sebelumnya ane minta maaf dulu kalo thread nya berantakan atau ada kesalahan di thread ane
Spoiler for No Repost:
Spoiler for Pendahuluan:
Berawal dari percakapan ane dan ce ane saat nonton tv
= ane
= ce ane
= eh yank, aku heran deh kok tiap ada pertandingan timnas kok ada nama Ibu Dibyo yah?
= eh kamu ga tau? dia itu ratu tiket tau.
= hah? ratu tiket? maksudnya?
= dia ga cuman ngejual tiket bola aja, tapi tiket konser tuh juga tau . eh ga tiket konser juga sih, hampir semua tiket dia jual . pokoknya dia ratu tiket deh.
= masa sih? baru tau aku.
= makanya sekali2 itu nntn konser ,beli tiketnya biar tau beli tiket nya dimana, ada kok web nya ibu Dibyo.
= tapi kalo tiket untuk ke hatimu dia ga jual kan ?
= ihh kamu bisa aja *tiba2 ane di cubit
ane memutuskan untuk mencari tau tentang ibu Dibyo.
pas ane cari tentang ibu Dibyo , susah banget gan
beruntung masih ada beberapa artikel mengenai beliau
Quote:
Bermula dari keinginan untuk membantu suami dalam mengupulkan dana untuk pembangunan sebuah sekolah di Jalan Sukabumi - Menteng, pada tahun 1963, Ida Kurani Soedibyo, atau yang lebih akrab disapa Ibu Dibyo, berinisiatif untuk membantu penjualan tiket suatu pemutaran film di Hotel Indonesia. Tiketnya dijual di rumah dan dilakukan secara door-to-door. Tidak disangka, bisnis yang semula diawali dengan niat iseng ini berkembang pesat. Setiap penyelenggara pemutaran film menitipkan tiketnya nontonnya kepada Ibu Dibyo. Dengan modal seadanya, jadilah ruah kediamannya yang berlokasi di Jalan Cikini Raya no. 10 menjadi tempat usaha penjualan tiket.
Spoiler for Tiket:
Semakin berkembangnya usaha penjualan tiket, tidak hanya tiket nonton saja yang dijual Ibu Dibyo, tetapi juga beragam tiket konser, sepak bola, bulu tangkis, dan pertunjukan seni. Salah satu pencapaian Ibu Dibyo adalah pada tahun 1975 ketika Ibu Dibyo dipercaya menjadi distributor tiket grup disko yang terkenal pada tahun '70-an, Boney M.
Usaha yang kemudian lebih dikenal dengan Ticket Box Ibu Dibjo (TBID) ini, bekerja sama dengan para promotor pertunjukkan, sukses memegang peranan penting sebagai distributor tiket beragam konser besar di Jakarta. Sebut saja Phil Collins, Mick Jagger, Diana Ross, Michael Learns to Rock, Boyzone, Westlife, dan masih banyak lagi.
Spoiler for Tiket Westlife:
Pada Maret 2002, Ibu Dibyo wafat.
Bisnis tiket tidak lantas berhenti begitu saja. Keempat anaknya bekerja keras untuk terus melanjutkan usaha yang telah dirintis oleh ibundanya berpuluh-puluh tahun yang lalu. Dan hingga kini, Ticket Box Ibu Dibjo masih berdiri.
Melanjutkan bisnis orangtua memang tidak segampang yang orang kira. Begitulah kira-kira yang saat ini dialami oleh Nuska Sri Sulistiyowati, putri ketiga ibu Dibyo . Praktis sejak ibu Dibyo meninggal, 13 Maret 2002 yang lalu, Nuska mau tidak mau harus melanjutkan bisnis yang telah dikelolah ibunya sejak tahun 1963.
Spoiler for Putri Ibu Dibyo :
Tentu saja Nuska sempat kewalahan saat pertama kali menghendel bisnis penjualan tiket ini. Pasalnya, selama ini dia tidak pernah “menyetuh” bisnis tiket tersebut. Ia menyerahkan semua urusan bisnis tersebut pada ibunya. Namun sejak orangtuanya meninggal, Nuska harus menghendel semua urusan administrasi bisnis penjualan tiket box yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Karena Nuska lebih kompeten di “dunia” perbankan, maka Nuska yang saat ini jadi Head of Treasury and Correspondent Banking di Bank Merincorp ini langsung mengambil alih masalah keuangan dengan menjadi direktur keuangan bisnis tiket Ibu Dibyo.Sementara urusan yang lain diserahkan kepada kedua saudaranya.
“Baru sekarang saya merasa, betapa ibu begitu ulet dan telaten dalam menjalankan bisnis ini. Karena terus terang kita dituntut untuk benar-benar sabar menghadapi para pembeli. Apalagi kalau konsernya batal sementara tiket sudah ada di tangan pembeli, wah, bener-bener jadi masalah yang besar,”kata Nuska seraya tersenyum saat mengenang peristiwa tersebut.
Spoiler for Penampakan Website ibu Dibyo:
Meski baru beberapa bulan Nuska mengambil alih jalannya bisnis tersebut, namun Nuskah optimis bahwa bisnis ini akan tetap bagus. Namun Numun sebagai orang baru yang menangani bisnis tersebut, Nuska mengalami banyak pengalaman baru yang tentunya sedikit membuatnya kerepotan.
Apalagi ia tak hanya mengurusi bisnis penjualan tiket, tapi pekerjaan kantornya serta dua orang anaknya yang juga butuh perhatian dari dia. Tak heran jika Nuska yang memang sangat mencintai pekerjaan ini harus bisa benar-benar membagi waktu.
Namun karena kecintaan Nuska kepada ibunya, ia tak mau bisnis penjualan tiket, toko bunga serta bisnis lain yang telah dijalankan ibunya terbengkalai. Akhirnya Nuska harus rela melepas kegiatan rutinnya menjadi analis di salah satu program TV yang tajuk Market Review yang ditayangkan di Metro TV. Bahkan tak hanya kegiatan bisnis, Nuska juga harus mengurusi semua kegiatan sosial yang selama ini dijalani oleh orangtuanya.
“Capek juga sih sebenarnya, namun saya harus menjalaninya. Dan yang pasti saya harus bener-benar bisa membagi waktu saya, antara pekerjaan dan keluarga. Karena selama ini terus terang peran ibu saya terhadap keluarga, terutama dalam mengasuh dua anak saya sangat berarti sekali. Dan setelah ibu meninggal tanggung jawab yang harus saya pikul praktis makin besar,”terang Nuska.
Namun Nuska yakin bahwa seberat apapun pekerjaan yang ia hadapi asal dilakukan dengan tulus dan hati yang senang pasti akan membuahkan hasil.
*nb : maaf gan ane ga nemu fotonya ibu Dibyo nya langsung,cuman ketemu foto putrinya.mungkin kalo agan ada yang punya atau tau ane bakal update di pejwan