Belum tayang saja, film Soekarno: Indonesia Merdeka menjadi kontroversi bagi besar pihak keluarga Soekarno. Bukan kali pertama film karya sutradara muda Hanung Bramantyo menuai protes. Tahun lalu dengan judul film “Cinta Tapi Beda”, pemutaran film dihentikan. Kini dalam versi drama sejarah nasional, film “Soekarno” produksi MVP Pictures dikritik pedas oleh keluarga Soekarno.



Menurut Guruh Seokarnoputra seperti dilansir tempo.co, sudut pandang yang digunakan dalam film adalah komersialisasi, bukan sejarah perjuangan. Sedangkan Rachmawati Soekarnoputri menurut pemberitaan kompas.com, menyatakan ketidakpuasannya karena produksi film dianggap tidak sesuai dengan konsesnsus. Rachmawati meminta film untuk tidak diputar.

Di sisi lain, keberadaan film tersebut berpotensi menyuarakan pesan Soekarno: Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Terlepas dari kritik-kritik tadi, semangat nasionalisme bagaimanapun bisa jadi bertumbuh pada penonton. Apa yang akan terjadi, lihat nanti pada penayangannya. Maka akan terjawab apakah penayangan film Soekarno cukup untuk membayar kritik pedas keluarga Seokarno.

Secara garis besar, film tersebut menceritakan perjuangan Soekarno yang meneriakkan, “Kita harus merdeka sekarang!” hingga mengantarkannya pada pembuangan di Ende.

Fluktuasi gairah politik turun ketika berjumpa gadis bernama Fatmawati, sementara Inggit Garnasih sang istri pertama harus mengiklaskan kenyataan tersebut. Kemudian penjajahan Jepang mengobarkan semangat Soekarno hingga sampailah pada detik kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Soekarno diperankan oleh Ario Bayu didampingi Hatta yang diperankan Lukman Sardi. Kabarnya, film ini akan tayang akhir tahun 2013. Sejauh ini, Rachmawati tengah menggugat Hanung dan Raam Punjabi karena Raam dianggap tetap ingin menayangkan film Seokarno.


sumber : http://www.yuknontonfilm.com/kontorv...film-soekarno/