- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Operasi Militer U-Boat Nazi di Indonesia


TS
playboyhtc
Operasi Militer U-Boat Nazi di Indonesia




Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), awalnya mendapatkan informasi dari para nelayan lokal. Mereka mengaku menemukan kapal berbentuk tabung. Shinatria yakin kapal itu pasti kapal selam. Dia melakukan riset dan menemukan fakta-fakta menarik.
Laporan ini di follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November 2013 lalu dan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.
Shinatria menduga kapal itu merupakan U-168 dengan tipe IXc/40. Merupakan kapal selam jarak jauh untuk menjelajah Samudera. Kapal selam itu karam karena ditorpedo.
“Penemuan ini pertama kali dan sangat menarik. Baru sekali kita menemukan kapal selam U-Boat,” katanya.
Ditemukan Bangkai U-Boat 168 Nazi di Laut Jawa
Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Penemuan ini besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.
“Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini,” kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Selasa (19/11/13).

“Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 meter dengan garis tengah 4,9 meter,” kata Bambang.
Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia.
“Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu, pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainnya,” kata Shinatria, Selasa (19/11/13) malam.
Penemuan Barang-Barang dan Tengkorak di U-Boat 168
Shinatria Adhityatama (25) tak bisa melukiskan perasaannya saat menyelam memasuki reruntuhan bangkai kapal selam yang sudah terkubur 70 tahun lamanya di dasar Laut Jawa. Riset arkeolog asal Universitas Gajah Mada (UGM) selama dua tahun terbayar sudah.
Kapal selam U-Boat kebanggaan Angkatan Laut Nazi Jerman itu ditemukan di dasar laut. Lokasinya 10 jam pelayaran ke arah timur dari Pulau Karimun Jawa.
Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi diperoleh dari reruntuhan itu.
Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.
Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti dipakai tentara Jerman.
Selain itu ditemukan baterai, penutup panel listrik dan sakelarnya, juga kancing baju diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular, kacamata selam, dan selang pernapasan.
“Saat itu gelap, banyak endapan di reruntuhan kapal itu. Kondisi kapal sudah porak poranda, buritan sudah hilang,” kata Shinatria. “Kami juga temukan kerangka manusia. Kalau tengkorak ada sekitar 4-6, dugaan kami itu awak kapal U-Boat,” katanya.
Operasi Militer Tentara Hitler ke Laut Jawa
Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk jalur logistik Inggris dari India. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The Gruppe Monsun.
“Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik yang dikuasai Jepang,” jelasnya.
Pada masa perang dunia II, belasan U-Boat beroperasi di perairan Indonesia. Mereka bertugas menghancurkan suplai sekutu dari Asia Tengara serta membantu Jepang menjaga Samudera Hindia.

Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam. Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.
“Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan angkatan laut Jerman dan Jepang,” tutur Shinatria.
U-Boat 168 karam di terpedo Belanda, 6 Oktober 1944
Jika benar itu adalah bangkai U-Boat seri U-168 sesuai pernyataan Ketua Tim Peneliti dari Pusat Purbakala Nasional Bambang Budi Utomo, maka itu adalah kapal selam yang kandas ditorpedo saat patroli keempatnya.
Dari data situs U Boat Nazi Jerman, seri U-168 keluar dari galangan pada 15 Maret 1941 di Bremen. Setelah itu, U-Boat tersebut berpatroli di perairan Eropa sebelum dikirim ke Samudera Hindia. Nahas, U-Boat tersebut karam ditorpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch.
Selama berpatroli, U-Boat U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton.
Patroli pertama, U-168 adalah keluar dari Kiel pada 3 Maret 1943 lantas menuju Kattegat dan Skaggerak sepanjang garis pantai Norwegia. Lewat celah antara Islandia dan Kepulauan Faroe, U-168 masuk ke Samudera Atlantik dan barat daya Greenland. Dia mencapai Lorient, Prancis pada 18 Mei tahun yang sama.

Patroli kedua, menuju wilayah Samudera Hindia dengan mampu mengandaskan kapal Inggris SS Haiching sekitar 130 km barat daya Mumbai (India) pada 2 Oktober 1943. Patroli kedua berakhir di Penang, Malaysia pada 11 November.
Patroli ketiga, U-168 mulai berangkat dari Penang pada 7 Februari 1944. Inilah patroli tersukses U-168. Mereka mengandaskan kapal antara lain HMS Salviking berbendera Inggris di selatan Srilanka pada 14 November.
Lantas kapal berbendera Yunani Epaminondas Embiricos 210 km utara Maladewa dan terakhir mereka merusak kapal berbendera Norwegia Fenris tetapi kehabisan torpedo sehingga kapal Norwegia itu selamat sampai Mumbai.
Patroli keempat, U-168 dilakukan di Laut Jawa hingga kapal selam itu menemui ‘ajal’. Berawal dari patroli 5 Oktober 1944 kapal meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta).
Dini hari tanggal 6 Oktober 1944, kapal selam itu akhirnya di torpedo musuhnya dari Belanda yaitu kapal selam Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322) sebuah kapal selam atau Submarine dari kelas-T (T class).
Kapal selam U-168 milik Nazi Jerman itupun akhirnya karam dan bangkainya baru ditemukan 69 tahun kemudian, pada tahun 2013.
Saat ini sejumlah barang dari kapal selam U-168 milik Nazi Jerman sudah diangkut untuk diteliti. Namun bangkai kapal bersejarah itu masih tetap ada di dasar Laut Jawa.

Kapal selam U-168 dikomandani oleh Helmut Pich. Dia sebenarnya perwira kebanggaan militer Nazi Jerman. Sebelum memegang U-168, Helmut Pich juga sudah pernah berkarier di U-Boat seri U-180 di Samudera Hindia.
Helmut Pich lahir di Rastenburg, Jerman pada 26 Juni 1914. Dia bergabung dengan AL Nazi Jerman pada 1934, pada usia 20 tahun. Pada 1939-1941, dia ditugaskan ke AU Nazi menjadi pilot pesawat tempur. Dia kemudian menjalani latihan sebagai awak U-Boat pada Oktober 1941 sampai Maret 1942.
Tugas pertamanya adalah bersama U-Boat seri U-103 di mana kapal itu berhasil mengandaskan 9 kapal musuh berbobot total 42.000 ton.
Laporan ini di follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November 2013 lalu dan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.
Shinatria menduga kapal itu merupakan U-168 dengan tipe IXc/40. Merupakan kapal selam jarak jauh untuk menjelajah Samudera. Kapal selam itu karam karena ditorpedo.
“Penemuan ini pertama kali dan sangat menarik. Baru sekali kita menemukan kapal selam U-Boat,” katanya.
Ditemukan Bangkai U-Boat 168 Nazi di Laut Jawa
Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Penemuan ini besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.
“Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini,” kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo, Selasa (19/11/13).

“Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 meter dengan garis tengah 4,9 meter,” kata Bambang.
Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia.
“Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu, pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainnya,” kata Shinatria, Selasa (19/11/13) malam.
Penemuan Barang-Barang dan Tengkorak di U-Boat 168
Shinatria Adhityatama (25) tak bisa melukiskan perasaannya saat menyelam memasuki reruntuhan bangkai kapal selam yang sudah terkubur 70 tahun lamanya di dasar Laut Jawa. Riset arkeolog asal Universitas Gajah Mada (UGM) selama dua tahun terbayar sudah.
Kapal selam U-Boat kebanggaan Angkatan Laut Nazi Jerman itu ditemukan di dasar laut. Lokasinya 10 jam pelayaran ke arah timur dari Pulau Karimun Jawa.
Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi diperoleh dari reruntuhan itu.
Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.
Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti dipakai tentara Jerman.
Selain itu ditemukan baterai, penutup panel listrik dan sakelarnya, juga kancing baju diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular, kacamata selam, dan selang pernapasan.
“Saat itu gelap, banyak endapan di reruntuhan kapal itu. Kondisi kapal sudah porak poranda, buritan sudah hilang,” kata Shinatria. “Kami juga temukan kerangka manusia. Kalau tengkorak ada sekitar 4-6, dugaan kami itu awak kapal U-Boat,” katanya.
Operasi Militer Tentara Hitler ke Laut Jawa
Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk jalur logistik Inggris dari India. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The Gruppe Monsun.
“Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik yang dikuasai Jepang,” jelasnya.
Pada masa perang dunia II, belasan U-Boat beroperasi di perairan Indonesia. Mereka bertugas menghancurkan suplai sekutu dari Asia Tengara serta membantu Jepang menjaga Samudera Hindia.

Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam. Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.
“Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan angkatan laut Jerman dan Jepang,” tutur Shinatria.
U-Boat 168 karam di terpedo Belanda, 6 Oktober 1944
Jika benar itu adalah bangkai U-Boat seri U-168 sesuai pernyataan Ketua Tim Peneliti dari Pusat Purbakala Nasional Bambang Budi Utomo, maka itu adalah kapal selam yang kandas ditorpedo saat patroli keempatnya.
Dari data situs U Boat Nazi Jerman, seri U-168 keluar dari galangan pada 15 Maret 1941 di Bremen. Setelah itu, U-Boat tersebut berpatroli di perairan Eropa sebelum dikirim ke Samudera Hindia. Nahas, U-Boat tersebut karam ditorpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch.
Selama berpatroli, U-Boat U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton.
Patroli pertama, U-168 adalah keluar dari Kiel pada 3 Maret 1943 lantas menuju Kattegat dan Skaggerak sepanjang garis pantai Norwegia. Lewat celah antara Islandia dan Kepulauan Faroe, U-168 masuk ke Samudera Atlantik dan barat daya Greenland. Dia mencapai Lorient, Prancis pada 18 Mei tahun yang sama.

Patroli kedua, menuju wilayah Samudera Hindia dengan mampu mengandaskan kapal Inggris SS Haiching sekitar 130 km barat daya Mumbai (India) pada 2 Oktober 1943. Patroli kedua berakhir di Penang, Malaysia pada 11 November.
Patroli ketiga, U-168 mulai berangkat dari Penang pada 7 Februari 1944. Inilah patroli tersukses U-168. Mereka mengandaskan kapal antara lain HMS Salviking berbendera Inggris di selatan Srilanka pada 14 November.
Lantas kapal berbendera Yunani Epaminondas Embiricos 210 km utara Maladewa dan terakhir mereka merusak kapal berbendera Norwegia Fenris tetapi kehabisan torpedo sehingga kapal Norwegia itu selamat sampai Mumbai.
Patroli keempat, U-168 dilakukan di Laut Jawa hingga kapal selam itu menemui ‘ajal’. Berawal dari patroli 5 Oktober 1944 kapal meninggalkan Batavia (sekarang Jakarta).
Dini hari tanggal 6 Oktober 1944, kapal selam itu akhirnya di torpedo musuhnya dari Belanda yaitu kapal selam Hn.Ms. Zwaardvisch (P-322) sebuah kapal selam atau Submarine dari kelas-T (T class).
Kapal selam U-168 milik Nazi Jerman itupun akhirnya karam dan bangkainya baru ditemukan 69 tahun kemudian, pada tahun 2013.
Saat ini sejumlah barang dari kapal selam U-168 milik Nazi Jerman sudah diangkut untuk diteliti. Namun bangkai kapal bersejarah itu masih tetap ada di dasar Laut Jawa.

Kapal selam U-168 dikomandani oleh Helmut Pich. Dia sebenarnya perwira kebanggaan militer Nazi Jerman. Sebelum memegang U-168, Helmut Pich juga sudah pernah berkarier di U-Boat seri U-180 di Samudera Hindia.
Helmut Pich lahir di Rastenburg, Jerman pada 26 Juni 1914. Dia bergabung dengan AL Nazi Jerman pada 1934, pada usia 20 tahun. Pada 1939-1941, dia ditugaskan ke AU Nazi menjadi pilot pesawat tempur. Dia kemudian menjalani latihan sebagai awak U-Boat pada Oktober 1941 sampai Maret 1942.
Tugas pertamanya adalah bersama U-Boat seri U-103 di mana kapal itu berhasil mengandaskan 9 kapal musuh berbobot total 42.000 ton.
Sumber
http://forum.viva.co.id/sejarah/1361...indonesia.html
Lanjuuuttt...
0
4.7K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan