- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ONE MORE, INDONESIA DAN PENYADAPAN


TS
Zeihatsu
ONE MORE, INDONESIA DAN PENYADAPAN
Hai gan gimana kabar? Enak zamanku kan? 
Laik this yo? Yg g setuju jangan
Jangan ragu maksudnya,.. wekawekaweka..

Laik this yo? Yg g setuju jangan

Jangan ragu maksudnya,.. wekawekaweka..
Akhir-akhir ini banyak dari perusahaan media massa menjadikan kasus penyadapan negeri tetangga Australia terhadap para pejabat Indoensia sebagai headline berita yang mereka sajikan. Penyadapan itu dinilai sangat tidak beretika dan tidak bermartabat mengingat Indonesia telah mengadakan ikatan kerjasama terhadap negeri kanguru itu dalam beberapa kesepakatan.
Hubungan kerjasama antara dua Negara tersebut diasumsikan akan H A N C U R mengingat respon dari berbagai pihak yang ada di Indonesia. Mulai dari beberapa pejabatnya yang tanggap sasmitohingga rakyat biasa. Beberapa praktisi IT pun ikut meramaikan suasana ini. Para peretas Indonesia mulai melakukan hacking terhadap situs-situs Australia sebagai bentuk kecaman atas penyadapan yang dilakukan.
Sepertinya berita ini benar-benar akan menjadi lebih menarik. Apalagi peralatan Densus 88 bantuan Australia ternyata juga diklaim digunakan untuk menyadap ‘orang-orang (katanya) penting’ di negeri ini.
Sekilas Indonesia merupakan negara malang dan tidak becus. Dan menurut saya paling parah itu mengklaim merdeka, padahal sejatinya porak-poranda.
Para pendemo penyadapan Australia yang terjadi di belahan nusantara memancing perhatian saya. Sebelumnya saya mohon maaf. Saya bukanlah pengamat atau peneliti. Saya hanya berbagi yang mungkin ‘berguna’ bagi orang lain. Kalau toh salah, semoga menjadi bahan koreksi untuk didiskusikan agar bisa menghasilkan nilai yang langkah tindak lanjutnya bisa dilaksanakan.
Sebenarnya masalah penyadapan itu sudah terjadi sejak dulu bahkan sebelum Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hanya berbeda dalam teknisnya. Hingga kini pun, bahkan seandainya kasus penyadapan Australia ini selesai penyadapan akan tetap berlanjut. Karena penyadapan itu tidak hanya bisa dilakukan dengan perangkat yang umumnya dipakai korban. Ada 1001 cara bagaimana seseorang itu bisa disadap.
Yang jadi masalah adalah status Indonesia yang sudah mengklaim merdeka akan tetapi tidak bisa bergerak bebas. Masih dalam jeratan pihak asing. Para pemerintahannya yang ‘jujur’ dibuat bungkam dengan intimidasi yang didapatkan dari seluruh informasi terkait dengan yang bersangkutan dan pemerintah yang bersifat londo ireng kalau orang Jawa bilang, orang pribumi yang berpihak kepada kepentingan asing.
Jadi saya akan tertawa setiap kali melihat ada orang yang berdemo sebagai respon atas penyadapan itu. “Kenapa baru sekarang kalian demo? Kalian disadap itu sudah dari dulu.”

Kemudian menurut hemat saya, penyadapan itu adalah legal dan sah-sah saja. Itu wajar dan sesuai dengan fitrah manusia. Adapun statemen ‘Penyadapan itu adalah pencurian data dan pelanggaran privasi’ itu tidak sepenuhnya benar. Karena seringkali kesalahan dilakukan oleh mereka-mereka yang menjadi korban. Yakni mengumumkan data pribadinya dan ‘aurat’-nya kepada khalayak umum secara CUMA-CUMA. Dari sinilah penyadapan muncul. Dan tidak serta-merta penyadap dipredikatkan sebagai kriminal.
Bagi yang muslim mungkin bisa buka surat Al-Ahzab ayat 32 yang artinya, “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga muncullah keinginan buruk dari orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya…”.
Ayat ini menghimbau kepada para wanita agar dalam berbicara tidak menggunakan intonasi yang bisa mengundang syahwat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya. Dan dari ayat ini pula bisa kita simpulkan bahwa kita jangan sampai melakukan aktifitas-aktifitas yang mengundang perhatian sehingga muncullah keinginan buruk dari orang-orang yang mengetahuinya. Misalkan kita menaruh motor mahal di depan rumah tanpa dikunci, memakai perhiasan mencolok, menampakkan barang-barang berharga di ruang tamu, dan sebagainya. Termasuk menyajikan data dan menggunakan sesuatu yang bisa dipakai atau dilihat orang banyak. Sehingga orang-orang yang ada penyakit di hatinya memiliki keinginan-keinginan yang tidak baik kepada kita.
Kita tentu ingat pesan Bang Napi, “Ingat! Kejahatan terjadi bukan karena ada niat dari pelakunya. Tetapi juga ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!” Artinya, persempit apapun yang menimbulkan kesempatan terjadinya tindak kriminal.
Maka dari itu, apakah respon kita dengan demo, respon kita dengan meretas situs-situs Australia itu menyelesaikan masalah? Sama sekali tidak akan.
Kalau kita disadap, menurut penilaian saya, respon yang paling tepat, ganti mereka yang kita sadap. Simple. Dan beres

Pernah saya berpikir, menyadap Indonesia itu motifnya apa? Indonesia itu apanya yang disadap? Begitu juga sebaliknya, mau menyadap Australia itu memang kita mau ngapain?

Tetapi yang paling penting adalah belajar dari kehidupan. Ketika terjadi masalah, kita harus cerdas dalam melihat masalah. Dan kita selesaikan dengan mempelajari masalah itu. Jika disadap, maka kita harus belajar tentang dunia keamanan informasi. Sehingga kemungkinan-kemungkinan negatif bisa diminimalisir.
0
950
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan