Sekretaris Negara AS, Casper Enbed : Yahudi.
Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Maxim Litvinov : Yahudi.
Perdana Menteri Selandia Baru, John Key: Yahudi.
Perdana Menteri Singapura, David Marshall : Yahudi.
Gubernur Australia, Ishak Isaac : Yahudi.
Perdana Menteri Inggris, Benjamin Disraeli : Yahudi.
Perdana Menteri Rusia, Yevegni Primakov : Yahudi.
Presiden Portugal, Jorge Sampaio : seorang Yahudi.
Wakil Perdana Menteri Kanada, Herb Jerry : Yahudi.
Perdana Menteri Perancis, Pierre Mendes : Yahudi.
Media Berpengaruh :
CNN – Wolf Blitzer: Yahudi.
ABC News – Barbara Walters: Yahudi.
The Washington Post – Eugene Meyer: Yahudi.
Majalah Time – Henry Grunwald: Yahudi.
The Washington Post – Katherine Graham Yahudi.
New York Times – Joseph Elevid: Yahudi.
New York Times – Max Frankel: Yahudi.
dan masih banyak lagi...
Spoiler for Perang 6 hari dan Superioritas Israel:
Perang 6 Hari atau Perang Arab-Israel 1967 adalah perang yang berlangsung selama 6 hari, tepatnya antara tanggal 5 - 10 Juni 1967. Konflik tersebut merupakan bagian dari rangkaian konflik bersenjata antara Israel melawan keroyokan negara-negara Arab yang diwakili oleh Mesir, Suriah, & Yordania dengan mendapat bantuan aktif dari negara-negara Arab lainnya seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, Aljazair, dan Sudan. Pasca perang yang dimenangkan oleh Israel tersebut, wilayah Israel bertambah luas, sementara wilayah negara-negara Arab tetangganya menyusut.
Sesuai namanya Perang Enam Hari, perang ini berlangsung kurang dari enam hari atau selama 132 jam 30 menit namun berlangsung enam hari penuh di Suriah. Perang ini mulai pecah pada tanggal 5 Juni 1967 ketika Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir yang telah mempersiapkan 1.000 tank dan 10.000 pasukan yang disiagakan sebelumnya di perbatasan dan memanggil negara-negara Arab lainnya untuk bersatu melawan Israel.
Adapun berbagai latar belakang yang menjadi penyebab terjadinya perang ini adalah :
1. Akibat Perang Arab-Israel Pada Tahun 1948 Dan 1956
Kekalahan Arab pada perang Arab-Israel pada tahun 1948 dan 1956 menimbulkan ketidakpuasan pada bangsa Arab. Akibat kekalahan itu pasukan UNEF dari PBB dikirim untuk berjaga-jaga di Semenanjung Sinai Untuk mengamankan daerah itu agar bebas dari tentara dan gerilyawan sehingga perang bisa terhindarkan untuk sementara. Walaupun hal ini sempat mewujudkan perdamaian Mesir dengan Israel, namun hal ini tidak serta merta menyelesaikan konflik. Pada tahun 1956 karena tidak adanya kepastian penyelesaian dan resolusi mengenai masalah-masalah itu menyebabkan keseimbangan yang tidak pasti antar negara-negara Arab dengan Israel. Hal itu membuat negara-negara Arab tidak mengakui kedaulatan Israel, sehingga membuat mereka meendorong gerilyawan-gerilyawan untuk menyerang sasaran-sasaran Israel
2. Israel Dan Suriah
Suriah yang mendukung serangan-serangan terhadap Israel yang sering memasuki Yordania, mulai menembaki komunitas rakyat Israel di timur Danau Galilea dari posisinya Dataran Tinggi Golan, sebagai bagian dari perselisihan atas penguasaan Zona Demiliterisasi, yaitu tanah kecil yang diklaim oleh Israel dan Suriah. Hal ini semakin memperbesar konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.
BERJALANNYA PERANG
Tanggal 5 Juni 1967 di bawah kode sandi "Operasi Fokus", pesawat-pesawat tempur Israel secara mendadak melancarkan serangan ke pangkalan-pangkalan udara milik Mesir. Akibat serangan tersebut, Mesir yang sebelum perang merupakan negara Arab dengan kekuatan militer terlengkap & termodern kehilangan sebagian besar pesawat tempurnya. Total, ada 338 pesawat Mesir yang hancur akibat serangan tersebut. Hancurnya pesawat-pesawat tempur Mesir di lain pihak memberikan keuntungan bagi Israel yang kini bisa mendominasi front udara di sisa Perang 6 Hari.
Pada tanggal yang sama, pasukan darat Israel yang sudah disiagakan di sepanjang perbatasan Israel-Mesir juga mulai bergerak memasuki wilayah Mesir dengan harapan bisa memanfaatkan kelengahan Mesir yang masih terkaget-kaget akan serangan udara mendadak Israel. Awalnya Mesir mengira kalau Israel akan menyerang wilayah darat Mesir dari arah Sinai tengah & selatan seperti dalam konflik Suez di tahun 1956. Namun tanpa disangka-sangka, Israel ternyata melancarkan serangan dari arah Sinai utara & tengah.
Pasukan Israel awalnya mengalami kesulitan saat harus bergerak lebih jauh di Sinai karena terhalang oleh pasukan Mesir yang terkonsentrasi di Abu-Ageila. Namun dengan cerdik, mula-mula Israel menerjunkan pasukan penerjun payungnya di belakang garis depan pertempuran untuk menyabotase artileri milik pasukan Mesir. Rusaknya artileri pasukan Mesir lantas diikuti dengan pergerakan pasukan darat Israel yang mulai mengepung Abu-Ageila dari segala penjuru.
Pasukan Mesir di Abu-Ageila yang sudah dikeroyok dari segala arah sempat berusaha melawan sekuat tenaga. Namun setelah melalui pertempuran sengit selama 3,5 hari, pasukan Mesir akhirnya memilih untuk mundur meninggalkan Sinai & Abu-Ageila pun jatuh ke tangan Israel. Dengan mundurnya pasukan Mesir, selebihnya berjalan relatif mudah bagi Israel & pasukan Israel terus bergerak secara perlahan tapi pasti ke arah Sinai barat. Memasuki tanggal 8 Juni 1967, wilayah Semenanjung Sinai akhirnya berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Israel.
Tanggal 8 Juni juga diwarnai dengan insiden penyerangan kapal perang AS, USS Liberty, oleh armada Israel di Laut Mediterania. Akibat serangan tersebut, USS Liberty mengalami kerusakan & 34 awak kapalnya harus kehilangan nyawa. Israel meminta maaf akan serangan tersebut sambil berdalih kalau mereka mengira bahwa USS Liberty adalah kapal perang Mesir. Permintaan maaf Israel tersebut diterima oleh pemerintah AS, namun peristiwa serangan USS Liberty tetap menjadi kontroversi hingga sekarang karena adanya pendapat bahwa serangan tersebut sebenarnya dilakukan secara sengaja oleh pasukan Israel. (Gila berani banget ampe berani gituin AS)

Front Timur (Tepi Barat, Yordania)
Tanggal 5 Juni 1967 pagi, pasukan Yordania mulai membombardir wilayah timur Israel dengan tembakan artileri. Hujan tembakan artileri tersebut lalu diikuti oleh serangan udara oleh pasukan Yordania tak lama berselang. Israel lantas membalas serangan-serangan tersebut dengan serangkaian gelombang serangan udara & tembakan misil darat yang sukses menghancurkan beberapa pesawat tempur & stasiun radar milik Yordania.
Memasuki sore hari, Israel mulai melancarkan serangan darat besar-besaran untuk merebut Yerusalem. Pertempuran berjalan sengit & pasukan Israel awalnya kesulitan untuk menembus garis pertahanan pasukan Yordania yang berpengamanan tinggi & dilengkapi dengan ranjau. Namun, pasukan Israel yang dibantu oleh serangan udara akhirnya berhasil menembus garis pertahanan tersebut & mencapai tepi Yerusalem pada tanggal 7 Juni. Salah satu kunci keberhasilan dari serangan tersebut adalah karena pesawat tempur Israel menargetkan tangki bahan bakar eksternal milik tank-tank Yordania sehingga tank-tank tersebut tak bisa lagi dioperasikan.

Tank-Tank Yordania hancur
Di daerah sekitar Yerusalem, pertempuran sengit masih tetap berlangsung. Pasukan Yordania yang masih tersisa awalnya masih sanggup bertahan & bahkan sempat berhasil menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur Israel yang berdatangan. Namun, serangan udara besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Israel selama 2 jam akhirnya menamatkan perlawanan pasukan Yordania tersebut. Merasa tidak sanggup lagi bertahan lebih lama menghadapi gempuran pasukan Israel, pasukan Yordania akhirnya memilih untuk mundur & seluruh wilayah Tepi Barat pun jatuh ke tangan Israel.
Front Timur Laut (Dataran Tinggi Golan, Suriah)
Menyusul beredarnya informasi palsu bahwa pasukan Mesir berhasil menundukkan pasukan Israel & sedang bersiap menyerbu Tel Aviv, ibukota Israel saat itu, Suriah akhirnya memutuskan untuk mulai ikut terjun ke medan perang. Sebagai serangan pembuka, Suriah mengirimkan pesawat-pesawat tempurnya untuk membombardir pemukiman Israel di Galilea, namun pesawat-pesawat tempur Israel dengan sigap mencegatnya & sukses menembak jatuh 3 pesawat tempur milik Suriah.
Pada sore hari tanggal 5 Juni, Israel melancarkan serangan udara balasan ke wilayah Suriah. Pesawat-pesawat tempur mereka membombardir pangkalan-pangkalan udara milik Suriah untuk menghancurkan pesawat-pesawat tempur yang masih diparkir - meniru taktik yang mereka lakukan di hari-hari awal peperangan di front Mesir. Akibat serangan tersebut, Suriah kehilangan 30 lebih pesawat militernya & pesawat-pesawat Suriah yang masih tersisa diperintahkan untuk diparkir di wilayah Suriah yang lebih dalam.
Tanggal 9 Juni dini hari, Suriah yang sejak 5 hari sebelumnya terlibat kontak senjata kecil-kecilan dengan pasukan darat Israel mengeluarkan pernyataan gencatan senjata. Namun gencatan senjata tersebut ditolak oleh Israel yang berdalih ingin "menghukum" Suriah atas keterlibatan mereka dalam Perang 6 Hari. Maka masih di tanggal yang sama, dengan modal bocoran informasi dari Eli Cohen - mata-mata Israel yang menyamar sebagai petinggi militer Suriah - pasukan Israel mulai bersiap untuk menguasai Dataran Tinggi Golan yang terletak di perbatasan Israel & Suriah.
Tanggal 9 Juni pagi, Israel memulai agresinya dengan melancarkan serangan udara besar-besaran selama 2 jam yang sukses menghancurkan sejumlah meriam artileri & gudang logistik milik Suriah. Serangan udara tersebut juga memakan korban jiwa dalam jumlah besar sehingga imbasnya, moral pasukan Suriah mulai jatuh & banyak dari mereka yang mulai membelot atau kabur dari medan perang. Di lain pihak, tak lama sesudah serangan udara dilancarkan, pasukan darat Israel mulai digerakkan untuk menembus garis pertahanan yang dibangun oleh pasukan Suriah.

Pasukan suriah menyerah pada Israel
Pertempuran darat berjalan sulit bagi kedua belah pihak, terutama karena kondisi Dataran Tinggi Golan yang berbukit-bukit. Kendati demikian, Israel masih tetap menunjukkan superioritasnya & secara perlahan tapi pasti mereka terus bergerak lebih dalam ke wilayah Suriah. Pasukan Suriah di lain pihak hanya bisa sesekali menahan serangan pasukan Israel sebelum kemudian mundur. Memasuki tanggal 10 Juni, seluruh wilayah Golan akhirnya berhasil dikuasai oleh Israel dengan sedikit usaha karena seluruh pasukan Suriah yang masih ada di Golan ternyata sudah melarikan diri pada hari itu. Dikuasainya Golan sekaligus menandai berakhirnya Perang 6 Hari dengan kemenangan telak Israel atas tetangga-tetangganya.
KONDISI PASCA PERANG
Perang 6 Hari jika ditotal berlangsung selama sekitar 132,5 jam alias sekitar 5,5 hari. Jumlah korban tewas di pihak Israel akibat Perang 6 Hari mencapai 900 jiwa lebih, namun jumlah tersebut bisa dikatakan tidak seberapa bila dibandingkan dengan jumlah korban tewas di pihak negara-negara Arab lawannya. Mesir kehilangan 15.000 tentaranya, Yordania kehilangan 6.000 tentaranya, sementara Suriah kehilangan 2.500 tentaranya. Selain korban tewas yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, negara-negara Arab tersebut juga kehilangan lebih dari 5.000 buah tanknya.
Pasca Perang 6 Hari, wilayah Israel bertambah luas sebagai akibat dari keberhasilannya menguasai wilayah negara-negara tetangganya selama perang. Di sebelah selatan, mereka mendapatkan Semenanjung Sinai & Jalur Gaza dari Mesir. Sementara di sebelah timur, mereka mendapatkan Tepi Barat dari Yordania & Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Bulan November 1967, PBB menginstruksikan Israel untuk mundur dari wilayah-wilayah taklukannya tersebut. Namun selain daerah Sinai & Jalur Gaza, wilayah-wilayah hasil taklukan Israel dalam Perang 6 Hari tetap dikuasai oleh Israel sehingga terus memicu sengketa hingga sekarang.
Kekalahan telak yang diderita oleh negara-negara Arab dalam Perang 6 Hari tidak membuat mereka kapok untuk kembali berkonflik dengan Israel. Sejak bulan Juli 1967 alias hanya sebulan sesudah Perang 6 Hari contohnya, Mesir & Yordania terlibat pertempuran kecil-kecilan dengan Israel yang dikenal sebagai "Perang Pengurangan" (War of Attrition) hingga tahun 1970. Tahun 1973, Mesir & Suriah juga kembali terlibat perang skala besar dengan Israel dalam perang yang populer dengan nama "Perang Yom Kippur". Sesudah Perang Yom Kippur, tidak ada lagi konflik antar negara yang melibatkan Israel, namun mereka tetap terlibat pertempuran dengan milisi-milisi Palestina & Lebanon hingga sekarang
0
7.8K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan