Kaskus

Entertainment

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Jangan Berlebihan Anti-Australia
Kita marah dengan tindakan Australia untuk menyadap pembicaraan telepon para pejabat tinggi Indonesia. Tindakan itu adalah tindakan ilegal yang tidak benarkan dalam Konvensi Wina 1961. Untuk itulah kita mendukung langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Tony Abbot guna mempertanyakan maksud tindakan intelijen Australia tersebut dan memanggil pulang Duta Besar Indonesia di Canberra.

Sikap tegas Indonesia itu berdampak terhadap politik di Australia. PM Abbot berupaya untuk mengubah sikapnya yang semula tidak mau meminta maaf dan akan segera menjawab surat dari Presiden Yudhoyono.

Australia menyadari bahwa pihaknya telah melakukan kekeliruan. Mereka pun menyadari bahwa sikap permusuhan dengan Indonesia hanya akan merugikan mereka sendiri. Bukan hanya di dalam bidang politik, tetapi juga militer, ekonomi, dan keamanan Australia akan terganggu.

Selama ini Australia menjadikan Indonesia sebagai bumper untuk menahan laju manusia perahu dari Timur Tengah yang hendak ke Negeri Kanguru itu. Australia bahkan secara sengaja memberikan dana kepada Indonesia agar mau menampung terlebih dahulu para imigran gelap yang terdampar di negeri ini.

Kalau saja kita mengubah kebijakan untuk tidak mau berkompromi dan membiarkan manusia perahu itu berlayar ke Australia, niscaya Pemerintah Canberra akan kerepotan. Tiba-tiba mereka harus mengurusi ribuan manusia perahu yang nyaris tiada henti untuk datang ke Australia.

Hal yang sama berlaku dalam bidang ekonomi. Negara mana yang bisa menampung produksi pertanian Australia sekarang ini. Kalau saja Indonesia tidak membeli hasil produk pertanian mereka, maka sebagian hasil produksi mereka itu tidak akan bisa terserap dan pasti akan busuk.

Sejauh ini Australia terpukul dengan keputusan Presiden untuk menghentikan kerja sama militer, intelijen, dan pertukaran informasi. Latihan militer yang sedang berjalan langsung diputuskan untuk dihentikan dan ini membuat Australia sadar bahwa kemarahan Indonesia tidaklah main-main.

Kita tunggu saja apa jawaban surat yang akan disampaikan PM Abbott kepada Presiden. Biarkan saja persoalan politik ini diselesaikan dengan cara politik. Oleh karena politics is the art of the possible, pasti akan ada cara untuk menyelesaikan setiap persoalan politik yang terjadi.

Lihat saja ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Jerman karena tindakan intelijen AS untuk menyadap komunikasi Kanselir Angela Merkel. Presiden AS Barack Obama menyampaikan penyesalannya dengan menelepon langsung Kanselir Merkel.

Dalam hal itu, kita sebagai masyarakat harus mempercayakan penyelesaian persoalan kepada pemerintah. Kita boleh mendesak pemerintah untuk bersikap lebih keras, tetapi bagaimana penyikapan itu dilakukan sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

Janganlah persoalan politik antara dua negara itu kemudian mengimbas ke tingkat masyarakat. Jangan sampai kita bertindak berlebihan yang akhirnya bukan menyelesaikan masalah, tetapi justru memperkeruh suasana.

Kita melihat bahwa penanganan persoalan penyadapan itu sudah berlebihan. Kelompok masyarakat menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk unjuk gigi. Kita mengekspresikan nasionalisme dengan cara mengobarkan rasa kebencian.

Kita tidak boleh terpancing untuk bersikap anarkistis. Kita justru harus menunjukkan kematangan kita sebagai bangsa yang memiliki peradaban dan juga harga diri. Kemarahan kita tidak boleh diekspresikan dengan sikap antipati yang berlebihan.

Aksi demonstrasi di depan Kedutaan Australia tidak perlu dilakukan setiap hari. Apalagi sampai harus membakar bendera negara tersebut. Cukup sekali kita sampaikan kekecewaan kita dan sebagai bangsa yang memiliki etika, Australia pasti tahu bagaimana harus menanggapi kekecewaan kita tersebut.

Masih banyak hal yang lebih penting untuk kita lakukan sebagai bangsa. Kita harus mengonsentrasikan diri untuk membangun kesejahteraan seluruh rakyat. Jangan semua energi yang ada ditumpahkan hanya untuk melampiaskan kemarahan dan kemarahan itu hanya ditujukan kepada Australia.

Kita tidak boleh menjadi bangsa pemarah, apalagi bangsa yang hanya bisa marah-marah. Terutama para pemimpin harus mengajak seluruh warga bangsa ini untuk menyalurkan energi yang kita miliki untuk tujuan yang positif, karena masih banyak pekerjaan rumah lain yang harus kita selesaikan.
0
960
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan