- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sudah Biasa Timnas Senior Indonesia Kalah, Ini Penyebabnya


TS
mediapromoutama
Sudah Biasa Timnas Senior Indonesia Kalah, Ini Penyebabnya
Lagi dan lagi Timnas Indonesia harus menelan kekalahan demi kekalan. Kali ini Timnas Indonesia dipecundangi Timnas Irak di kandang sendiri dengan skor 0-2.
Selasa (19/11/2013) malam WIB. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kembali menjadi saksi bisu terpuruknya prestasi Timnas Senior Indonesia. Maksud hati ingin membalas dendam atas kekalah 0-1 di leg pertama, apa lah daya Timnas Senior Indonesia malah ditekuk 2 gol tanpa sempat membalas. Keinginan sang pelatih Jackson F. Tiago untuk memberi kado perpisahan yang indah hanya isapan jempol belaka. Pupus sudah harapan pecinta sepakbola di tanah air untuk menyaksikan Timnas Senior berlaga di putaran final Piala Asia 2015 Australia.
Pelatih Jackson F. Tiago cukup percaya diri dengan menggunakan strategi menyerang dengan formasi 4-3-3 denga trio penyerang Zulham Zamrun, Boaz dan Samsul Arif di lini depan. Ternyata taktik yang diterapkan tersebut tidak efektif ketika berhadapan dengan para pemain Irak yang juga punya kecepatan dan keunggulan fisik, dan mambuat permainan Timnas Indonesia tidak berkembang, alhasil Timnas Garuda harus kebobolan gawangnya sebanyak 2 kali hingga babak pertama berakhir.
Di babak kedua, pelatih Timnas Indonesia mengubah strategi dengan melakukan beberapa pergantian pemain dan mengubah formasi ke 4-4-2, hasilnya lumayan, Timnas Garuda beberapa kali mengancam pertahanan lawan, dan mendominasi jalannya pertandingan, tapi sayang hingga akhir pertandingan tak satupun gol tercipta dan Timnas Indonesia harus mengakui kekalahan dan merelakan untuk tidak bisa tampil di putaran final Piala Asia 2015 Australia.
Dalam tulisan saya sebelumnya, saya pernah menulis, bahwa Timnas Indonesia mestinya bermain dengan formasi 4-3-3 dari menit awal babak pertama saat bertandang ke Cina. Namun, formasi 4-3-3 ternyata terlihat tidak efektif ketika berhadapan dengan Irak. Bagaimanapun kejelian pelatih dan meramu strategi dan menerapkan formasi yang tepat tentunya bergantung pada lawan yang dihadapi.
Dari empat pertandingan Timnas Indonesia yang saya amati khususnya setelah kisruh sepakbola berakhir, sangat kentara sekali beberapa titik lemah mengapa Timnas Garuda begitu akrab dengan yang namanya kekalahan, diantaranya mental bertanding, determinasi, kekompakan dan kerja sama tim yang masih kurang optimal. Kalau dari segi ketahanan fisik menurut saya sudah ada perbaikan, justru saya perhatikan mereka terlihat lebih enjoy, lebih agresif dan lebih percaya diri di babak kedua.
Dari hal-hal tersebut di atas, bisa dimaklumi, mereka kurang menyatu dalam tim, karena jarangnya bermain bersama, terus seringnya bongkar pasang pemain dan pelatih. Kalau kita perhatikan di negara lain, skuad intinya sudah jelas dan suah padu satu sama lainnya, kemudian disisipkanlah beberapa pemain-pemain mudah untuk regenerasi. Hal ini yang tidak terjadi di skuad Garuda, semua masih dalam tahap coba-coba.
Indonesia masih menyisakan satu lagi pertandingan away melawan Arab Saudi, tapi pelatih sudah hampir dipastikan akan berganti. Menurut kabar, Alfred Riedl akan menggantikan Jackson. Inilah Timnas Indonesia, begitu gambang keluar masuk pemain, begitu mudah juga gonta ganti pelatih. Maka dari itu, jangan berharap Timnas Indonesia bisa berprestasi.
Meskipun dengan nada pesimistis, saya masih tetap menyimpan asa, agar Timnas Senior Indonesia bisa berprestasi minimal bisa merebut Piala Aff. Semoga!
Sumber : [URL="http://mediautama.blogdetik..com/2013/11/23/main-di-kandang-sendiri-timnas-senior-kalah-0-2-atas-irak/"]Media Utama[/URL]
Supported by : Toko dan Grosir Sepatu di Jakarta Selatan
Selasa (19/11/2013) malam WIB. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kembali menjadi saksi bisu terpuruknya prestasi Timnas Senior Indonesia. Maksud hati ingin membalas dendam atas kekalah 0-1 di leg pertama, apa lah daya Timnas Senior Indonesia malah ditekuk 2 gol tanpa sempat membalas. Keinginan sang pelatih Jackson F. Tiago untuk memberi kado perpisahan yang indah hanya isapan jempol belaka. Pupus sudah harapan pecinta sepakbola di tanah air untuk menyaksikan Timnas Senior berlaga di putaran final Piala Asia 2015 Australia.
Pelatih Jackson F. Tiago cukup percaya diri dengan menggunakan strategi menyerang dengan formasi 4-3-3 denga trio penyerang Zulham Zamrun, Boaz dan Samsul Arif di lini depan. Ternyata taktik yang diterapkan tersebut tidak efektif ketika berhadapan dengan para pemain Irak yang juga punya kecepatan dan keunggulan fisik, dan mambuat permainan Timnas Indonesia tidak berkembang, alhasil Timnas Garuda harus kebobolan gawangnya sebanyak 2 kali hingga babak pertama berakhir.
Di babak kedua, pelatih Timnas Indonesia mengubah strategi dengan melakukan beberapa pergantian pemain dan mengubah formasi ke 4-4-2, hasilnya lumayan, Timnas Garuda beberapa kali mengancam pertahanan lawan, dan mendominasi jalannya pertandingan, tapi sayang hingga akhir pertandingan tak satupun gol tercipta dan Timnas Indonesia harus mengakui kekalahan dan merelakan untuk tidak bisa tampil di putaran final Piala Asia 2015 Australia.
Dalam tulisan saya sebelumnya, saya pernah menulis, bahwa Timnas Indonesia mestinya bermain dengan formasi 4-3-3 dari menit awal babak pertama saat bertandang ke Cina. Namun, formasi 4-3-3 ternyata terlihat tidak efektif ketika berhadapan dengan Irak. Bagaimanapun kejelian pelatih dan meramu strategi dan menerapkan formasi yang tepat tentunya bergantung pada lawan yang dihadapi.
Dari empat pertandingan Timnas Indonesia yang saya amati khususnya setelah kisruh sepakbola berakhir, sangat kentara sekali beberapa titik lemah mengapa Timnas Garuda begitu akrab dengan yang namanya kekalahan, diantaranya mental bertanding, determinasi, kekompakan dan kerja sama tim yang masih kurang optimal. Kalau dari segi ketahanan fisik menurut saya sudah ada perbaikan, justru saya perhatikan mereka terlihat lebih enjoy, lebih agresif dan lebih percaya diri di babak kedua.
Dari hal-hal tersebut di atas, bisa dimaklumi, mereka kurang menyatu dalam tim, karena jarangnya bermain bersama, terus seringnya bongkar pasang pemain dan pelatih. Kalau kita perhatikan di negara lain, skuad intinya sudah jelas dan suah padu satu sama lainnya, kemudian disisipkanlah beberapa pemain-pemain mudah untuk regenerasi. Hal ini yang tidak terjadi di skuad Garuda, semua masih dalam tahap coba-coba.
Indonesia masih menyisakan satu lagi pertandingan away melawan Arab Saudi, tapi pelatih sudah hampir dipastikan akan berganti. Menurut kabar, Alfred Riedl akan menggantikan Jackson. Inilah Timnas Indonesia, begitu gambang keluar masuk pemain, begitu mudah juga gonta ganti pelatih. Maka dari itu, jangan berharap Timnas Indonesia bisa berprestasi.
Meskipun dengan nada pesimistis, saya masih tetap menyimpan asa, agar Timnas Senior Indonesia bisa berprestasi minimal bisa merebut Piala Aff. Semoga!
Sumber : [URL="http://mediautama.blogdetik..com/2013/11/23/main-di-kandang-sendiri-timnas-senior-kalah-0-2-atas-irak/"]Media Utama[/URL]
Supported by : Toko dan Grosir Sepatu di Jakarta Selatan
0
3.9K
52


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan