(dikenal dengan nama Guti; lahir di Torrejón de Ardoz, Madrid, Spanyol, 31 Oktober 1976; umur 37 tahun) merupakan seorang mantan pemain sepak bola Spanyol. Ia berposisi sebagai gelandang serang. Terakhir ia bermain untuk klub Turki, Beşiktaş dan pernah juga bermain untuk tim nasional Spanyol.
Spoiler for Perjalanan Karir:
Real Madrid
Lahir di Torrejon de Ardoz , Komunitas Madrid , Guti mulai bermain untuk Real Madrid s ‘ cantera pada tahun 1986, awalnya sebagai striker , namun kemudian pindah ke lapangan tengah, dan sebagian besar waktunya ia habiskan disana sambil merintis karir. Pada tanggal 2 Desember 1995, ia melakukan debut pertama sebagai pemain profesional melawan Sevilla FC, memenangkan pertandingan dengan kedudukan akhir 4-1.
Pada tahun 1997, Guti menambahkan dua piala, yakni Piala Liga dan Supercup Spanyol; total 17 pertandingan sudah ia mainkan kala itu. Pada musim 1997-1998, ia membantu Madrid mengangkat Trofi Liga Champions dan Piala Intercontinental.
Pada musim 1999-2000 merupakan masa sulit buat Guti. Ia berjuang dengan keras untuk menggantikan peran Clarence Seedorf. Sejak saat itu, dengan karakternya yang keras, kartu merah pertama membuat dia dikeluarkan dari Lapangan hijau. Sifat negatif ini sering berulang dalam karirnya. Namun segi positifnya, Guti mulai rajin mencetak gol. Di tahun yang sama, total ia mencetak 6 gol dalam 28 pertandingan. Tahun berikutnya merupakan musim terbaik Guti dengan mencetak 14 gol, dimana ia di-plot sebagai striker saat itu untuk menggantikan Fernando Morientes yang dibekap cedera. Ia salah satu pemain yang berkontribusi besar selama berseragam Madrid.
Setelah pembelian Ronaldo di tahun 2002, Guti kembali ke lapangan tengah, dan tingkat mencetak golnya turun drastis. Selama dua musim berikutnya, ia mencetak delapan gol dalam 63 pertandingan; Liga Champions, Piala Super Eropa , dan Piala Intercontinental. Pada tahun 2003, ia menambah koleksi Piala Madrid, yakni Piala Domestic Supercup.
Selama 2004-05, adalah musim terendah Guti dalam mencetak gol. Itulah saat dimana ia gagal mencetak gol untuk pertama kalinya dalam tujuh musim di skuad utama. Dia hanya berhasil mencetak satu gol, dalam sebuah pertandingan internasional melawan San Marino pada bulan Februari 2005. Pada 2005-06, ia memainkan 43 pertandngan dan mencetak enam gol (empat di liga dan dua di kompetisi Eropa ).
Dengan dipilihnya Ramón Calderón sebagai presiden klub dan bersumpah untuk membawa AC Milan ‘s bintang Brasil Kaká ke Real Madrid, masa depan Guti di Bernabéu mulai tidak aman. Dia dikaitkan dengan hijrah ke rival sekota, Atletico de Madrid, tetapi pada akhirnya iamemutuskan untuk masih bermain untuk Real Madrid.
Dengan pensiunnya Zinedine Zidane, Guti menjadikan dirinya sebagai playmaker yang kreatif selama musim 2006-2007. Hal ini ditunjukan dengan sangat baik ketika Real Madrid melawan Sevilla dengan kemenangan 3-2, Mei 2007. Ia memberikan kontribusi yang banyak ketika Real Madrid menjadi Juara Liga untuk kali 30.
Pada tanggal 10 Februari 2008, Guti mencetak dua gol dan tiga assist dalam pertandingan kandang melawan Real Valladolid, dan ia pun dianugerahi man of the match di pertandingan tersebut. Real Madrid memenangkan pertandingan 7-0 dan akhirnya mengangkat lagi trofi juara. Pada tanggal 14 September, dia mencetak gol ke 5000 Real Madrid dengan kemenangan 4-3 atas CD Numancia.
Pada musim 2009-10, walapun dengan bergabungnya Kaká di Real Madrid, Guti masih berperan secara signifikan dalam tim. Namun pada akhir Oktober, setelah kekalahan 0-4 atas Alcorcón di Kompetisi Domestic Cup, ia diduga menghina pelatih Manuel Pellegrini pada babak kedua, yang kemudian berbuntut panjang dan tidak pernah bermain untuk skuad utama.
Karir Internasional
Ia bermain untuk Timnas Spanyol sejak 5 Mei 1999 (Spanyol - Kroasia, 3-1), namun Guti tetap gagal tampil di tahap final turnamen untuk negaranya. Total ia memainkan 14 caps bersama Timnas Spanyol
Sebelumnya, ia memenangkan UEFA U-19 Championship pada tahun 1995, diikuti oleh - Under 21 satu pada tahun 1998
The Best Left-Footed Playmaker in Los Galacticos 1
[][youtube]TvAXeI1tNqM[/VIMEO]
[color[/youtube] We are indonesians We love football. No matter which side we stand on...Football is a game; La Liga, EPL, Serie-A, Bundes Liga, Eredivisie, ISL, Timnas Indonesia 19 (Maaf gan ke-mention, kebiasaan nonton Timnas Indonesia U-19
Football and I are loving each other, but sometimes my wife doesn't want us to be together